24.

19.4K 1.8K 100
                                    

Kyline ingin menyingkirkan tangan Aistan yang berada di pipinya, tapi lagi-lagi batin dan fisiknya tidak sejalan.

Kyline membiarkan Aistan mengelus pipinya seperti itu, tapi nanti ia tidak akan membiarkannya lagi.

"Kamu bebas tanya apapun, tapi tidak disini."

Kyline mengerutkan keningnya memandang Aistan dengan curiga.

Pasti lelaki ini ada maunya lagi.

Aistan terkekeh pelan. "Mau lewat portal yang waktu itu kamu lewati, apa peluk aku terus kita langsung sampe?"

Kyline mendengus keras, benar dugaannya, Aistan pasti ada maunya.

"Kamu gamau ke dunia manusia lagi? Aku tau kamu ketagihan kan pengen ke dunia itu lagi?" Aistan menaik-turunkan alisnya memandang Kyline.

Kyline jengkel dengan lelaki dihadapannya. Dia selalu bisa membuatnya susah untuk mengeluarkan kata 'tidak'.

Kyline berjalan mendekat kearah Aistan dengan wajah jengkel yang tidak dibuat-buat. "Kenapa emang kalo disini?"

"Aku gamau ada yang ganggu waktu kita."

Kyline tersenyum samar, lelaki di hadapannya selalu pandai merangkai kata-kata.

Aistan tersenyum dan langsung menarik tangan Kyline karena berhenti berjalan hingga Kyline menubruk dada bidang Aistan.

Aroma ini lagi, aroma yang membuat Kyline sangat nyaman dan tenang. Kyline belum pernah mencium aroma seperti ini. Seperti aroma alam yang bercampur menjadi satu. Wangi bunga, pepohonan, air. Semuanya seperti ada pada Aistan, membuat Kyline enggan melepaskan pelukannya.

Kyline menarik napas dalam-dalam mencium aroma Aistan, sungguh sangat memabukan. Pantas saja lelaki dipelukannya didambakan oleh kaum wanita.

Aistan tersenyum tipis, tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Aistan.

Aistan membaca mantra dengan pelan, lantas mereka sudah ke tempat yang Aistan inginkan.

"Betah ya?" Aistan mengelus rambut Kyline dengan lembut.

Sontak Kyline melepaskan pelukannya. "Bilang kalo udah sampe."

Aistan terkekeh pelan melihat Kyline yang salah tingkah.

Kyline mengedarkan pandangannya mengamati sekitar, gedung-gedung yang sangat tinggi di hadapannya membuat Kyline mendongak untuk melihat dimana ujung gedung itu. Kyline meringis, memuji kaum manusia yang hebat dalam mengembangkan teknologi modern.

Ini seperti di pinggir jalan.

Berbagai jenis kendaraan berlalu-lalang di hadapannya, banyak manusia yang berbincang disekitarnya. Tidak urung sedari tadi banyak yang memandang mereka berdua dengan takjub. Memuji karya tuhan yang sangat indah.

Aistan tersenyum simpul lalu menarik tangan Kyline ke tempat yang sudah ia pesan, ntah sejak kapan Aistan memesan tempat itu.

Bunyi pintu berdecit membuat pelayan di cafe itu bergerak untuk menyambut Kyline dan Aistan.

Kyline mengedarkan pandangannya ke seleruh penjuru cafe, sangat sederhana. Tapi udaranya sangat menenangkan. Kyline pikir makhluk seperti Aistan enggan memasuki tempat seperti ini.

Me And My GuardianWhere stories live. Discover now