10

3.1K 310 30
                                    

   Hitam mewah jam yang terpasang di pergelangan tangan pria baret berwarna hitam. Sejak tiga puluh menit yang lalu, pria itu berdiri di dekat sebuah vending machine yang berada di terminal tempat dimana ia bertemu dengan seorang wanita yang telah lama tak terlihat dari pandangan tajamnya. Suana terminal cukup ramai mengingat sekarang memasuki waktu weekend. Di balik kacamata hitam besarnya, lensa cokelat di balik kelopak mata sejak tadi sibuk mengedar ke setiap sisi di hadapannya. Rasa cemas menggerogoti dirinya kala terlintas keraguan tentang wanita itu mau pergi bersamanya. Apakah sang istri hanya membual?Haruskah ia pergi sendiri ke Daegu?Apa yang ia katakan pada keluarganya bila tak membawa sang istri ke kampung halaman mereka?

Kim Tae Hyung menoleh ke samping lalu tak sengaja mendapati presensi dua insan tengah berpelukkan tak jauh darinya. Ia mengenal mereka. Pria Kim itu memejamkan matanya kala melihat salam perpisahan berupa kecupan ringan yang kedua insan itu lakukan. Hatinya telah hancur sepagi ini, ia berubah menjadi seorang pria lemah.

Taehyung memilih menatap mobil yang kini mulai di naiki satu persatu penumpang."Taehyung !"Taehyung menoleh ke samping dan mendapati wnita bersuri cokelat berada di sampingnya.

"Kau datang?" Hanya itu yang bisa Taehyung katakan setelah ingatan tentang cacian bahkan makian yang terlintas di kepalanya.

'Apa benar suamimu ini seorang bajingan, Ha-ya?'

"Kau berharap aku tidak datang?Sayang sekali, semalaman aku memikirkan apa yang harus aku lakukan nanti agar orang tua kita menganggap kita bahagia setelah pernikahan tak di harapkan itu..."

"Ha-ya?"

"Kenapa?Mau memulai kemesraan kita sekarang?Aku tahu cukup sulit membangun chemistry diantara dua insan yang tidak saling mencintai, berbeda dengan aku dan Jungkook, tidak perlu di bangun sudah tercipta dengan sendirinya tanpa paksaan sedikit pun," Setelah mengutarakan serentetan kalimat, Seulha meninggalkan Taehyung menaiki bus yang sebentar lagi akan berangkat.

Taehyung menghembuskan napasnya berat,"Aku tidak mau kehilangan kesempatanku kali ini, Seulha-ya.."

•••

Min Seulha

   Langkahku terhenti saat seorang pria bertelak pinggang seraya menatapku dengan datar. Aku terkekeh, itu Min Yoon Gi. Aneh rasanya melihat ia tengah menyiram bunga di kebun milik eomma. Pria pemalas itu lebih suka menjaga kasir kedai di tempat ia bekerja, kenapa tiba-tiba menjadi tukang kebun seperti itu?Aku pun berlari kecil menghampirinya.

"Oppa, tumben sekali kau menyiram tanaman?Sekian lama tak bertemu akhirnya kau berubah..."Ledekku membuat Yoongi oppa membulatkan mata sipitnya.

"Ya !Eommamu itu terus mengomeliku karena tanamannya sering layu !Dia yang menanam aku yang merawat, menyebalkan !"Cerocos pria bermarga Min itu.

Aku terkekeh,"Memang dimana eomma?"

"Di dalam, sedang menonton televisi..."Aku pun mengangguk kecil lalu memutar badan.

"Ha—ya..."Aku membalikkan tubuhku lalu menatap Yoongi oppa .

"Bagaimana tentang —"

"Pernikahanku?"Potongku.

Yoongi oppa mengangguk kecil,"Akan ku ceritakan nanti malam, tapi oppa —"

"Izinkan aku berselingkuh dengan pria yang ku cintai, ya?"Ia tersenyum dan kembali menangguk.

