19 : Biskuit

9.4K 1.1K 271
                                    

19 : Biskuit

..

Sakura tahu apa yang sedang ia lakukan saat ini sangatlah menggelikan. Menunggu pemuda yang menginjak-injak perasaanmu dengan begitu kejamnya dan kau masih tetap berharap? Ha! Itu sangat menggelikan bukan?

Sakura tetaplah Sakura. Ia masihlah gadis keras kepala yang pantang mundur. Satu kali lagi... itu yang ia katakan pada dirinya sendiri. Satu kali lagi... Ia hanya menginginkan satu kesempatan untuk tahu... Mundur atau tetap bertahan.

Sakura berdiri tegap di gerbang desa Konoha. Rambut merah mudanya diikat dengan menggunakan pita berwarna hitam. Ia mengabaikan tatapan orang-orang di sekitarnya dan juga bisik-bisik mereka. Sakura tidak peduli dengan gosip yang akan timbul setelah ini. Ia tidak peduli!

Dan orang yang ia nanti akhirnya tiba. Hitam... itu adalah kata yang memenuhi benda Sakura saat melihat pemuda yang berjalan mendekatinya. Rambut hitam.... mata hitam.... jubah hitam... dan juga... kepribadian hitam.

Dulu Sakura bermimpi ingin menjadi warna dalam hidup Sasuke yang hitam. Ia bermimpi akan menghadirkan warna dan juga tawa. Ia bermimpi akan selalu bisa menggenggam tangannya dan mengatakan 'aku akan selalu ada untukmu'.

Aku akan selalu ada untukmu...

Sakura memang selalu ada untuk Sasuke... Namun Sasuke tidak pernah ada untuk Sakura...

Kini Sakura mulai bisa berpikir jernih. Cinta yang hanya diberikan oleh salah satu pihak saja, sampai kapankah cinta itu akan bertahan? Cinta itu memberi dan menerima. Cinta itu menunggu dan ditunggu. Sakura selalu memberi namun tidak pernah menerima. Sakura selalu menunggu... Namun apakah Sasuke juga menunggunya?

Dalam cinta tidak pernah ada kata adil. Pasti cinta dan perasaan salah satu pihak akan lebih dalam dibandingkan pasangannya. Orang itulah yang akan lebih sering berkorban, mengalah dan bersabar.

Ketika sepasang mata mereka bertemu, langkah kaki Sasuke langsung terhenti untuk sejenak.

Sakura mengepalkan tangannya kuat-kuat saat melihat Sasuke melanjutkan langkahnya.

Satu kali lagi...

"Sasuke-kun." Menyebut nama itu membuat hati Sakura terasa perih. Dan ketika pemuda itu berhenti tepat di hadapannya, hatinya semakin perih lagi.

"Aku ingin bertanya satu hal padamu. Kumohon jawablah dengan jujur."

Jarak diantara mereka sangatlah dekat namun mengapa hati mereka terasa begitu jauh?

"Ada apa?" Jawaban yang begitu singkat dan dingin.

"Apakah tidak ada lagi kesempatan bagiku untuk meraihmu?"

"Maaf."

Sakura tahu Sasuke akan menjawab seperti itu... Ia sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan ini. Meski begitu...

Sakura tersenyum tipis sambil berusaha menutupi kegetiran di hatinya. "Selamat datang di Konoha. Bagaimana misimu?" Kedua tangan Sakura masih mengepal erat, berusaha mengendalikan keinginan untuk meraih jubah hitam itu dan memeluk Sasuke.

Sasuke bungkam. Matanya meneliti ekspresi Sakura, berusaha membaca isi hati perempuan itu.

"Jangan khawatir. Aku sudah memutuskan untuk mundur." Sakura seolah bisa menebak jalan pikiran Sasuke saat ini. "Aku tahu kau tidak menginginkanku. Aku harus berhenti memaksamu."

Shino menyeret pergi kedua rekannya. Mencampuri urusan pribadi seseorang bukan hal yang dibenarkan. Akan lebih baik jika mereka menunggu gosip panas untuk mengetahui apa yang sedang terjadi antara Sasuke dengan Sakura saat ini.

Momiji - もみじWhere stories live. Discover now