21.Tëmpåt àpâ?

943 114 2
                                    

Chenle mengajak Taeyong teleport ke suatu tempat, sejujurnya Taeyonv tidak tau kemana Chenle mengajaknya, tetapi Taeyonv hanya diam dan mengikuti.

Mereka sampai di depan sebuah rumah megah, rumah itu model rumah lama dengan banyak ukiran ukiran kuno dengan warna cat putih dan krem yang membuat kesan lembut melekat dengan kuat disana.

Chenle berjalan pelan menuju rumah itu, Taeyong mengikutinya dan tidak bertanya apapun tentang apa yang akan mereka lakukan.

Tetapi karena penasaran, Taeyong memilih untuk bertanya, "Chen, ini rumah siapa?" Tanyanya, sesuai yang dia perkirakan, Chenle hanha menoleh dan kembali menarik tangan Taeyong tanpa menjawab apapun, Taeyonb menghela nafas panjang dan menatap malas Chenle.

Seperti mengetahui helaan nafas Taeyong, Chenle menjawab, "Kita akan tau setelah ini Hyung" jawabnya tanpa menoleh ke arah Taeyong lagi.

Chenle pun membuka pintu rumah itu dan tampaklah bagian dalam rumah itu sekarang, perabotan di dalam rumah itu tampak kuno dan antik. beberapa pajangan terlihat sama seperti di dorm baru mereka, seperti topeng, lukisan, juga patung patung kecil

"Pergi kau!!" Teriak seseorang dari atas yang terdengar menggema. Taeyong dan Chenle reflek menoleh keatas, dan tanpa aba aba, dengan cepat Chenle menarik Taeyong untuk menuju ruangan diatas sana.

"Dasar bodoh! bagaimana bisa hilang huh!!?!" Suara bentakan terdengar semakin keras seiring Chenle dan Taeyong menuju ruangan tersebut.

"Maaf, Hyung, bukan aku yang menghilangkannya.." Jawab seseorang pelan.

"Kau sudah berkali kali mengatakan hal itu! jika memang bukan kau, lantas siapa!!?!" Kini Chenle dan Taeyong tau siapa yang membentak itu, Taeyong tampak tidak asing dengan orang itu, tetapi Chenle tau dan paham siapa dia.

"Aku berani bersumpah Hyung! Bukan aku yang menghilangkannya!" Balas lelaki itu lagi dengan suara tak kalah tinggi, kesabarannta mungkin sudah hilang.

"Kau tau betapa berharganya lukisan itu bukan bagiku! kau sungguh membuatku muak!!"

"Aku tau Hyung!!! Aku tau! Percuma saja kau menyalahkanku, membentakku jika bukan aku pelakunya! kau hanya membuang waktumu untuk hal sia sia!!"

"Dasar bodoh! sialan! Hanya kita yang mengetahui lukisan ini, jika bukan kau siapa lagi? apa mungkin jika aku! Jelas tidak sialan!!"

Lelaki yang dibentak itupun terdengar mengatur nafasnya dan segera pergi dari ruangan itu karena emosinya sudah hampir membludak.

"J-jhonny?" Kataku kaget melihat siapa orang itu. Chenle mengangguk pelan.

Aku melihat orang yang membentak tadi melemparkan barang barangnya ke lantai hingga berserakan dan pecah berkeping keping. Chenle pun berjalan menuju sisi ranjang orang itu dan mengambil sebuah buku yang persis seperti yang Taeyong temukan di toko buku.

"Ayo Hyung!" Ajak Chenle sambil beranjak turun dari lantai dua dan menuju ruang berkumpul mereka yang berada dibelakang.

"Chen, bagaimana kau tau ruang berkumpul kita ada dibelakang?" Tanya Taeyong yang heran melihat Chenle dengan cepat menuju ruangan tersebut dan memandang satu bagian  tembok ruangan tengah itu yang membentuk kotak dengan warna yang lebih gelap dari lainnya.

"Nanti aku jelaskan Hyung, Hyung lihat tembok itu? Itu adalah tempat lukisan dimana Queensha dan Jaehwan berada, lukisan itu sebenarny berada di sini awalnya" jawab Chenle sambil memandang tembok itu dan mengeluarkan selembar kertas di saku jaketnya. Chenle menempelkan kertas itu tepat di tembok itu dan seketika bayangan dari lukisan itu terlihat.

"Benar kan? Ini tempat lukisan yang sesungguhnya berada" jawab Chenle sambil mengambil kembali kertas tersebut dan memasukkannya pada saku jaketnya kembali.

