20. Temukan Kami

577 54 0
                                    

Di taman belakang rumah Azel tiga makhluk Bumi itu duduk dengan gelisah. Saat tangan Azel bergerak membuka album tua di atas meja, semua mata tersorot pada album itu. Lupa kalau ada pemandangan yang lebih indah di atas sana. Senja tentu saja terasa hangat seperti sebelumnya. Cahaya jingga menembus cela-cela daun akasia menuju ketiga manusia-manusia yang penuh rasa cemas itu.

“AZELLLL….!” Saepul memekik menyebalkan. Sangkin menyebalkannya sampai-sampai membuat Cyra terlonjak dan refleks memukul bahu laki-laki itu kuat.

“Kampret lu, Pul! Ngeselin banget!” sentak Cyra kesal sendiri.

“Apaan, sih?” Azel mengerutkan keningnya tak suka. Jelas saja tak suka, siapa suruh Saepul berteriak di saat-saat menegangkan seperti ini.

Entah terlalu polos atau memang memiliki bakat mengesalkan dari lahir, Saepul malah menyengir lebar menatap kedua temannya tanpa dosa. “Gugup banget gue. Serius.”

“Yaa, lu kira gue sama Azel enggak gugup apa? Lo nggak liat apa muka-muka serius gue?” dengus Cyra yang masih sebal.

“Gue kan mengekspresikan rasa gugup gue, emang salah?” Siap-siap saja pertikaian akan terjadi setelah ini. Siap-siap juga dengan apa yang akan dilakukan Azel untuk mendamaikan keduanya.

“Kalau kalian nggak mau diam, gue kuncir kepang kuda mulut kalian berdua.” Pelan namun menusuk, begitulah seorang Azel berbicara.

Kalau sudah begini, barulah Cyra dan Saepul menutup bibirnya rapat-rapat.
Azel menghela napas pelan. Tangannya terjulur membuka album dari bagian awal sampai ke bagian terakhir ia membukanya semalam. Seakan mendramatisir adegan, Cyra dan Saepul kompak melebarkan kedua matanya, bahkan Saepul sampai susah menelan salivanya sendiri.

“Azel pelan-pelan. Bisa jadi ini bakal jadi titik terang dari teka-teki di album ini.” Saepul berkata yakin. Rasanya ingin sekali ia menjerit sekali lagi. Ah, seandainya Azel tak masalah dengan sifatnya yang terlalu ekspresif.

Azel diam saja , namun telinganya mendengar peringatan itu. Dan saat foto ke delapan berada di tangannya, lantas saja laki-laki bermata hijau itu membalik foto tersebut.

 Dan saat foto ke delapan berada di tangannya, lantas saja laki-laki bermata hijau itu membalik foto tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hepta; Gali dan temukan kami.

Azel terdiam detik setelahnya. Membaca kalimat tersebut, rasanya sangat melegakan. Mata Azel terlihat kosong, seakan sedang menerawang langit yang tak berujung di atas sana. Di tempatnya duduk, Cyra mengambil alih foto tersebut dari Azel dan menaruhnya di atas meja agar Saepul bisa ikut membacanya.

“Hepta….” Cyra menyuarakan sebuat kata yang tercantum di tulisan itu, yang Saepul sambung dengan suara paling serius yang pernah Cyra dengar selama gadis itu mengenalnya. “Gali dan temukan kami.”

Dengan gerakan pelan, Cyra dan Saepul kompak menoleh ke arah Azel yang masih terpaku di tempat duduknya.
“Azel. Kita dapat petunjuk hebat!” Seruan Cyra tak juga membuat Azel sadar tempatnya berpijak.

AzelWhere stories live. Discover now