28. Pêñyélesaian

1.1K 125 12
                                    


Semuanya sekarang sudah berada diruang bawah tanah, sekarang semuanya lengkap, Taeyong juga sudah diobati, juga Chenle yang sudah kembali sadar. Mereka harus segera bergerak.

"Baiklah, semuanya sekarang sudah sadar, untuk mengawali, aku akan menjelaskan sedikit tentang kita untuk mengurangi resiko lupa dengan tugas" kata Taeil.

"Seperti yang kalian tau, aku adalah Spectar, aku akan menjadi netral disini dan melupakan kejadian tidak mengenakkan beberapa hari lalu dengan Ji-Sung, Jhonny dan Haechan. Oh dan pas sekali ada anggota lama yang telah keluar karena hilang ingatan. Bagaimana? Kau mengingat semuanya?" Tanya Taeil sambil memandang Taeyong, sekarang tatapan Taeyong sama, kembali seperti Taeyong yang dulu.

"Aku mengingatnya, juga mengingat kau yang memaksaku untuk membakar dorm juga, aku juga ingat betapa liciknya kau, karena kesalahanmu semua menjadi korban, cih" kata Taeyong meremehkan

"Hahaha, kau benar benar kembali, baiklah sekarang kita persingkat, seperti yang kalian tau, dunia alur yang kita buat sudah rusak, sensor itu juga sudah retak, dia akan hancur tak lama lagi, lukisan itu juga memudar. Kita bisa terjebak disini jika kita tidak bergegas. Dan kalian tau, hanya Taeyong yang bisa menghapus alur ini, kenapa? Dia sudah bertemu dengan gadis terbakar itu, bukankah dia Queen? Aku tau bahwa pemilik yang asli juga bisa menghapusnya, apalagi Spectaclear, Chenle, dia yang paling berhak menghapusnya. Tetapi keadaan mendesak bahwa Taeyonglah yang harus menghapusnya." Kata Taeil

"Aku?" Tanya Taeyong tidak yakin.

Taeil mengangguk, "Kau tidak bercerita kepada kami jika kau bertemu perempuan ini" kata Jhonny kepada Taeyong

"Itu hal lama Jhon, aku juga masih kehilangan ingatanku saat itu. Bagaimana caraku menghapus alur ini?" Tanya Taeyong sambil menatap Taeil dalam

"Kau harus mengorbankan dirimu Hyung, itulah caranya jika kau sudah bertemu dengan gadis itu" jawab Chenle cepat

Taeyong terdiam, "Aku harus mengorbankan nyawaku?"

Semua mengangguk. "Itu satu satunya cara, dan aku akan mengambil sensor itu lalu menghancurkannya" kata Jungwoo dengan tatapan seriusnya

Taeyong bimbang, ini adalah antara dia hidup dan mati, dia mengorbankan nyawanya dan semuanya akan selamat, atau dia memilih egois dan semuanya akan mati.

"Ini pilihanmu Yong, jika kau ingin semuanya berakhir" kata Taeil, mata kirinya menjadi biru muda, sayap hitam muncul dari punggungnya, semua menjadi terpana melihat penampilan Taeil yang begitu hebat.

"Apa yang kau pilih?" Tanya Taeil, sayapnya terbentang.

Semua diam.

.

.

.

.

.

Lukisan di dunia nyata itu telah memudar, akhirnya tanpa pikir panjang, Yuta, Winwin, Jeno dan Mark pun masuk kedalam dunia lukisan karena takut hak yang tidak tidak akan terjadi disana.

Mereka tiba disana begitu terkejut, langit biru yang selalu terlihat tidak ada, langit itu menjadi abu abu, langitnya gelap, pohon pohon meranggas, angin bertiup sedikit kencang.

"Apa yang terjadi?" Kata Jeno

Tiba tiba dari balik hutan yang tak jauh dari mereka, Jaehyun berlari menghampiri, wajahnya menjadi sangat khawatir, tanpa banyak basa basi, mereka mengikuti Jaehyun yang berlari kembali ke hutan, did alam hutan tempat tayangan yang dibuat Taeil itu berada, banyak sekali asap hitam ditanah, mereka melihat satu tayangan yang memperlihatkan teman temannya sedang berkumpul dengan Taeil yang bersayap hitam tengah melayang.

"Apa yang sebenarnya terjadi??" Teriak Winwin sambil mendekat kearah Jaehyun.

"Kalian cukup duduk dan perhatikan, ini akan menjadi bagian yang seru, persiapkan diri kalian, kita akan segera berakhir tak lama lagi" kata Jaehyun

Jeno yang mendengar itu mendadak luruh ketanah, "Renjun.. Jaemin, mereka ada di dunia nyata dengan teman temannya... Bagaimana nasibnya?"

Semuanya menoleh kearah Jeno, "Mereka juga akan berakhir, sama seperti kita, siapapun yang terjerat dengan sensor ini akan berakhir."

.

.

.

.

.

"Apa yang kau pilih?" Tanya Taeil, aura gelap dalam dirinya semakin menyeruak.

"Korbankan aku, satu nyawa lebih baik daripada banyak nyawa bukan?" Kata Taeyong sambil berdiri dan mendekat ke Taeil. Yang lainpun ikut berdiri.

Tangan Taeil bergerak, dia melayangkan Taeyong ditengah tengah lingkaran mereka, diikuti tangan yang lain, cahaya putih dan hitam keluar dari masing masing tangan. Cahaya itu mengelilingi Taeyong, angin berhembus kencang. Mereka terlatih untuk tidak bersedih dikeadaan gentjng ataupun berdrama perpisahan, karena beberapa detik saja mereka terlambat, semua akan hancur.

Semakin lama tubuh Taeyong semakin memudar hingga akhirnya tubuh Taeyong menjadi abu dan menghilang bersama dengan udara. Tepat disaat itulah Taeil turun, Sayapnya menghilang dan matanya kembali.

"Nanti saja bersedihnya, kita harus segera kembali" kata Taeil sambil memasuki portal ditengah mereka yang muncul secara tiba tiba.

.

.

.

.

Mereka smeua kembali kedalam dunia lukisan, langit tampak semakin menghitam, mereka melihat Jeno, Mark, Winwin dan Yuta juga berada disana.

Akhirnya, tanpa banyak bicara, Lucas berjalan menuju pintu keluar, diikuti dengan seluruh member yang ada. Dia berdiri ditengah tengah hamparan rumput yang menghitam. Petir bergemuruh, angin semakin kencang.

Sensor itu kembali utuh, tidak ada retakan, tetapi inilah saatnya bagi mereka untuk mengakhiri segalanya.

"Ini adalah terakhir kalinya kita dengan ingatan dalam dunia alur ini, ada yang ingin mengucapkan kata kata terakh8rnya

 ❝New Dorm -Lee Taeyong❞Where stories live. Discover now