23.

19.8K 1.9K 17
                                    


Aistan paling tidak suka berbasa-basi dengan seseorang, apalagi dengan musuhnya.

Di dalam kamus Aistan hanya ada dua kata untuk musuhnya.

Bunuh dan selesai.

Kejam? memang. Tapi itulah Aistan, ia tidak mungkin menjadi Raja jika tidak ditakuti oleh kaum yang bahkan kekuatannya tidak bisa dianggap main-main.

Benar yang dikatakan Meira. 'Aistan tidak tersentuh.'

Aistan ingin bertemu dengan makhluk itu jika ia ingin ditemui, ia memiliki keistimewaan yang ditakuti oleh seluruh rakyatnya. Bukan Aistan namanya jika tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Sudah merasa hebat ingin melawanku Xentar?" Suaranya sangat rendah, tapi mengandung unsur yang mematikan.

Xentar membeku melihat sesosok yang sedang memeluk seseorang yang ingin dibunuhnya.

Terkejut? Tentu saja.

Seseorang di hadapannya bukan tandingannya. Xentar sadar diri tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sesosok di hadapannya. Ibarat seekor singa si Raja hutan dengan seekor kelinci yang bisa dimusnahkan kapan saja hanya dalam sekejap.

"Maafkan kelancangan hamba, your majesty." Lelaki yang bernama Xentar itu berlutut di hadapan Aistan.

Aistan tidak menjawab sapaan Xentar. Pandangan Aistan sangat datar menatap seseorang yang sedang berlutut di hadapannya. "Bangun, kau tampak sangat menyedihkan setelah pergi dari Kerajaanku."

Xentar bediri lalu menunduk, ia tersenyum kecut mendapat hinaan dari seseorang yang menurutnya sangat tinggi dan tidak bisa ia jangkau.

"Setelah berpisah dari saudaramu, kau lebih memilih setia dengan Kerajaan yang bahkan tidak ada setengahnya dari Kerajaanku?"

Perkataan dari seorang Aistan membuat dirinya merasa ciut. "Hamba mempunyai hutang budi di Kerajaan itu, Mylord."

"Kau memanggil ku Mylord. Apa kau sedang mencoba menghinaku Xentar?"

Xentar menunduk dalam, ia baru sadar sudah menyerahkan kesetiaannya kepada Kerajaan Napela, itu tandanya Aistan bukan Rajanya lagi dan itu merupakaan penghinaan bagi Aistan.

Aistan tidak suka jika seseorang memanggil dirinya dengan panggilan kesayangan rakyatnya, jika ia bukan bagian dari Kerajaan Aistan.

"Bukan maksud ham-"

"Kembali ke saudaramu, maka aku akan memaafkanmu kali ini. Jika kau menolak, kau menghinaku untuk kedua kalinya, kau tau artinya itu?" Aistan menatap pria di hadapannya masih dengan pandangan datarnya, menunggu Xentar mengiyakan ajakan nya.

"Hamba tidak berani membantah perintah anda, your majesty." Xentar tersenyum kecut setelah mengatakan itu.

See? Bukan Aistan namanya jika tidak bisa mendapatkan apa yang ia mau. Bahkan tangan kanan Raja dari Kerajaan Napela langsung tunduk di bawahnya.

"Dolos."

Tidak berselang tiga detik Aistan memanggil nama itu, muncul seseorang di hadapannya dengan berlutut. "Hormat hamba, Mylord."

Aistan mengangguk singkat, lalu menoleh ke arah Kyline dan tersenyum miring.

Kyline membeku mencium aura yang sama persis dengan dirinya. Ia tidak menyangka akan menemui sesama kaumnya selain Ayah-nya dan sepupunya.

Me And My Guardianحيث تعيش القصص. اكتشف الآن