•••

    Malam telah datang saat aku sampai di kamar tempat dimana aku singgah sewaktu kecil. Aku menutup pintu setelah Taehyung masuk ke dalam kamarku. Kami baru saja pulang dari rumah orang tua Taehyung. Omong-omong, ayah Taehyung telah meninggal tiga hari yang lalu. Aku terkejut, Taehyung tidak mengatakannya saat kami bertemu di terminal pagi tadi. Sebetulnya, aku mau menginap dirumah orang tua Taehyung, hanya saja Kim eomma meminta kami untuk tinggal di rumahku sementara waktu. Ia tak mau kami datang untuk berkabung. Itu sangat memberatkan kami, katanya.

"Ha —"

"Ada apa?"Tanyaku sebelum ia selesai memanggil. Ia menatapku gugup. Cih, terlihat seperti bukan Kim Tae Hyung yang ku kenal.

"Dimana kasur lantainya ?"Dahiku mengkerut.

"Untuk apa?"Tanyaku.

"Apa ?eumm"Aneh sekali.

"Tidur, iya —aku mau tidur !"Mendengarnya, aku segera memiringkan kepalaku.

"Tidak perlu, tidur saja denganku..."Matanya membulat, aku menatapnya remeh.

"Kenapa?Senang?Anggap saja aku sedang menjalankan tugasku sebagai istrimu disini. Kau tidak akan bisa mendapatkannya lagi saat di Seoul nanti..."

Ia tersenyum kecil, seperti orang bodoh."G —gomawo.."Aku hanya mengangguk seraya memajukan bibir bawahku.

Tokk..took..tokk..
Kami menoleh ke arah pintu. Aku pun bergegas menghampirinya lalu membuka pintu berwarna cokelat itu.

Cklek..
Mataku menangkap presensi seorang Min Yoon Gi yang menunjukkan wajah datarnya.

"Nde, Yoongi-ssi. Ada yang bisa aku bantu?"Tanyaku.

Pria bermarga Min itu menatapku kesal,"Hei, kau berhutang cerita padaku, bodoh !"

Ah, iya.

"Mian, aku benar-benar lupa."Ia menaikkan bibir atasnya ke kanan.

"Ya tuhan, baiklah!Tuan Min, mari ku ceritakan dongeng penghantar tidurmu !!"Kataku. Namun, lelaki pendek itu malah memelototiku.

"Kau pikir aku anak kecil?!"Kesalnya, aku terkekeh lalu keluar dari kamar.

"Ha-ya, kau mau kemana?"Ku intip kamar dari luar.

"Aku mau berbincang dengan oppa sebentar. Lebih baik kau tidur duluan saja..."Kataku.

"Aku akan menunggumu, aku ingin tidur bersama denganmu.."Aku mengangguk kecil.

"Arrasseo, aku tak akan lama..."















Jujur saja, walaupun aku begitu mencintai Jungkook, ada rasa kasian di lubuk hati kecilku. Bagaimana pun, Taehyung sahabat kecilku, bibirku dapat berkata aku membencinya. Tapi perasaanku, tetap menyayanginya sebagai sahabat hingga detik ini.

‧͙⁺˚*・༓☾ 𝓑𝓮𝓰𝓲𝓷 𝓐𝓰𝓪𝓲𝓷 ☽༓・*˚⁺‧͙

𝑊𝑎𝑦𝑛𝑜𝑡𝑒𝑠 :

Hai, maaf .
Mungkin cerita ini udah kehilangan peminatnya karena aku yg sering mengecewakan.

Aku bakal lanjut cerita ini kalau emang masih ada peminat, kalau nggak ada mungkin aku ganti dengan cerita baru atau aku berhenti dari dunia wattpad.

Kepercayaan diriku -98% sejujurnya.

Semoga part pembuka ini tidak mengecewakan kalian, ya.

Terimakasih telah membaca !☺

╭┈˖⋆ ❁────
┊☆Fᥲᥒfιᥴtιoᥒ bყ Wᥲყιmᥲgιᥒᥱ, 2020 ˖⋆࿐໋₊
╰┄───➤ °♡•.

Begin AgainWhere stories live. Discover now