13

3.1K 302 15
                                    

   Malam ini terjadi sebuah kebakaran kecil di sebuah universitas swasta yang berada di kota Seoul. Kedua insan yang tengah menonton berita kebakaran tersebut hanya memandang televisi dalam diam. Sejak dua jam lalu, mereka memang hanya duduk bersebelahan di atas sofa. Min Seulha sejak tadi tak bisa diam ingin berbicara namun sepertinya mood pria di sampingnya dalam kondisi yang tidak baik. Pikirannya di penuhi pertanyaan, apakah terjadi sesuatu di perusahaan?Apakah perusahaan mengalami masalah selama Taehyung tak mem-back up sang kekasih ?

Wanita itu mengubah posisinya menghadap pada Jeon Jungkook. Tangan kirinya ia letakan di atas kepala sofa. Matanya memandang sang kekasih seraya menggigit bibir.

"Kenapa?"Tanya Jungkook singkat tanpa menoleh sedikit pun.

Seulha terkejut karena tiba-tiba sang pria bersuara dengan nada yang cukup dingin. Wanita itu berdekham kecil lalu menggeleng kepala. Seulha memutuskan kembali ke posisi awal, yaitu menghadap ke layar televisi. Mendengar suara gerakkan perpindahan posisi sang kekasih membuat Jeon Jungkook menggerakan kepalanya dan menatap wanita berusia 28 tahun itu. "Apakah ada sesuatu yang ingin noona katakan?"

Wanita itu menoleh, matanya menatap Jungkook dengan wajah bodoh."Eung,"

"Apa?"Seulha menelan paksa salivanya saat mendapatkan tatapan tajam dari sang pria.

"A —aniya, gwaenchana. Lupakan saja.."Pria berusia 26 tahun itu kembali meluruskan kepalanya. Seulha memilih untuk bangkit dari sofa dan pergi meninggalkan Jungkook di ruang tamu.

Jungkook membuang napasnya berat. Ia meraih remote televisi dan mematikan benda elektronik tersebut sebelum meninggalkan ruang tamu. Langkahnya menuju kamar tempat di mana saat sang kekasih tengah singgah.

Cklek
Jungkook mendapati wanitanya berada di atas ranjang menghadap ke arah jendela. Seulha sempat bergerak memeluk bantal yang biasa Jungkook pakai dengan erat. Pria itu mendekat lalu menaiki ranjang sesampainya di sana. Ia memeluk Seulha dari samping dengan posisi miring. Walaupun tak terdengar suara tangisan, Jungkook yakin bahwa sang kekasih tengah menangis karena bahu wanita itu kerap kali bergerak. Ya, terisak dalam diam dan tentu saja membuat Jungkook ikut bersedih.

Ini semua karenanya, satu minggu lebih pria itu mendiami Seulha. Tidak benar-benar mendiami, Jeon Jungkook hanya berbicara seperlunya dan tidak bermanja-manja lagi dengan wanita itu. Jujur saja, setiap melihat Taehyung —sekretarisnya— membuat hati Jungkook merasakan kepanikan yang begitu mengganggu hidupnya. Ia takut pria itu akan merebut sang kekasih untuk kedua kalinya. Pria bermarga Jeon itu pun tentu sama sekali tidak siap. Pasalnya hari demi hari di lewati bersama setelah mereka kembali di satukan, Jeon Jungkook pun semakin mencintai wanita yang lebih tua dua tahun darinya itu. Ia sempat berkeluh kesah pada Jimin, dan jawaban pria itu cukup menyadarkan ia agar ia tak boleh terlalu egois.

Jimin bilang, ini adalah resiko yang harus Jungkook hadapi bila memilih jalan kotor dalam hubungannya. Bagaimana pun, dirinya tak boleh mengekang sang wanita sekalipun wanitanya begitu mencintainya. Ada janji suci yang terikat pada kekasihnya, dan Jungkook harus menerima bila ada kalanya ia di nomor dua kan oleh Min Seulha. Mungkin Taehyung secara kasat mata terlihat sangat bersalah, pria terjahat dan harus mendapatkan karma seberat-beratnya. Hanya saja, sebetulnya di situasi seperti ini, Taehyunglah yang lebih sakit. Siapa yang bisa menerima sang istri pergi meninggalkannya secara terang-terangan demi mengejar kembali cinta sang kekasih? Sejahat apapun Taehyung, pasti di lubuk hati kecilnya, ia ingin merasakan pernikahan yang bahagia, karena itu janji sakral sehidup sematinya. Jika ingin memperbaiki lingkup hubungan ketiganya, salah satu dari mereka harus menyerah dan mendapatkan kesakitan yang teramat perih, karena semua yang berhubungan dengan cinta, setiap manusia akan egois bila menghadapinya. Semua orang ingin merasakan kebahagiaan dengan orang yang mereka cinta.

Begin AgainWhere stories live. Discover now