13

27.9K 3.6K 191
                                    


Jasmine menoleh pada suaminya, "What was that?" tanyanya.

Hoshi mengangkat bahu dan memilih untuk mengambil sumpit kembali, Jasmine menghalangi dengan sumpitnya sendiri. "Jasmine," kata Hoshi, tidak ingin menjelaskan apapun.

"Hoshi." kali ini Ryura yang bersuara, panggilan itu terdengar seperti teguran halus.

"Ada sesuatu kan?" tanya Jasmine lalu tersenyum pada putrinya yang mulai penasaran. "Jenna, panggil Uncle Zah lagi dong... belum selesai makan."

"Oke." Jenna segera turun dari kursi dan beranjak ke tangga, memanggil penuh semangat, "Uncle Zahhh..."

"Apa yang terjadi?" tanya Jasmine mengamati kursi kosong Zhao, sekaligus mangkuk nasi yang masih tersisa setengah bagian. "Kalian pernah berdebat hebat tentang siapa pemain terbaik Liverpool sepanjang masa, kalian juga pernah berdebat tentang pilihan presiden, pilihan wallpaper dinding, kursi bayi sampai peralatan baru untuk HW-Hospital. Semuanya itu melibatkan adu urat dan walau komentarmu menyebalkan, Zhao selalu bisa menerimanya... tapi kali ini... it's different."

"Mungkin pikiran Zhao sedang penuh," kata Hoshi

"Diantara kalian berdua, kamulah yang dominan dengan pikiran dan Zhao dengan perasaan." Ryura membuat putra sulungnya itu seketika menundukkan kepala.

"Kenapa sama Iris?" tebak Jasmine.

"Enggak ada, mungkin salahku karena sembarangan berkomentar tadi," kata Hoshi

Elina menatap Hoshi, "Apa Iris pasien yang sulit?"

"Semua orang menjadi sulit dalam posisi seperti itu."

"Terus kenapa Zhao sampai bereaksi begitu? Kamu pasti galak, iya 'kan?" tuduh Jasmine

Hoshi geleng kepala, "Aku begini dari dulu, kalau menurut Iris atau siapapun itu jadi galak ya terserah... aku melakukan hal yang harus dilakukan untuk membuatnya sembuh."

"Tapi ya kamu memang harus pengertian, tahu sendiri keadaan—"

"Keadaan itu enggak lantas membuatnya harus diistimewakan." Hoshi mendengus dan menatap sang istri. "Pasien ya pasien, semua diperlakukan sama."

"Zhao peduli pada Iris." Elina menyadari itu dan kini putra sulungnya kembali terdiam. "Apakah hal itu menganggumu? kalau Zhao peduli pada Iris?"

Jasmine menarik sebelah alisnya, menatap sang suami dengan raut penasaran. Ryura juga melakukan hal yang sama. Suasana ruang makan mendadak hening karena menanti jawaban Hoshi.

"Aku ingin mereka bersikap sewajarnya, Rumah Sakit tidak mengistimewakan siapapun dan terkait dengan gencarnya penawaran dari Pasque Techno, aku tidak ingin mereka berpikir aku mengambil keputusan karena melihat kedekatan Zhao dengan kakak beradik itu." kata Hoshi lalu meraih gelas minumnya. "Dan lagi, aku ingin Zhao mulai berpikir serius tentang dirinya sendiri, sudah saatnya dia mencari seseorang."

"Zhao akan melakukannya saat waktunya tepat." Ryura berujar yakin.

"Ini waktu yang tepat," ujar Hoshi lalu menatap istrinya lekat. "Bantu aku mengatur pertemuan makan siang, biarkan Zhao mengenal Rashi."

Jasmine ganti menatap ibu mertuanya. "Ee... menurut Mama gimana?"

Elina meletakkan sumpit makannya, "Kalau Zhao mau datang, silakan saja... tapi jika Zhao enggak ingin datang, jangan dipaksa."

"Rashi cukup potensial secara pribadi atau latar belakang," kata Hoshi.

"Rashi memang baik, tapi siapa tahu Zhao sukanya sama yang agak nakal sedikit?" tanya Jasmine mencoba bercanda, tapi tatapan mata suaminya langsung menghentikan tawa.

FLAWSOME #PasqueSeries IWhere stories live. Discover now