8

32.5K 3.9K 121
                                    


Iris pikir semua istilah medis yang baru didengarnya itu hanyalah bagian dari presentasi terkait produk terbaru Pasque Techno. Iris tidak bisa berhenti menangis karena istilah itu memusingkan sekaligus membuatnya merasa semakin lemah.

"Iris, heii ... it's okay ..." ucap Pascal yang sejak tadi terus menggenggam tangannya.

It's not okay, Iris bisa merasakan itu. It's not okay, karena Iris tidak bisa merasakan bagian bawah tubuhnya, sama sekali.

"Cedera saraf tulang belakang adalah akibat terburuk dari kecelakaan itu," kata Hoshi menunjukkan lembaran scan tulang belakang, yang Iris lihat hanyalah lekuk tulang yang entah bagaimana tampak ganjil. Hoshi membaliknya, menunjukkan halaman yang lebih jelas. "Saraf tulang belakang adalah saraf yang berperan pada proses pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh dan begitu pula sebaliknya. Jika saraf tulang belakang mengalami kerusakan, akan menyebabkan gangguan pada beberapa fungsi tubuh, seperti hilangnya sensor motorik dan kendali gerak."

Hoshi menunjukkan gambar scan lain, kali ini bagian pinggul Iris. Pascal memalingkan wajah, tidak sanggup melihatnya lagi.

"Kami berusaha memperbaikinya dan seminggu lagi akan dilakukan pemindaian. Jika operasi berhasil maka kedua kakimu bisa dipertahankan."

Iris terkesiap, air matanya menetes semakin deras.

"Tentang seberapa parah cedera saraf tulang belakangmu, kami juga perlu mengobservasinya lebih lanjut. Untuk dua belas jam ke depan, Iris bisa fokus untuk kembali beristirahat." Hoshi beralih menatap Pascal. "Setelah Iris beristirahat, kita akan membicarakan prosedur observasi dan pemulihannya."

Pascal mengangguk, "Terima kasih, dok."

Hoshi menatap Iris sejenak sebelum beranjak dari ruang rawat. Zhao yang menunggu di luar, seketika mendekat.

"Bagaimana?" tanya Zhao.

"Dia akan membutuhkan psikiater juga."

Zhao menghela napas, kakaknya memang bukan jenis orang yang bisa berbasa-basi. "Aku pikir Iris mampu menerima keadaannya."

"It's bad for her," sanggah Hoshi lalu menatap Zhao. "Dia belum berteriak karena enggak punya tenaga melakukannya."

"Itu... mengingat situasi ini, memang masih sulit untuknya," kata Zhao mengikuti langkah kakaknya berlalu menuju ruang kerja. "Tapi dengan penanganan yang tepat, dia akan—"

Hoshi menghentikan langkah, menatap adiknya. "Dia akan sulit ditangani."

"Bukan berarti enggak bisa ditangani," ungkap Zhao dengan yakin.

Hoshi menanggapi dengan tatapan datar dan berlalu memasuki ruang kerja.

== [flawsome] ==

"Dia terus menangis, menatap takut pada semua hal di sekitarnya," ucap Pascal saat Zhao datang untuk menemani. Sudah tengah malam dan sosok yang Pascal bicarakan, terlelap dalam keremangan.

Zhao duduk di sofa tunggal, berhadapan dengan Pascal. "Segalanya akan berbeda untuk Iris, Pas... dia butuh waktu untuk menerimanya."

"Dia suka sekali pada sepatu hak tinggi," kata Pascal, memijit keningnya yang terasa nyeri dan berat. "Dia bisa berlari dengan sepatu hak tinggi sebelas senti, ada lebih dari seratus pasang sepatu yang dikoleksinya."

Seketika Zhao teringat saat membantu Iris keluar apartemennya dulu."Aku bisa pakai baju orang lain, tapi enggak mau pakai sepatu orang lain." kata Iris dulu dan gadis itu menambahkan, "High heels adalah sahabat terbaikku."

Zhao menatap Pascal yang kini tertunduk dengan raut sedih, keadaan Iris juga mempengaruhi sahabatnya itu. "Kalau hasil pemindaian minggu depan baik, Iris bisa tetap memakai sepatu-sepatu itu."

FLAWSOME #PasqueSeries IWhere stories live. Discover now