SPECIAL

3.4K 493 53
                                    

"Bin ... gue pinjem hp lo dooong ..." Hanbin yang sedang fokus pada komputernya langsung menoleh kepada Bobby yang kini sudah tiduran di atas ranjang kamar Hanbin. Tetapi, tak lama setelah itu kembali fokus pada koputernya.

"Percuma, Teh Jisoo gak akan ngeangkat telpon dari gue ..." balas Hanbin yang masih teteap fokus pada komputernya. "Dulu aja lo ngeledek Mas Jinan pas dipingit... kena karmakan sekarang."

"Lo gak tau rasanya, jadi diem aja deh!" sewot Bobby sebal sembari memainkan boneka Upin milik Hanbin. Sedangkan Hanbin hanya terkekeh saja, tanpa ada niat menoleh kepada Bobby, dan tetap fokus pada komputernya.

"Siraman besok gue gak bisa hadir..." kata Hanbin membuat Bobby langsung melempar boneka kembaran Ipin tersebut kepada Hanbin.

"Lo mau gue kutuk jadi Apin atau gimana HAH?!" tanya Bobby kesal saat mendengar perkataan Hanbin yang tak akan datang ke acara siramannya esok hari.

"Gue mau hadirin acara siramannya Teh Jisoooo..." bela Hanbin "dia teteh gue anjiir dari SMA."

"Gue abang lo dari lo lahir anjiiir!" protes Bobby "Masa iya lo malah hadirin siramanya Jisoo."

"Ya gimana dong, gue dulu sama Jennie udah janji bakalan jadi kuli pas nikahan Teh Jisoo..." balas Hanbin, "lo tau kebaya sama baju pengantin Teh Jisoo? Itu design gue sama Jennie pas zaman SMA...."

"Ya tapi gue Abang kandung lo bahlul!"

"Masalahnya Bang, gue juga gak bisa hadir di acara akad lo. Gue ada tugas praktek di kampus—"

"LO BENERAN MAU GUE BOTAKIN YA BIN?!" teriak Bobby kesal dan langsung melempari barang-barang kepada Hanbin.

"Lo udah gak akan ada di acara siraman gue, terus gak akan hadir di akad nikah gue?! Beneran cari mati lo!"

"Gini deh, gue hadirin akad nikah lo ... tapi nanti lo harus bayar sks gue yang gagal... yang jumlahnya bisa aja hampir sama sama modal nikah lo ..." kata Hanbin member saran yang sangat tidak berguna. "Atau ... gue ada di acara siraman lo, dan gue tetap gak bisa hadirin akad nikah lo. Tapi kalo Teh Jisoo ngembek ke gue, lo yang tanggung jawab."

Bobby melirik sebal kepada Hanbin yang kini sudah memeluk boneka Upin yang tadi Bobby lempar, "Lo kalo mau nge-prank gak lucu anjir!"

"Ngapain gue nge-prank? Gak niat bikin Youtube gue, akun lambe gue aja ga keurus noh ..." bela Hanbin sebal.

"Ya terus masa lo gak ngehadirin acara penting abang lo sendiri anjir?!"

"Ya gimana dong, gue juga harus mengejar masa depan gue!" Hanbin masih terus mempertahankan argumennya. "Lo mau nanggung hidup gue kalo misalnya masa depan gue suram?"

"Gue pinjem Hp lo, gue bilangin ke Jisoo kalo lo gak akan datang ke acara akad kita..."

"Nah kenapa gue mau datang ke acara siramannya Teh Jisoo?" tanya Hanbin "Anggap aja itu sebagai ucapan maaf gue karena gak bisa ngehadirin akad nikahnya."

"Terus siraman gue?" tanya Bobby merasa tertohok karena tak menjadi prioritas Hanbin.

"Ya siram tinggal siram ..." jawab Hanbin "urusannya sama gue apaan?"

Bobby menghela nafasnya, menatap sedih Hanbin yang sekarang sudah mengalihkan fokusnya pada Bobby. "Jadi persaudaraan kita selama ini tak ada artinya?" tanya Bobby mulai mendrama "apa arti dari saat kita berbagi ASI, Kim Hanbin? Apa kau lupa saat kita nyebur ke selokan bersama?"

Hanbin langsung mengumpat saat mendengar perkataan Bobby, tetapi ia tetap bengun dari posisi duduknya di kursi computer dan pindah ke ranjangnya. Ikut bergabung dengan Bobby yang sedang berbaring.

"Bukan seperti itu ..." kata Hanbin ikut bermain drama yang Bobby buat, "anggap saja ini sebagai salah satu cara untuk melepasmu pergi...."

"Jadi ... kau membiarkanku pergi?" tanya Bobby dengan tatapan sedih kepada Hanbin.

"Kita sudah terlalu lama bersama, hingga apapun yang kita lakukan seakan sudah pernah terjadi ..." balas Hanbin semakin tidak jelas, "biarkan kisah itu kini menjadi kenangan, tawa saat kita gangguin orang gila di pengkolan, masa saat kita karaoke bersama, menonton dangdut academy dari season Lesty ... biarkan itu ku jadikan kenangan."

"Bila yang tertulis untukku ... adalah yang terbaik untukmu ..." Saut Bobby mulai bernyanyi, menarik nada tinggi dengan suara seraknya yang khas.

"... Kan ku jadikan kau kenangan ..." selayaknya Saipul Jamil, Hanbin langsung menyambungkan lagu tersebut. Ikut bernyanyi dengan Bobby.

"YANG TERINDAH DALAM HIDUPKUU" nyanyi keduanya dengan kompak, tetapi nada semau mereka.

"Seperti inilah ibu-ibu, jika waktu kecil kurang diberi ASI..." gumam Donghyuk yang melihat kelakuan Abang dan Aanya bersama dengan Dahyun dari celah pintu kamar Hanbin yang terbuka, "gedenya malah jadi ASU."

"Sebuah bukti bahwa manusia pintar bukan berarti tidak gila..." balas Dahyun dengan tatapan sedih kepada Hanbin dan Bobby yang sedang berkaraoke ria. Dengan kepala Upin dan Ipin sebagai mic.

***

"Abaaaang, menu berikutnya..." Jisoo langsung menyodorkan piring berisi masakan buatannya kepada Jinwoo yang terpaksa harus menjadi kelinci percobaan.

"Jiii... gue bilang laper bukan berarti gue kelaperan..." kata Bang Jinwoo yang sudah kekenyagan karena banyak memakan masakan Jisoo.

"Ini yang terakhir deh, Baaaaang..." rengek Jisoo kepada Abangnya. Membuat Jinwoo mau tak mau kembali memakan masakan eksperimen karya adiknya. "Akukan mau manjain lidah Abang..."

"Manjain sih manjain... perut gue meledak!" komentar Jinwoo setelah berhasil menelan semur ayam karya Jisoo.

"Gimana? Enak ga?" tanya Jisoo tanpa mempedulikan tatapan Abangnya yang kekenyangan.

"Selayaknya semur..." jawab Jinwoo santai, "tapi setidaknya kali ini gak keasinan, gak kemanisan. Semuanya pas...."

"SERIUSAN?!" tanya Jisoo antusias, sedangkan Sang Abang hanya mengagguk saja. Dan kembali lanjut menghabiskan semur buatan Jisoo.

Melihat Jisoo yang antusias memasak membuat Jinwoo ikut tersenyum bahagia. Ia jadi ingat saat keduanya masih kecil. Jisoo selalu memaksanya bermain masak-masakan, tetapi Jinwoo tak pernah mau ikut dalam permainan itu.

Jinwoo dan Jisoo, sepasang Kakak berdik yang tidak terlalu sering berjumpa. Walaupun keduanya masih tinggal di rumah yang sama. Jinwoo sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter kandungan, sedangkan Jisoo setibanya di rumah tak pernah keluar dari kamar.

"Abang nyesel deh gak punya banyak kenangan sama kamu..." kata Jinwoo tiba-tiba, membuat Jisoo yang sedang membereskan kekacauan di dapur langsung menoleh kepada abangnya. "Kalo misalnya abang dikasih kesempatan mutar kembali waktu, mungkin abang akan memilih kembali ke masa saat kita masih kecil. Lalu abang akan ikut bermain masak-masakan dengan kamu...."

"Abang kenapa?" tanya Jisoo heran kepada Abangnya yang tiba-tiba menjadi serius. Padahal biasanya juga dia cuma cari masalah ke Jisoo dengan cara menghabiskan skincare Jisoo secara biadab. "Sedih nanti skincare aku bawa pergi dari rumah ini?"

Jinwoo langsung mengumpat, melodrama-nya kini menjadi hancur gara-gara pertanyaan Jisoo.

"Gue percaya kalo jodoh itu cerminan diri sendiri ... lo sama si Bobby sama aja..." gumam Jinwoo sebal dan memilih kembali menyuapkan kuah semur ayam.

TBC

My Crazy Boy [Bobby-Jisoo]✓Where stories live. Discover now