♔ 20 ♔

2.8K 233 24
                                    

"Demien.. aku punya pacar."

Baru saja Demien menyesap kopinya, sudah tersembur semua ke sisi meja. "H-ha?"

"Dan kami sudah putus."

Yang itu sontak buat Demien tersedak air liurnya sendiri. Ia batuk-batuk seperti orang mau mati. Atau.. bahkan, Aily pikir, orang mau mati tidak seperti Demien.

"Kau berlebihan Demien."

"Berlebiham gimana? Tiba-tiba kau bilang kau punya pacar, lalu kau bilang kau sudah berpisah. Maksudmu apa?"

"Ya aku sempat punya kekasih. Namanya Cameron, atau... Camie. Itu yang nama akrab yang aku dan teman-teman gunakan untuk memanggilnya. Tapi kami memang sudah berpisah. Minggu lalu."

"Kenapa?"

"Entah." Aily melengos, "Kami hanya pacaran sebulan. Teman-teman sekalas tau kami berpacaran, tapi minggu lalu, aku mendadak.... merasa jijik."

"Jijik?" tanya Demien bingung setelah menyesap kopinya.

"Iya.. Tidak ada yang aneh darinya, ia normal, tidak ada yang kurang. Tapi minggu lalu itu, waktu aku telat datang kesini..." Aily mendelik, "Sebenarnya sehabis sekolah aku menemuinya dulu. Untuk... melakukannya."

"Seks?"

Aily mengangguk. "Saat di foreplay, aku merasa tidak nyaman dan sungguh... ini aneh, aku merasa jijik. Maksudku, ya aku tiba-tiba tidak nyaman, tidak mau ia menyentuhku."

"Lalu?"

"Tunggu, apa itu suatu penyakit?"

Demien menggeleng pelan, "Ceritakan dulu."

"Jadi ya begitu." lanjut Aliy. "Ia menyentuhku, menciumiku, bahkan sempat mau memberiku blowjob. Tapi tiap saat ia memegang penisku... aku langsung merasa... tidak mau. Aneh. Aku mau berhenti dan aku mau pulang, saat itu juga."

"Kau ereksi?"

"Agaknya."

"Lalu kalian lanjutkan?"

Kini Aily yang menggeleng, "Tidak. Aku bilang, aku belum siap. Tiba-tiba aku ragu. Ia juga tidak memaksa meski aku tau ia sudah hampir ereksi. Akhirnya kita selesai hanya dengan ciuman, setelah itu kita pulang, dan aku kesini."

"Hmm.." Demien mengangguk. "Karena itu kau semalaman hanya diam? Baru datang, mandi, lalu langsung tidur. Karena itu?"

"Hm. Aku masih merasa tidak nyaman saat itu. Aneh. Aku sakit ya?"

"Bukan sakit menurutku, ya... memang kaunya menolak. Entah karena kau belum siap atau memang sebenarnya dalam dirimu benar-benar menolak. Itu wajar menurutku."

"Begitu?"

"Begini, mudahnya, kau tau hypersex? Seorang hypersex akan terangsang dengan siapapun, karena pikirannya hanya seks. Kebalikannya, orang-orang ini hanya tertarik dengan yang menurutnya nyaman, ia suka. Bukan hanya sekadar pikiran, tapi memang dari dalam dirimu. Pikirianmu, kau pacaran bukan untuk seks, kan? Tapi mungkin iya untuk mantanmu itu."

"Ooh."

"Hubungan kalian baru sebulan Aily, dan ia sudah berani mengajakmu berhubungan badan? Itu reaksi dari dalam dirimu. Kau pacaran karena memang ingin merasakan punya pacar, tapi ia justru ke arah seksnya. Lagipula ya, kenapa kau semudah itu menerima orang yang menyatakan perasaannya padamu?!"

"De-demien hentikaan~!" Aily menahan tangan Demien yang menjewer telinga Aily.

"Kau ingat dirimu dong. Kau mantan model, kau punya tubuh yang bagus dan semua orang menyukainya. Kau pikir siapa yang tidak mau jadi kekasihmu? Kau malah semudah itu menerimanya."

dear, Aily (BL 18+) [COMPLETE]Where stories live. Discover now