♔ 04 ♔

4.3K 281 21
                                    

Selesai dengan pemotretan sebuah iklan celana jeans, juga fitting di studio Lucy, Aily kembali ke rumah dengan perasaan sangat lelah. Tidak seperti biasanya. Meski senang juga karena Joel yang menemaninya seharian ini, bukan Luke. Tapi sebagai gantinya Joel harus pergi mengurus pekerjaannya seharian besok.

Di rumah, baru juga Aily melangkahkan kaki di pintu masuk, ia langsung dihadapkan dengan seorang pria tegap berkemeja biru memandangnya dengan sebuah senyuman. Aily balas tersenyum, tapi ia sama sekali tidak mengenal pria itu.

"Oh? Demien! Kau sudah datang. Maaf, maaf. Aku habis dari tempat Lucy."

"Bukan masalah Joel." senyum pria bernama Demien itu terlaihkan pada Joel, yang seraya mendekat lalu menjabat tangan Joel dengan sangat ramah.

"Aily, kembali ke kamarmu dan ganti baju. Nanti temui aku di ruang kerja ya?"

Aily mengangguk. Ia langsung melenggang mengikuti perintah Joel. Kembali ke kamar dan ganti baju. Di kepalanya masih menerka-nerka siapa pria bernama Demien tadi. Wajahnya begitu asing untuk Aily, di tempat kerja atau studio milik Joel pun ia tidak pernah lihat. Tapi tadi Joel menyuruh ya berganti pakaian dan menemuinya di ruang kerja. Apa maksudnya?

Pakaian yang dipilih Aily adalah kaos putih panjang di atas lutut dan celana legging hitam bergaris putih panjang. Ia tidak bisa pakai-pakaian minim karena sedang ada tamu, sudah gitu sepertinya Aily memang harus menemui Demien di ruang kerja Joel.

Diantar oleh Luke, Aily datang ke ruang kerja Joel. Dan benar, Demien masih disana sedang mengobrol dengan Joel. Emma juga disana, sedang memberikan minuman dan camilan kue kering. Tapi waktu Aily masuk, Emma pergi.

"Kemari Aily." Joel menepuk-nepuk pahanya, memberi isyarat untuk duduk di pangkuannya. Lengan Joel lekas merengkuh pinggang Aily, memeluknya dengan satu tangan. "Jadi Demien, pasienmu kali ini anakku sendiri. Menurut hasil check up yang biasa aku lakukan padanya, ia tidak ada alergi atau apapun."

"Ah~ itu bagus. Kalau gitu aku bisa melakukannya langsung hari ini."

Aily menoleh, "Memang aku akan diapakan Daddy?"

"Loh? Kemarin kau yang minta suntik permanen. Iya kan? Demien ini dokter spesialisnya, ia yang biasa melakukan itu pada model-model di agensi ku dan Ma."

"Ooh."Aily baru mengangguk-angguk, lalu padangannya dialihkan pada Demien. "Apa nanti ada efek sampingnya?"

"Tidak ada kok. Hanya seperti suntik biasa. Tidak akan ada efek sampingnya sama sekali, setelah suntik pun kau bisa melakukan aktifitasmu seperti biasa." jelas Demien.

"Gimana Aily? Mau hari ini?"

"Oke." sahut Aily riang, kembali seperti biasa, seperti lupa kalau tadi ia merasa lelah setelah seharian di luar rumah.

Aily tetap duduk di pangkuan Joel saat Demien menyuntikan obat di lengan atasnya. Aily agak meringis karena kaget seperti ada semut yang menggigitnya. Joel sigap mengusap-usap pipi Aily, mengalihkan perhatian Aily agar anak manjanya ini lupa kalau sedang disuntik.

"Selesai. Ini vitamin, cukup minum malam ini saja sebelum tidur."

"Terima kasih Demien." senyum Joel mengembang lebar. "Kau masih mau disini?"

"Aku mau ke belakang saja." Aily bangkit, "Terim kasih Demien!"

"Iya, sama-sama." Demien seperti tertular riang Aily. Ia ikut terkekeh melihat Aily berlari seperti anak kecil ke luar ruang kerja Joel. "Anakmu unik sekali."

"Yaa aku sangat beruntung memilikinya." jawab Joel bangga.

Kaki-kaki mungil Aily berlari di seluruh anak tangga menuju ruang makan yang menyatu dengan dapur dan balkon. Batas antara ruang makan dan balkon hanya dibatas jendela besar dan sebuah pintu yang juga dari kaca, jadi saat makan bisa sambil menikmati suasana luar rumah yang asri penuh dengan pepohonan dan tanaman berbunga.

dear, Aily (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang