♔ 00 ♔

15.1K 657 32
                                    

Malam Natal 7 tahun lalu, Joel Davis McCollin bersama dengan ibunya sengaja mengunjungi sebuah Panti Asuhan di pedesaan untuk merayakan malam Natal bersama.

Panti Asuhan sederhana khusus anak-anak bernama Sunny Summer adalah panti asuhan yang dulunya pernah menjadi tempat tinggal Lune McCollin, ibunda Joel. Tiap tahun,meski hanya sekali, Lune selalu menyempatkan diri untuk datang, dan malam itu ia datang pada malam Natal, hanya berdua dengan putranya.

Lune, pada usia tujuh tahun diadopsi oleh pasangan suami istri kaya raya. Hidup Lune berubah drastis, menginjak remaja wajah cantik dan tubuh jenjangnya membawa Lune berkarir sebagai model. Begitu dewasa dan semakin sukses, Lune mendirikan sebuah agensi permodelan dengan dukungan penuh dari orangtuanya. Agensinya pun makin dikenal banyak orang dan banyak model-model ingin menjadi bagian dari agensinya.

Hidup Lune makin berjaya, pun mengenai agensinya, ditambah dengan agansi milik Joel yang bekerjasama denga agensi Lune. Dua agensi permodelan itu makin tenar di semua kalangan, dan rasanya tidak ada yang tidak memakai model dari agensi mereka untuk iklan, acara Fashion Show atau lainnya.

Kembali pada Joel. Untuk pria seperti Joel yang lebih banyak memikirkan pekerjaan dibanding kunjungan amal seperti ini, agak membosankan datang ke sini menikmati malam Natal dengan orang yang tidak ia kenal. Joel hanya kenal beberapa suster yang bekerja di panti tersebut, itu pun karena Lune beberapa kali mengajak Joel untuk menemaninya.

Semua orang berkumpul di ruang tengah dengan phon Natal besar namun berisi hiasan sederhana. Banyak kado-kado di bawahnya, dan semua itu pemberian dari Lune. Anak-anak di panti makin menyayangi Lune, menyayanginya bak ibu mereka sendiri. Joel memilih berpisah, di malam Natal, ia masih harus menerima telpon mengenai pekerjaannya. Joel menjauh agar bisa lebih fokus. Tapi, alih-alih ingin fokus, Joel malah mendapati seorang anak berambut hitam panjang duduk manis di meja makan, memegangi mainan robot sambil mengemil kue kering.

Dimatikannya telpon yang terhubung dengan Joel tadi. Ia makin penasaran dengan anak berambut panjang yang sama sekali tidak merubah posisi sejak Joel melihatnya setengah jam yang lalu.

Joel menarik kursi, lalu duduk, senyumnya agak dikembangkan waktu anak penyendiri ini menolehnya. "Halo." sapa Joel ramah.

"Halo." bibir mungilnya mengembang manis, "Kenapa kau tidak ikut bergabung dengan yang lain?"

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu?"

Cekikilan kecil terdengar renyah di telinga Joel, mata berbentuk kacang almond dengan bulu mata lentik itu melirik, "Aku memilih disini karena aku bisa makan kue-kue ini sendirian."

"Kau tidak ingin mengambil hadiah Natal mu?"

"Umm, aku sudah dapat. Lihat." katanya sambil menujukan robot berwarna kuning ke arah Joel. "Ini dari Suster Cecile, pagi tadi ia memberikan ini padaku, dibungkus dengan kertas perkamen. Katanya agar yang lain tidak tau kalau ini hadiah untukku."

"Aah~" Joel mengangguk-angguk. "Siapa namamu?"

"Aily." jawabnya lekas. "Orang-orang memanggilku begitu, para Suster juga. Katanya karena aku seperti perempuan. Berambut panjang, bulu mata lentik, tubuh kecil, mereka jadi memanggilku Aily."

Dan.. Joel diam sesaat. Ia harus mencerna kalimat anak kecil yang duduk di sampingnya ini. Namanya Aily, rambutnya hitam panjang sampai sepinggang, matanya lentik, bertubuh mungil, dan oran-orang memanggilnya demikian karena ia seperti anak perempuan. Jadi? Sebenarnya ia anak laki-laki?

dear, Aily (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang