20.Má§a łąľų

965 129 2
                                    


Taeyong dan Chenle merasakan sensasi yang berbeda saat didalam portal, dia merasakan tubuhnya seperti terombang ambing Dan dia tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya, seluruh tubuhnya seakan tidak bisa berfungsi kecuali mata. Dia melihat seselilingnya sangat gelap, dengan banyak sekali bayangan bayangan kejadian juga suara menggema yang bercampur menjadi satu.

Mereka merasa amat sangat pusing. Chenle pun tak sadarkan diri, Taeyong panik melihat Chenle yang tak sadarkan diri, tetapi saat itu juga dia merasa tak berguna karena tak bisa melakukan apapun untuk bahkan sekedar menyadarkan Chenle.

Dari kejauhan, Taeyong melihat cahaya putih yang sangat terang, dan dengan kecepatan penuh Taeyong juga Chenle keluar dari portal itu.

Angin berhembus pelan, Taeyong mengerjab ngerjabkan matanya merasakan silau, angin yang sejuk menerpa dirinya. Melihat Chenle disebelahnya masih tak sadarkan diri, Taeyong pun mulai merasa sedikit cemas.

"Chen, Chenle! Bangun Chen! Kita sampai" kata Taeyong sambil menggoyang goyangkan tubuh Chenle perlahan.

Mata Chenle terbuka perlahan, dia tersenyum kecil kearah Taeyong, "Maaf Hyung, Chenle pusing banget di sana tadi, padahal Chenle sudah sering melewatinya, tetapi rasanya tetap saja memusingkan"

Taeyong menggeleng pelan, "Tak apa, beristirahatlah dulu jika kau mau. Setelah ini kita akan menuju kemana?"

Chenle pun beranjak duduk, dia memandang sekeliling yang terasa familiar di otaknya. "Sebelumnya Chenle mau minta maaf hyung, jujur saja.. Chenle memang anggota Spectar, maaf Chenle tidak memberitahu Hyung sejak awal dan membuat semuanya menjadi serumit ini. Ini tandanya sensor itu sudah diambang kehancuran Hyung, sebagai bukti kita dikirim ke masa dimana semua baik baik saja agar kita bisa menghentikannya. Kita sekarang hanya perlu satu, kita menuju dorm 127 untuk melihat kondisi lukisan itu sebelum kita datang. Itu untuk awal Hyung"

"Hei, tak apa Chen, kau berbohong juga demi kebaikanmu. Masalah sensor, kalau kita menuju dunia lukisan sekarang, apakah Lucas tau tentang hal ini?" Tanya Taeyong sambil menatap Chenle

Chenle diam sejenak, "Mungkin, dia penjaga sensornya dari kehancuran, dia mungkin mendapatkan sebuah sinyal atau apalah itu yang memberitahukan bahwa sudah ada yang melakukan perjalanan waktu untuk misi ini"

Mereka berdua saling diam, mereka memandang sekitar mereka yang berada di dorm lama mereka, tepatnya dorm 127 sebelum mereka pindah karena terbakar.

"Sudah Hyung, sepertinya cukup untuk istirahat kali ini, ayo bergegas" ajak Chenle.

Taeyong pun mengangguk dan berjalan menuju arah jalan Chenle, "Ngomong ngomong, Hyung tau tidak yang menakjubkan disini?"

Taeyong menggeleng.

"Kita bisa memanipulasi Jarak, Waktu, dan Ruang, kita bisa teleportasi menuju kemanapun, menuju waktu kapanpun, bahkan meski jaraknya amat sangat jauh. Ini hanya dunia ilusi Hyung, ingat itu. Tetapi meskipun semua ini hanya ilusi, apa yang kita lakukan jelas bisa berdampak pada dunia nyata" kata Chenle sambil tersenyum kecil.

Alis Taeyong bertaut, "Hah? Bagaimana caranya?"

"Mudah sajaa, cukup tutup mata, bayangkan tempat dimana kau akan teleport dan kau akan berpindah posisi, tapi usahakan niatmu untuk teleport, Karena itu kuncinya" kata Chenle.

"Hei, tetapi bukankah cara itu beresiko? kita tidak boleh asal memikirkan hal itu dong, takutnya jika kita terteleport pada tempat yang kita tidak ketahui" Langkah Taeyong terhenti, dia memandang langit.

"Yap! kau benar Hyung, inilah kelemahannya, kita tidak bisa asal berfikir disini. Perhatikan aku, aku akan muncul di ruang tengah,.... Eh di depan rumah saja deh" Chenle pun menutup mata dan beberapa detik kemudian tubuhnya memudar dan menghilang bersama udara.

 ❝New Dorm -Lee Taeyong❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang