BonChap💞

4.1K 493 89
                                    

"Saya terima nikahnya Kim Jisoo binti Kim Kiboem dengan mas kawin 28 gram dibayar tunai."

"SAAAAAAAH," teriakan Taehyung dan Mingyu, serta kolaborasi dengan Mang Baekhyun langsung menggelegar.

Akad nikah yang diadakan di dalam gedung berjalan dengan hikmat dan lancar, semua tersenyum haru dan bahagia.

Tetapi, siapa sangka. Ada sesuatu yang mengganjal di hati sang mempelai pria.

Bagaimana tidak mengganjal, jika dua adik lelakinya tidak terlihat selama prosesi akad nikahnya.

Hanbin dan Haruto. Keduanya tak ada di bangku jejeran keluarga pria.

Hanbin sudah berangkat dari rumah menggunakan kemeja rapi sejak pagi, katanya akan ke kampus. Sedangkan Haruto menginap di hotel bersama Nenek, tetapi tak terlihat sejak Bobby berangkat menuju gedung di pagi hari.

"Acara selanjutnya disambung oleh, sambutan dari masing-masing mempelai," kata pembawa acara membacakan susunan acara di resepsi akad nikah ini "Untuk Bapak Kim Jinhwan selaku kakak dari mempelai pria, waktu dan tempat kami persilahkan."

Jinhwan berdiri di belakang Bobby yang kini masih duduk sendiri karena Jisoo masih berada di ruang make up.

"Assalamualaikum, salam sejahtera untuk kita semua." ucap Jinhwan membuka sambutan "Hari ini, adik saya, putra kedua dari Bapak Kim Heechul dan Ibu Ahn Hanna, baru saja selesai menjalankan tugasnya. Kim Bobby yang sekarang bukan lagi si anak kedua yang berada dibawah tanggung jawab ayah, Kim Bobby yang sekarang adalah kepala keluarga untuk Kim Jisoo."

Jinhwan berjalan mendekat, menepuk pundak Bobby, "Dahulu, saat Bobby baru saja masuk SMP. Ada sebuah percakapan kecil antara kami berdua," cerita Jinhwan.

"Bobby bilang... jika ia besar nanti ia menginginkan istri secerdas Aisyah dan secantik Zulaikha."

Bobby yang mendengarnya langsung menunduk terkekeh, ia benar-benar ingat percakapan itu. Percakapan yang terjadi setelah ia membaca buku kisah istri para Rasul.

"Tapi Bobby..." Jinhwan berjalan semakin mendekat kepada Bobby, "Siti Aisyah itu pencemburu berat, pernah membanting piring di depan para tamu... Sedangkan Zulaikha memiliki masa lalu yang bisa dibilang buruk, pernah menggoda lelaki tanpa rasa malu."

Suasana di dalam gedung seketika menjadi hening, Sana bahkan terkejut mendengar suaminya bisa berbicara seperti itu. Didikan Ustadz Sooman memang luar biasa.

"Bobby... apa kamu bisa menerimanya seperti para Rasul? Menanggapi kemarahan sang istri dengan senyum dan kasih sayang. Serta memaafkan bahkan menerimanya dengan ketulusan?" kepala Bobby dengan sendirinya menggeng, saat mendengar pertanyaan dari Mas-nya.

Jinhwan mengangguk saat melihat kepala Bobby yang menggeleng, "Ya. Jika istri para Rasul yang amat shalehah saja memiliki kekurangan, apalagi wanita di zaman sekarang bukan?"

Jinhwan menarik nafasnya dalam-dalam, ia berusaha menahan tangis yang memaksa keluar. "Kim Bobby..." panggil Jinhwan sedikit bergetar, "saat tadi kau dengan lantang mengatakan 'saya terima nikahnya', saat itulah kau siap menerima semuanya. Menerima masa lalu istrimu seburuk apapun itu. Menerima kekurangannya, sejelek apapun itu.

"Menerima apapun yang ada pada istrimu, dengan tetap memposisikan diri sebagai imam. Selalu membimbing dan menuntunnya menjadi lebih baik," pesan Jinhwan. Membuat beberapa tamu undangan menitihkan air mata.

"Pada intinya," lanjut Jinhwan "sebagaimana-pun kau tidak sempurna, jangan pernah menuntut kesempurnaan pada pasanganmu... Cintai dia tanpa tapi, dan sayangi dia dengam Hati."

Bobby tiba-tiba saja kembali menunduk, matanya sudah tak mampu menahan air mata yang ingin keluar sedari-tadi. Bagaimana-pun, Jinhwan adalah seorang kakak yang mengurusnya dengan baik. Mendidik Bobby, menjaga Bobby, tetap memperhatikan Bobby walau Bobby tidak mempedulikan perhatian tersebut.

My Crazy Boy [Bobby-Jisoo]✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu