10.

22.7K 1.9K 38
                                    

"Ckckck, baru ditatap gitu aja muka kamu udah merah, gimana kalo aku cium?" Pemuda itu menggelengkan kepalanya pelan.

Kyline semakin membulatkan matanya mendengar ucapan pemuda itu.

Pemuda itu lantas tersenyum miring lalu melanjutkan langkahnya, meninggalakan Kyline dibelakang yang masih membeku.

SUDAH CUKUP!

Ntah sejak kapan Kyline selalu tidak berkutik di hadapan pemuda ini.

Dengan tangan yang mengepal hebat ia mengulurkan tangan kanannya ke depan, lalu muncul tombak es yang runcing. Digenggamnya tombak itu lantas dilemparkan ke arah pemuda itu.

Kecepatan tombak itu membuat angin ikut serta mengikutinya.

Sedangkan pemuda di depannya masih santai memetik tanaman yang dibutuhkan tanpa menoleh ke belakang.

Lalu sekitar jarak lima centimeter dari belakang pemuda itu dengan tiba-tiba tombak itu hancur berkeping-keping.

Pemuda itu membalikan tubuhnya menatap gadis yang masih diam dengan mata tertuju ke arahnya dengan pandangan dingin.

Tiba-tiba dengan kecepatan seperti cahaya pemuda itu sudah berada tepat di hadapan Kyline, ia memposisikan tubuhnya sejajar dengan Kyline.

"Sangat menarik." Pemuda itu tersenyum miring menatap Kyline.

Kyline masih menatap pemuda di depannya dengan pandangan dingin. "Siapa kamu?"

Kyline tau tidak sembarang orang bisa menghancurkan tombak yang bahkan harus dengan mantra untuk menghancurkannnya.

Tapi pemuda di depannya bahkan tidak membalikan tubuhnya lantas tiba-tiba tombaknya hancur berkeping-keping. Kyline sebenarnya cukup terkejut cuma ia tidak menunjukannya.

"Jadi secara nggak langsung, kamu ngajak kenalan ya?" Pemuda itu terkekeh pelan lalu menjauhkan wajahnya dari Kyline.

Pemuda itu menyodorkan tumbuhan yang baru dipetiknya ke arah Kyline.

Lantas Kyline mengambil tumbuhan itu lalu melototkan matanya "Kau..!!"

"Aistan Lux Orfeus, catet ya di otak kecil ini." Pemuda itu berkata sembari menyentuh jidat Kyline dengan telunjuknya.

Lalu pemuda itu membalikan badannya dan berjalan menjauh dari Kyline.

Sedangkan Kyline langsung tercengang hingga tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir mungilnya.

Baru pertama kali ia menemukan pemuda seperti ini di hidupnya.

"Sepuluh menit lagi jam makan siang, mau sampai kapan berdiri disana anak baru?" Pemuda itu masih terus berjalan tanpa menoleh ke arah Kyline.

Kyline tersentak mendengar ucapan pemuda itu, apalagi ucapan 'anak baru' yang dikatakannya seperti sedang mengejeknya.

Pemuda di depannya benar-benar membuat Kyline ingin mengubahnya menjadi tengkorak untuk dijadikan pajangan didepan pintu kastilnya.

Kyline tak akan menceritakan kejadian ini ke guardiannya, ia tidak boleh selalu tergantung kepada guardiannya.

Jika Kyline terluka, guardiannya akan tau karena darah mereka sudah bercampur jadi satu. Jadi Kyline tidak terlalu khawatir tentang keadaan ke depannya.

  ••••

"Baik anak-anak! Karena sudah mau jam makan siang, kita akan kembali ke kelas!" Madam Jeje menghentakan kakinya lantas portal pun terbuka.

Mereka mulai masuk satu persatu.

Madam Jeje mengerutkan keningnya, sepertinya ada yang kurang tapi apa?

Karena umur Madam Jeje sudah tidak muda lagi ia masih suka melupakan sesuatu.

Lantas ia mengetuk-ngetukan sepatunya ke tanah mencoba mengingat apa yang sudah ia lupakan.

"Ah iya mungkin aku melupakan guardianku yang tertinggal di kamar." Madam Jeje terkekeh pelan lantas menutup portalnya.

