26. Kêmbãlï

565 96 0
                                    


Taeyong kini membuka matanya, dia berada di tengah hutan, perlahan dia mulai  merasakan kepalanya sangat sakit, tangannya bergerak menyentuh daerah yang terasa nyeri di kepalanya,.. sedikit basah, ketika Taeyong melihat tangannya, dia terkejut melihat ada darah di tangannya.

Nafasnya berdegup kencang, kekhawatiran dan kegelisahan memenuhi perasaannya, dia sangat cemas, dia tersesat. Apakah dia bisa kembali? Taeyong khawatir dia tidak bisa kembali dan dia akan berakhir dalam petualangan masa lalu yang rumit ini.

Rasa sakit dikepalanya sangat membuatnya menderita, kepalanya sangat pening juga  nyeri. Taeyong pun duduk bersandar di salah satu pohon dan meringis kesakitan, dia menangis.

Langit perlahan menggelap, Taeyong semakin khawatir. Dia harus bertindak atau dia akan merasakan sakit yang lebih dari ini.
Dengan tertatih, Taeyong berdiri dan mulai berjalan, tangannya penuh darah karena memegang kepalanya.
Tak lama Taeyong berjalan, kakinya terasa lemas, Taeyong luruh kebawah dan kembali bersandar pada salah satu pohon.

Mengatur nafas, itulah yang Taeyong coba lakukan saat ini, harapannya, rasa sakit itu akan hilang, jika seperti ini, Taeyong tidak akan bisa mengalami kemajuan. Perlahan rasa sakit itu berubah menjadi jadi, Taeyong semakin memegang erat kepalanya, dia mulai mengatur nafasnya yang sedikit memburu. Sejenak Taeyong terdiam, dan berusaha tidak memperdulikan rasa sakitnya, hingga  Ia teringat akan segala hal yang dia lupakan.

Raut muka Taeyong menjadi serius, ia seakan melihat tayangan video dalam kepalanya. Perlahan Taeyong memahami.

"Jadi aku pernah kecelakaan saat pindah dorm dan menjadi hilang ingatan ya.. aku benar benar melupakan itu, tetapi kenapa member lain tidak memberi tahuku sama sekali tentang ini? Apa mereka menyembunyikan sesuatu? Entahlah..."

Energi Taeyong banyak terkuras, dia semakin lemah, kepalanya semakin sakit dan pusing.

"Aku ingat sekarang, ruangan itu adalah ruanganku dengan Jhonny serta Haechan biasanya berkumpul untuk merencanakan pembunuhan Chenle dan Ji-Sung karena mereka anggota Spectarist yang baik. Aku ternyata sangat jahat haha..."

pandangannya mulai mengabur, air matanya berlinang, sungguh, dia begitu menderita saat ini, harapan untuk tetap hidup kini terlihat semakin habis.
Taeyong tersenyum kecut, dia baru menyadari bahwa dirinyalah yang jahat selama ini, sedetik dia bersyukur karena hilang ingatan, karena jika tidak, dia akan membutuh rekannya sendiri.

"Ini semua membuatku pusing, baiklah, aku akan menguraikannya perlahan lahan."

dengan sisa tenaga itulah Taeyong kembali berfikir, menjabarkan semuanya agar dia juga kembali mengerti.

Helaan nafas terdengar, "Jadi, aku sebelum kecelakaan adalah anggota spectarist, aku dalam kelompok jahat bersama Jhonny dan Haechan, lalu kami berusaha membuat rencana pembunuhan Ji-Sung dan Chenle karena kami ingin membuat alur kami sendiri, tetapi sebelum rencana itu berhasil, kami kecelakaan dan aku hilang ingatan, lalu rencana itu gagal dan aku menjadi seperti sekarang, lalu... Jaehwan dan Lucas adalah?..."

Begitu sakit, kepalanya semakin sakit.

Ingatan Taeyong terputus, "Astaga ini tenyata tidak semudah yang aku bayangkan"
dan diapun pingsan.

.

.

.

.

.

"Baiklah, sekarang kita akan masuk ke dalam dunia lukisan lagi, kita akan segera menyelesaikan ini dan kita akan baik baik saja! Percaya saja bahwa ini akan baik baik saja!" Kata Haechan menyemangati

"Aku ada ide, apa hanya beberapa orang saja yang ikut, dan beberapa menjaga dorm?" Kata Jeno

"Ide bagus, siapa yang ingin tetap disini?" Tanya Jhonny, lalu Jeno, Yuta, Winwin, Mark pun mengangkat tangannya.

 ❝New Dorm -Lee Taeyong❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang