4

33.4K 3.9K 103
                                    

Zhao menghela napas, tidak enak harus datang ke Pasque Techno dengan berita yang tidak baik ini. Akibat dari skandal yang tersiar kemarin, bukan hanya membuat Hoshi mengurungkan kesempatan Pascal melakukan presentasi produk terbaru perusahaannya, tapi juga berencana mengakhiri kerjasama yang sudah terjalin selama ini. Zhao tahu selama ini Hoshi memilih tutup mata dengan semua issue yang berkembang tentang keluarga Pasque, tapi tampaknya yang kali ini sudah cukup untuk membuat Presiden Direktur HW-Hospital itu membuat keputusan.

"Zhao Walker dari HW-Hospital, saya punya janji dengan Pascal," kata Zhao pada sekretaris yang menempati meja di depan ruangan Pascal.

"Mr. Pasque ada meeting mendadak, namun silakan menunggu di dalam," ujar sekretaris Pascal, kemudian mengarahkan Zhao ke pintu kaca ganda.

"Oh, baik..." kata Zhao.

"Saya akan mengantarkan teh untu—"

"Thanks, tetapi enggak usah," tolak Zhao halus, berjalan untuk membuka pintu ruang kerja Pascal dan memasukinya.

Alih-alih menemukan ruang kosong seperti yang seharusnya, Zhao justru menemukan gadis berambut ikal panjang berdiri memunggunginya, asap rokok diembuskan pelan. Zhao mendongak, memperhatikan alarm deteksi asap di langit-langit ruang kerja Pascal telah dimatikan.

"Mami kayaknya nggak mau kalah dari Papi, ya? Gundiknya Papi seumuranku, terus ini gula-gulanya Mami kayak ABG baru dapat KTP," ucap Iris lalu kembali menyesap batang rokoknya.

Zhao tidak tahu harus menanggapi bagaimana.

"Bikin stress aja..." keluh Iris lalu menggelengkan kepala. "Orang tua kita benar-benar enggak bisa diandalkan untuk main aman. Tapi bisa jadi Mami sengaja mau pamer ke Papi kalau barangnya lebih bagus, iya eng— Astaga!"

Iris terbatuk sebelum menjatuhkan rokoknya, begitu ia berbalik langsung bersitatap dengan Zhao. Iris segera menginjak putung rokok yang masih mengeluarkan asap, mematikannya. Jangan sampai merusak karpet di ruangan Pascal, bisa gawat.

Zhao berjalan ke meja, mengambil remote untuk mengaktifkan menyaring udara, setelah itu mengaktifkan kembali alarm pendeteksi asap. Zhao memperhatikan Iris berlutut membersihkan sisa putung rokok dengan tissue basah, memasukkannya dalam saku lalu beralih duduk di sofa yang biasa Pascal gunakan untuk menerima tamu.

Iris mengeluarkan parfum dari tasnya, menyemprotkan ke segala arah, memastikan tidak tercium bau asap. Iris benar-benar merasa tidak nyaman, sudah bicara terlalu banyak di hadapan Zhao, sekaligus ketahuan merokok.

"Merokok enggak baik untuk kesehatan," kata Zhao sembari duduk di hadapan Iris.

Iris mengangkat alisnya, diantara semua komentar yang seharusnya diucapkan setelah mendengar konfirmasi skandal keluarganya. Zhao memilih berkomentar tentang rokok? Iris tidak habis pikir dengan sikap santun yang dimiliki sahabat kakaknya itu.

"Diantara semua hal yang bisa dikomentari, Mas Zhao memilih berkomentar tentang rokok?"

Zhao angkat bahu, "Aku enggak berhak mengomentari keluargamu, tapi sebagai agen kesehatan, wajib memperingatkanmu tentang bahaya rokok."

"Well, Mas Zhao memang lain," ungkap Iris lalu teringat sesuatu dan mengeluarkan kartu Zhao dari tasnya. "Terima kasih, aku dapat kartu baru hari ini."

Zhao menerima kartu tersebut dan mengangguk.

"Mas Zhao, ada jadwal meeting sama Pascal?" tanya Iris.

"Aku datang diluar janjian resmi yang biasanya."

"Karena skandal itu?"

Zhao tidak bisa menanggapi dengan sikap yang lebih baik, selain diam.

Iris angkat bahu, "Kadang kasihan juga sama Pascal, susah payah kerja keras, Papi sama Mami bertingkah terus..." katanya sebelum menghela napas. "Aku juga, bertingkah terus dan membuatnya kesulitan."

FLAWSOME #PasqueSeries IWhere stories live. Discover now