20

34.2K 3.5K 231
                                    


"Rasanya aku enggak percaya..." kata Iris saat Pascal pulang dan menemaninya mengobrol.

Pascal sendiri terkejut saat mengetahui keluarga Zhao datang untuk menjenguk adiknya itu. "Tapi semuanya baik-baik saja kan?"

Iris mengangguk, setelah pembahasan tentang rencana lamaran, mereka beralih menanyakan hal-hal biasa. Seperti makanan, jenis film, jenis musik, sampai membicarakan hal umum tentang keadaan rumah sakit atau politik dalam berita. Saat waktunya makan siang, Iris mendapatkan dukungan Jasmine tentang menu makanan yang tampak tidak menyelerakan. Hoshi tidak banyak berkomentar saat Elina kemudian berkata akan mengirimkan makanan untuk Iris.

"Om Ry ada juga?" tanya Pascal.

"Nggak banyak bicara tapi kelihatan kalau dia baik," jawab Iris lalu melontarkan pertanyaan yang ada dalam benaknya saat mengamati keluarga Zhao. "Mereka itu satu keluarga gennya begitu semua?"

"Gen?" ulang Pascal.

"Mirip banget, Om Ry, dr. Hoshi, Mas Zhao, sampai Jenna..."

"Ohh... iya, memang mirip dan otaknya encer semua."

Iris teringat saat Jenna mengomentari salah satu tanyangan discovery chanel tadi, seperti tanpa berpikir menyebutkan nama ilmiah hewan-hewan laut. "Jenna lebih pintar dari aku, ya?"

Pascal seketika tertawa, "Jelas lah."

Iris menatap lilin aromaterapi yang ada di nakasnya, Elina membawakan itu, bersama pot berisi bibit bunga yang ada di sudut jendela. Itu adalah pot yang dulu Jenna bawa, gadis cilik itu mengatakan bahwa ada bibit bunga yang sudah ditanam dan Iris harus memperhatikannya agar bisa mengetahui jenis bunga apa yang ditanam.

"They're really good people," kata Iris

Pascal mengangguk, "Kan aku sudah bilang padamu."

"Aneh ya, bersama keluarga orang lain terasa lebih menyenangkan dibanding bersama keluarga sendiri," ucap Iris dan mendapati Pascal mengangguk perlahan.

"Aku akan berusaha supaya kamu nggak disangkut-pautkan sama Papi atau Mami lagi."

"Menurutmu kenapa mereka menikah?"

Pascal mengangkat bahu, "Yah, Mami cantik banget waktu muda, Papi pasti tertarik."

"Mami masih cantik sampai sekarang, Papi yang sudah nggak tertarik."

"Emm... entahlah, selain pemikirannya tentang bisnis dan peralatan rumah sakit, aku sulit memahami Papi."

Iris bahkan sama sekali tidak bisa memahami ayahnya, mereka hanya berkomunikasi saat Iris membutuhkan uang atau meminta hadiah. "Mami juga, kenapa kelihatan berat banget cerai dari Papi? Padahal jelas-jelas menderita."

"Itu juga entahlah... "

"Aku pikir, kita nggak bisa cuek lagi sama masalah mereka."

Pascal berdecak lalu menggelengkan kepala, "Aku berusaha menjadi yang terbaik untuk mereka, tapi alih-alih bangga, bagi mereka itu adalah hal yang seharusnya kulakukan." katanya lalu memijat tengkuk perlahan. "Aku memberi mereka hadiah pernikahan beberapa kali, membuat reservasi di hotel tempat mereka berbulan madu, tapi tetap tak berarti... setiap kali skandal-skandal itu terendus media, aku bertanya dan terus bertanya kenapa mereka melakukannya, tapi jawabannya aku tak perlu ikut campur urusan mereka."

Iris tahu itu, bahkan mereka pernah bersama-sama merencanakan hadiah pernikahan. Membuat kue dan memasak makan malam untuk keluarga. Tapi saat sang ayah pulang, langsung berlalu ke ruang kerja dan ibu mereka berkata sedang dalam program diet.

Pascal mengeluh pelan, "Terkadang dibanding berusaha menyatukan, aku merasa lebih mudah membereskan berita skandal mereka... pathetic, isn't it?"

FLAWSOME #PasqueSeries IWhere stories live. Discover now