22.Làgï

808 109 0
                                    


Melihat kedatangan seseorang itu, Chenle tiba tiba berlari ke bawah dan membangunkan Taeyong yang tertidur, Chenle menyadari sesuatu dan mereka harus segera melihatnya.

"Hyung! Hyung!" Teriak Chenle berusaha membangunkan Taeyong

Taeyong yang masih setengah sadar pun kebingungan, apa yang terjadi? "Wae wae?"

Chenle tak banyak bicara, dia segera menarik Taeyong dan menyeretnya keluar rumah, mengajaknya berlari tanpa memperdulikan teriakan amarah Taeyong karena kepalanya yang pusing. Tak ada yang penting sekarang selain mereka menuju suatu tempat dan mereka akan mengetahui beberapa kejadian penting lainnya.

"Chenle! Pelan pelan!" Teriak Taeyong yang kakinya melemas, dia pusing karena belum sepenuhnya sadar sudah berlari kencang.

Chenle yang mendengar itupun mengehka nafas panjang dan akhirnya sedetik kemudian merekapun menghilang bersama udara, Chenle melakukan teleportasi meski itu akan berdampak lagi pada Taeyong. Taeyong terjatuh dan dia memuntahkan darah.

"Hyung! Gapapa?" Tanya Chenle yang melihat Taeyong tengah terendah entah, dia merasa perutnya sangat mual, kepalanya pusing dan tenggorokannya sakit, Taeyong mengangguk pelan. Chenle yang melihat itu semakin merasa bersalah dan akhirnya Chenle pun berdiri dan memejamkan matanya, dari sekitarnya muncul asap putih yang kemudian bersatu menjadi kristal transparan yang memancarkan berbagai cahaya, rambut Chenle yang tadinya hitam kini sedikit memudar.

"Nih, coba taruh di saku Hyung" kata Chenle sambil mengusap mulut Taeyong yang masih ada banyak bercak darah. Taeyong tersenyum, dia memasukkan kristal itu dan seketika tubuhnya terasa baik baik saja.

Taeyong tersenyum dan berterimakasih kepada Chenle, belum Chenle menjawab, ada suara mobil berhenti didekat mereka. "Hyung, kita ikutin dia" kata Chenle sambil membantu Taeyong berdiri.

Orang itu adalah orang yang ditemui Chenle tadi disaat di kamar, dan Chenle merasa bahwa orang ini akan melakukan sesuatu yang mungkin akan penting untuk diketahui.

Orang ini pun berjalan menuju rumah, tepatnya dorm NCT U, Taeyong menatap datar pemuda itu dan tiba tiba senyuman tersungging di bibirnya, Chenle tak memperhatikan senyuman itu, Chenle pun menarik tangan Taeyong dan berlari masuk menuju dorm NCT U.

Mereka melihat pemuda itu masuk sebuah kamar, tak menunggu lainnya, Chenle dan Taeyong membuntuti, orang itu duduk di ranjangnya, Taeyong tau kamar siapa ini, hingga orang itu membuka hoodienya dan tampaklah mukanya secara jelas.

"Lucas?" Kata Taeyong pelan yang diangguki oleh Chenle. "Kenapa kita harus mengikuti Lucas?"

Chenle menoleh ke arah Taeyong dan menatapnya malas, "Hyung, lelaki yang sering membawa lukisan lukisan itu Lucas Hyung! Kita mengikutinya kan siapa tau ada kejadian yang penting buat kita ketahui gitu"

Taeyong hanya mengangguk pelan, dia fokus melihat Lucas yang sedang bermain ponselnya, karena penasaran Taeyong pun berdiri dibelakang Lucas dan melihat apa yang dilihat oleh Lucas. Taeyong terkejut ketika melihat apa uang sedang dilakukan oleh Lucas, diapun segera mengajak Chenle pergi sebelum Chenle menghampiri Lucas untuk melihat apa yang dia lakukan.

"Chen! Kita kayanya harus ketempat seseorang!" Kata Taeyong cepat di depan Chenle, menghadangnya agar Chenle tidak mendekati Lucas.

"Tapi, kita harus mencari tau tentang Lucas!" Chenle kembali berusaha berjalan menuju Lucas, tetapi Taeyong menghadangnya.

"Kita ga ke Jaehwan? Kita cari tau dulu apa yang dia lakukan, dan bagaimana cara orangtuanya memperlakukannya yang sebenernya, bisa aja kan dia bikin sensornya sekarang?" Taeyong mulai berkeringat dingin, jujur dia panik dan cemas. Chenle pun memandang Taeyong bingung.

