26.

19.7K 2K 112
                                    


Kyline menganggukan kepalanya ke arah Aistan, ia tersenyum lebar hingga matanya membentuk bulan sabit. "Makasih ya."

Aistan terkekeh pelan, lantas ia menundukan kepalanya, diciumnya bibir ranum wanita digendongannya.

Kyline terdiam kaku, ia mencoba memejamkan matanya erat menikmati apapun yang dilakukan Aistan dengan sangat lembut.

Kyline seperti melayang di atas awan, fokusnya seperti terpecah, sedangkan Aistan mulai mengepakan sayapnya ke depan membuat pelindung untuk mereka berdua. Karena semburan api naga yang hampir mengenai mereka.

Bisa dibayangkan seganas apa naga itu hingga semburan apinya bisa mencapai langit.

Angin mulai berhembus dengan cepat, seperti ikut menyaksikan apa yang dilakukan dua insan itu.

Aistan melepaskan ciumannya lalu tersenyum tipis. Sedangkan Kyline sudah mengambil nafas dalam-dalam, ia seperti kehabisan oksigen.

Kyline tidak sadar sejak tadi mereka sudah sampai di academy kamar Kyline.

Aistan berjalan mendekat ke arah kasur Kyline, lalu membaringkannya di atas ranjang. "Anggap aja yang tadi permintaanku."

Kyline mengedarkan pandangannya, seketika ia mengerutkan keningnya.

Sejak kapan sudah sampai dikamarnya?

Kyline masih enggan membuka suaranya untuk Aistan, ia masih malu karena tadi menikmati permainan Aistan.

Sedangkan Aistan hanya terkekeh pelan melihat wajah Kyline. "Kalo ada perlu apa-apa sebut namaku aja."

Kyline menatap Aistan sebentar lalu menganggukan kepalanya dengan polos.

Aistan berjalan ke arah pintu untuk keluar dari kamar Kyline.

Setelah kepergian Aistan, Kyline mengerucutkan bibirnya.

Bibirku sudah tidak suci lagi.

Setelah sampai di luar kamar Kyline, Aistan mulai pergi lagi menyaksikan Kerajaan itu dilahap api walaupun tidak sepenuhnya.

Aistan menyaksikan dari menara Kerajaan yang tidak tersentuh api, karena ia sengaja menyuruh naga itu agar jangan membakar istananya.

Aistan tersenyum geli melihat semua makhluk bodoh di bawah sana kalang kabut mencoba menenangkan sang naga.

Ratusan penyihir mencoba menaklukan naga itu. Tapi naas, semua sihir yang diluncurkan oleh mereka menyerap ke tubuh naga itu.

Lalu fokus Aistan tertuju kepada lelaki yang sedang berdiri dengan geram di hadapan sang naga. Aistan tersenyum miring menunggu apa yang akan selanjutnya dilakukan oleh 'Raja' itu.

Kerajaan Napela akan mendapatkan hinaan dari berbagai kaum karena tidak bisa menaklukan naga yang hanya dikendalikan oleh sihir dan hal itu yang Aistan inginkan.

Karena nanti akan ada banyak kaum yang meminta penjelasan dari Kerajaan Napela mengenai asal-usul naga itu.

Aistan jamin penghuni Kerajaan itu tidak ada yang mengetahuinya.

Karena hanya makhluk tertentu yang mengenal sihir Aistan, dan mereka tidak sudi membuka mulutnya hanya untuk Kerajaan itu.

"Sedang bersenang-senang, Mylord?"

Me And My GuardianWhere stories live. Discover now