Sedangkan Kyline yang baru sampai di lapangan tidak lama setalah madam Jeje menutup portalnya sontak langsung  mengerutkan dahinya bingung.

Kenapa sepi sekali?

"Kita tertinggal, mereka udah balik ke kelas semua." Sahut suara dari arah belakang Kyline.

"Yang benar saja?!" Kyline mendengus kesal karena tertinggal.

Sedangkan pemuda itu hanya acuh. "Kamu mau disini atau ikut denganku?" Pemuda itu menyandarkan tubuhnya di pohon lalu bersedekap dada.

Kyline berbalik badan lalu menatap pemuda itu.

Kyline bisa saja balik langsung ke kamarnya lalu melapor ke Madam Jeje bahwa ia tertinggal, tapi ia masih penasaran dengan pemuda di hadapannya.

Mereka bertatap-tatapan cukup lama.

"Hmm, oke." Kyline langsung mengalihkan pandangannya ke samping, memutus kontak mata dengan pemuda itu.

Lalu pemuda di depannya mengucapkan mantra pelan sekali, bahkan Kyline hanya bisa melihat gerakan bibirnya saja tidak mendengar suaranya.

Lantas muncul portal di hadapan pemuda itu.

"Cepet masuk sini." Pemuda itu langsung masuk ke dalam portal.

Kyline yang berada di belakangnya mengerutkan keningnya bingung.

Portal ini menuju kemana?

Kyline lantas berjalan mendekat lalu masuk kedalam portal. Ia memejamkan matanya erat karena merasa sedang menaiki suatu wahana yang ekstrim.

Seumur-umur ia belum pernah memasuki sebuah portal yang ingin membuatnya muntah karena merasa terombang-ambing seperti ini.

Tidak berselang lama Kyline membuka matanya karena merasa sudah sampai ke tujuan, pandangan ia masih sedikit buram.

Kyline berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam penglihatannya.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah kamar bernuansa hitam putih. Ia sangat asing dengan barang-barang yang ada di kamar ini.

"Kita ada dimana?" Kyline menoleh ke arah pemuda yang sedang memejamkan matanya di atas kasur.

"Dunia manusia."

Kyline membulatkan matanya mendengar perkataan pemuda itu.

DUNIA MANUSIA..?!

APA DIA SUDAH GILA?!

"Apa?! Kau mengajak ku ke dunia manusia? Kau ingin mati?!" Kyline melototkan kedua matanya ke arah pemuda itu.

Sedangkan pemuda di depannya langsung terduduk menatap Kyline, pemuda itu terkekeh. "Nih bunuh." Ia merentangkan kedua tangannya seperti menantang balik.

Kyline mendengus keras melihat itu. "Cepat katakan untuk apa kau membawaku kesini?"

"Nggak penasaran emang sama dunia manusia?" Pemuda itu berjalan ke arah Kyline.

Kyline sebenarnya cukup penasaran karena sejak seratus tahun terakhir ia hanya tinggal di dalam kastil.

"Apa urusanmu?" Kyline bertanya dengan nada datar.

Pemuda yang sedang berjalan ke arahnya terkekeh lagi. "Mau coba ngerasain jadi manusia biasa? Hmm gimana kalo hari ini aku ajak jalan-jalan?" Pemuda itu mengangkat tangannya ke atas seperti sedang menyerah. "Janji nggak bakal ada hal yang aneh." Mata pemuda itu tidak lepas dari Kyline.

Kyline yang melihat kesungguhan pemuda di depannya jadi merasa bimbang. Ia sebenarnya juga penasaran dengan kehidupan di dunia ini.

Lalu Kyline mengangguk.

"Tunggu sebentar disini aku mau ke kamar adik di sebelah. Nggak mungkin kan kamu pergi pake baju itu? yang ada malah di bilang lagi  jalan sama makhluk astral." Pemuda itu berjalan ke arah pintu tanpa merasa bersalah sama sekali dengan ucapannya.

MAKHLUK ASTRAL KATANYA?!

                                ••••

Jangan lupa tinggalkan jejak ya🤞🏻

Me And My GuardianWhere stories live. Discover now