21.

19.3K 1.8K 23
                                    


Aistan langsung terdiam ketika tiba-tiba Kyline menatap kosong ke arah depan, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Aistan mengerutkan dahinya, ia tidak suka melihat ekspresi Kyline yang seperti itu jika sedang bersamanya.

Aistan maju selangkah lantas merengkuh pinggang ramping itu untuk lebih mendekat ke arahnya.

Kyline tersentak lalu ia mendongak menatap Aistan yang sangat intim dengan dirinya.

Kyline mencoba melepaskan tangan Aistan yang sedang memeluk pinggangnya, tapi naas tenaga Aistan lebih kuat darinya.

"Lepas Ais." Kyline berbisik dengan pelan.

Aistan tersenyum tipis bahkan sangat tipis, ketika mendengar Kyline hanya menyebut tiga huruf dari nama depannya.

"Jika aku menolak?" Aistan menaikan sebelah alisnya menantang Kyline.

Ingin rasanya Kyline langsung menciptakan api di tangannya lalu dilemparkan ke wajah Aistan yang arogan itu, jika perlu ia langsung teleportasi ke kamarnya.

Tapi apa daya, fisik dan batinnya tidak sejalan. Bahkan tangan ia sudah meremas roknya karena bingung harus berbuat apa, tidak mungkin ia memanggil Guardiannya, yang ada Kyline akan ditertawakan karena tunduk dengan lelaki di hadapannya.

Astaga, kemana keberanianku dihadapan lelaki ini?

Kyline masih merutuki fisiknya yang tidak sejalan dengan apa yang dipikirkannya.

Aistan mengangkat dagu Kyline agar menatapnya. Tatapan yang sangat sulit dibaca dari Aistan berhasil membuat Kyline enggan mengalihkan matanya.

Banyak misteri di dalam mata itu, Kyline melihat samar aura kekuasaan yang menguar dari lelaki di di depannya ini. Aura yang belum pernah ia lihat dari siapapun. Aura yang bisa membuat seluruh wanita bertekuk lutut di hadapannya.

Aistan sengaja membiarkan Kyline melihat auranya, hanya setengah tidak lebih. Ia tau Kyline tidak bodoh untuk melewatkan kesempatan yang diberi Aistan agar bisa  menatapnya, dengan menatap sedekat ini Kyline bisa melihat lebih jauh siapa sebenarnya Aistan.

Aistan juga sengaja membiarkan Kyline melihat sedikit memorinya, untuk meredakan rasa penasaran wanita di hadapannya.

"Sudah cukup." Setelah Aistan mengatakan itu, ia menarik pinggang ramping Kyline lebih dekat.

Aistan memiringkan wajahnya lantas diciumnya bibir mungil Kyline, hanya sepuluh detik.

Manis.

Aistan tersenyum tipis setelah mencium Kyline, Aistan sebenarnya ingin lebih, tapi wanita di hadapannya harus menyesuaikan diri dulu dengan yang barusan ia lakukan. Ia tau Kyline belum pernah berciuman sebelumnya. Wanita ini bahkan jarang dipeluk oleh lawan jenisnya.

Munafik jika ia tidak tergoda dengan tubuh ramping Kyline. Harumnya, auranya, parasnya.

Bahkan makhluk atau penyihir berkekuatan tinggi manapun akan langsung menerkam Kyline jika tidak lihat ada aura mematikan yang melindunginya.

Kyline tercengang, tubuhnya berubah menjadi kaku seperti boneka manekin. Sungguh lelaki dihadapannya baru saja menciumnya.

MENCIUMNYA?!

Kyline membulatkan matanya lantas menatap Aistan dengan tajam.

"Ais—"

Kyline tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat Aistan menyentuh pipinya dengan jarinya.

"Dari sekian banyak wanita yang selama ini muncul di hadapanku, kenapa harus kamu?"

Me And My GuardianWhere stories live. Discover now