"Itu benda apa lagi?" Tanya Taeyong kebingungan.

Chenle menoleh dan menunjukkannya, "Bukan apa apa, intinya mah ini berfungsi untuk mengetahui kebenaran dari sesuatu yang hilang dan melihat hal beberapa waktu kebelakang bila diperlukan"

Taeyong tampak tidak puas dengan jawaban itu, tetapi melihat Chenle sejauh ini selalu serius, Taeyong memilih untuk mengalah dan lagi lagi kembali diam.

Chenle pun beranjak duduk disalah satu sofa dan mengajak Taeyong untuk mengikutinya. Mereka akan beristirahat sebentar sambil mendiskusikan beberapa hal.

"Jadi gini Hyung, Chenle jelasin aja perlahan.."

Taeyong yang mendengar itu pun tampak bersemangat dan dengan cepat duduk disebelah Chenle.

"Jadi begini Hyung, yang tadi Hyung temuin di awal banget, itu Hyung udah pernah ketemu sama dia tetapi mungkin Hyung lupa dan sedikit  tidak sadar bahwa Hyung pernah bertemu dengannya. Dia termasuk anggota Spectar, sama halnya dengan 2 orang tadi yang kita temui. Satu orang yang membentak itu adalah anggota Spectar juga Jhonny, mungkin akan masih sedikit membingungkan disini. Tetapi lama kelamaan Hyung akan sadar dan mulai memahami disini siapa yang sebenarnya jahat dan baik"

Taeyong mengangguk angguk mendengar penjelasan Chenle, meski sebenarnya Taeyong sedikit bingung dengan hal itu, tetapi setidaknya Taeyong tau sedikit hal dari semua ini.

"Taeyong Hyung, ayo ikut, kita akan ke tempat sebelumnya dan melihat lukisan yang ada disana."

Taeyong pun mengangguk dan berdiri, berjalan mengikuti Chenle. "Teleport Aja Hyung, bisa sendiri kan? Bayangin aja kamar yang tempat lukisan itu berada"

Taeyong segera memejamkan matanya dan menyusul Chenle yang mulai menghilang. Jujur, melakukan teleportasi sedikit melelahkan meski terasa sangat mudah, tenaga Taeyong menjadi berkurang, dan konsentrasi nya mudah sekali terpecah sekarang. Mungkin Taeyong akan menarik lagi kata katanya tentang betapa kerennya teleportasi ini.

Mereka sampai di suatu tempat, tetapi hukan di tujuan mereka di dorm, tampaknya karena kelelahan, konsentrasi mereka berkurang dan menyebabkan mereka terteleport ke tempat yang salah. "Hyung, yang konsentrasi, meski ini cuma dunia ilusi, tapi dunia ini jauh lebih berbahaya. Jika Hyung memang udah lelah, kita bisa istirahat dan melakukan perjalanan biasa tanpa teleportasi."

Mendengar itu, Taeyong menggeleng dan tersenyum. "Tidak Chen, kita lanjutkan saja. Setelah ini jika disini sudah kita baru Istirahat"

Mereka pun kembali memejamkan mata dan berpegangan tangan, tubuh mereka mulai menghilang.

Sungguh buruk, sesampainya di dorm mereka, Taeyong luruh kebawah, tubuhnya melemah.

"Hyung? kau baik baik saja? beristirahat lah, pulihkan tenagamu terlebih dahulu, sedangkan aku yang akan mengecek diatas" kata Chenle.

Taeyong memandang Chenle, "apa boleh?"

Chenle mengangguk dan akhirnya menyuruh Taeyong duduk di sofa, karena mereka ternyata teleportasi di ruang tengah, bukan di kamar.

Chenle pun beranjak ke lantai dua dan mengecek ruangan disana, Chenle melihat ruangan itu sepi sekali, akhirnya Chenle pun mulai melihat lukisan yang posisinya tetap berada di ranjang, lukisan itu sama seperti Taeyong menemukannya pertama kali, ada coretan spidol hitam dan merah. Dengan cepat Chenle menoleh kebelakang ketika melihat ada seseorang yang tiba tiba masuk kedalam kamar tersebut.

"Hyung!" Kata Chenle yang terkejut melihat kehadirannya, meski sebenarnya orang itu tidak akan bisa melihat Chenle dan mendengar Chenle.

Chenle melihat orang itu berjalan menuju lukisan itu dan memasukkannya di dalam lemari lalu mengambil sesuatu di loker, memandangnya lalu kembali keluar.

"Bukankah itu...."

 ❝New Dorm -Lee Taeyong❞Where stories live. Discover now