"Ada apa sebenernya? Ada yang aneh perasaan?"

Taeyong pun buru buru membalikkan badan Chenle dan mendorongnya pelan untuk keluar dari kamar tersebut. Teringat kata kata Taeyong tadi, Chenle dengan sigap balik badan, netra mereka berdua kini bertemu. "Hyung, bukankah pembuatan sensor itu sudah di jaman dahulu banget? Kan kita ga mundur ke waktu sedulu itu" kata Chenle

Taeyong kembali panik, "Ah, kan mungkin saja.. kita kesana bisa cari tau tentang Jaehwan lah" Mata Taeyong jelalatan kesana kemari, menghindari kontak mata yang dibuat Chenle.

Keduanya diam tak bergeming, Chenle tetap menatap manik Taeyong, dan Taeyong yang menggerakkan beberapa anggota tubuhnya karena gugup. "Ada yang aneh"

Akhirnya dengan terpaksa, Chenle mengangguk dan mulai menutup matanya, mereka akan kembali ke rumah dimana lukisan itu berada. Mereka lupa bahwa rumah itu kosong tadi.

Taeyong menghela nafasnya ketika melihat Chenle yang sudah menghilang, dia segera bergegas kembali ke atas dan melihat Lucas yang masih setia dengan ponselnya meski pun posisinya kini berbaring.
.Taeyong berbaring disebelah Lucas, dia melihat apa yang sedang Lucas lakukan.

Lucas membuka Whassath, dia membuka salah satu kontak yang berada pada paling atas sendiri, Taeyong semakin tak tenang melihatnya .

"Hyung, Lucas udah coba buat balik ke tempat lukisannya, udah Lucas pindah sih . Tapi Lucas masih gatau gimana cara biar bisa masuk kedalam dunia lukisan itu"

"Terserah kau saja! Aku yakin itu nyata, aku akan mencoba cara lain untuk memanipulasinya agar dunia itu terbuka. Atau kita bunuh Jungwoo? Atau... Ah! Aku punya ide! Aku akan pindah ke rumah sana!"

"Pindah? Dormmu bagaimana."

"Aku akan membakarnya! Dan nanti aku dan yg lain akan pindah ke sana lalu aku bisa leluasa mencari tahu!"

"Membakar? Kau gila!"

"Yaa, itulah aku haha!"

Dengan susah payah Taeyong menelan ludahnya sendiri, dia teringat sesuatu... Meskipun samar samar.

"Aku tak yakin rencanamu berhasil, jika kau berhasil, kau sungguh gila!"

"Aku tau itu, yang terpenting aku akan bisa menemukan cara agar bisa masuk ke dunia lukisan!"

Kepalanya sakit. Rasanya seakan akan segera meledak, Taeyong mengenali dua orang yang ada di pikirannya tiba tiba, tetapi dia lupa namanya dan kapan itu terjadi, Taeyong pun cepat cepat teleport me Chenle.

Berkat kristal yang diberikan Chenle lah teleport terasa ringan, dia tidak lagi merasa dirinya menghilang dan mendadak ringan ataupun pusing setelah sampai. Kedatangannya yang tiba tiba tak membuat Chenle yang sedang duduk terkejut, malah dengan santainya Chenle berkata, "Mau makanan?" Dan sedetik kemudian Chenle melempar sebungkus kripik ke arah Taeyong. Karena refleknya yang kurang bagus, lemparan itu malah mendarat di mukanya persis dan itu sukses membuat tawa Chenle meledak. Taeyong yang merasa dipermalukan pun mengerucutkan bibirnya agar seolah olah dia ngambek.

Tapi Chenle mah bodo amat, "Darimana aja? Nyasar? Masa udah lupa ruangan ini?"

Taeyong tertawa garing, "Tadi aku mikir ruangan ini, tiba tiba ada anjing dateng sambil ngegonggong, aku kaget dan pikiranku kepecah, jadinya random teleportnya." Chenle mengangguk angguk mendengarnya meski sebenernya tau bahwa Taeyong hanya berbohong.

"Hyung, tadi aku lihat Jaehwan, rumah ini tidak kosong, tadi aku melihat sekeluarga masuk dan aku melihat ada anak kecil yang bawa banyak tas gitu."

Pandangan Taeyong kini beralih melihat arah kanan, karena tiba tiba Jaehwan keluar dari sana dengan Isak tangisnya.

 ❝New Dorm -Lee Taeyong❞Où les histoires vivent. Découvrez maintenant