8. mean it

5.1K 574 48
                                    

Dua hari setelahnya, Jisung benar benar mengubah warna rambutnya. Selain karna Hyunjin, mungkin Minho juga akan suka, pikirnya. Secara, Minho kan suka Felix.

Lagian kenapa sih semua orang suka sama Felix? Kaya gak ada yg lain aja.

Jisung menghela nafas melihat pantulan dirinya di kaca. Seragam sekolah, rambut barunya, mungkin kalau Jisung bermain dengan Felix orang akan mengira mereka kembar.

Hei, tentu saja Jisung dan Felix tidak semirip itu. Tapi nyatanya itu pernah terjadi. Dulu sekali waktu rambut Felix masih hitam, sangking seringnya mereka bersama orang mengira mereka kembar. Lucu kan, Felix dan Jisung itu berbeda.

Apa sekarang Jisung terlihat seperti Felix? Kalau iya Hyunjin pasti menyukai ini.

Haruskah Jisung menyuruh Hyunjin melepas semua tindikannya lalu mengecat rambut coklat lelaki itu agar terlihat seperti Minho? Ya, sepertinya itu perlu.

Puas dengan penampilannya, Jisung keluar kamar. Sepertinya Hyunjin akan datang sebentar lagi.

"Hei, adek kesayangan kakak"

Sapa Minho di meja makan. Jisung tersenyum lebar membalas.

"Tumben kamu ngewarnain rambut"

"Memang kenapa?"

"Gak papa, tambah gemesin aja"

Sepertinya Jisung harus berterima kasih pada Hyunjin karna menyuruhnya mengecat rambut.

Perkara rambut baru Jisung tak hanya di situ. Di kelas pun Seungmin sibuk mencubit pipi lalu mengacak rambut baru Jisung. Gemesin katanya.

Tapi seperrinya orang yg paling berbahagia dengan pergantian rambut Jisung adalah Hyunjin. Manusia kelebihan hormon itu hampir menjebol Jisung di rooftop karna dia bilang Jisung semakin mirip Felix.

Untungnya Hyunjin berhenti menyerang Jisung dengan iming iming akan membiarkan Hyunjin melewati 5 ronde nanti pulang sekolah.

Hyunjin akhirnya nurut.

Entah kerasukan setan apa, Hyunjin menarik Jisung ke kantin. Padahal mereka itu jarang menunjukkan kebersamaan di depan publik apalagi ke kantin bersama. Sedangkan yg jarang aja mereka sudah jadi trending topik, apalagi kalau sering.

Dengan bangga Hyunjin menggenggam erat tangan Jisung sambil berjalan mencari meja. Mengundang berbagai tatapan dari orang orang yg ada di sana.

Jisung sendiri bingung dengan kelakuan Hyunjin. Dia kira tidak perlu berlaku seperti ini jika hubungan mereka sebenarnya di dasari kepentingan kedua belah pihak. Ini berlebihan.

"Mau pesen apa?"

Jisung tidak segera menjawab. Ia malah memandang Hyunjin dengan tatapan menyelidik.

"Kok tiba tiba sih, Jin. Gausah sampe kaya gini juga kan?"

Hyunjin tersenyum miring. Di majukan wajahnya mendekati wajah Jisung hingga nafasnya bertabrakan.

"Lo liat di sana?"

Hyunjin melirik tanpa menoleh ke sebelah kirinya. Jisung mengikuti arah pandang Hyunjin. Cukup jauh di meja paling depan, ada Minho, Felix, Seungmin, dan Chan yg duduk satu meja. Tumben tidak ada Changbin. Bisa di lihat Minho menatapnya sedikit tidak suka, sedangkan Felix hanya melirik dengan wajah datar.

Ekspresi apa itu?

"Gue rasa ini perlu. Lagian gue pengen semua orang tau, lo itu punya gue"

Hyunjin meraih dagu Jisung. Di lumatnya singkat bibir Jisung sebelum dia berjalan menjauh untuk memesankan makanan.

Untuk sekarang, Jisung shok. Apa apaan itu. Jisung, milik Hyunjin?










• • •








"Jisung!"

Jisung meringis pelan. Tangannya yg tiba tiba di tarik Minho terasa sedikit perih. Mungkin faktor kecilnya ukuran tangan Jisung?

"Kak Minho"

"Pulang sama kakak ya"

Tanpa menunggu jawaban Jisung, Minho menarik tangan Jisung meninggalkan kelas.

Jisung terkejut tentunya. Apalagi saat melihat Hyunjin berdiri di lorong depan kelasnya, menatap ke arahnya.

Minho sialan, kan Jisung sudah janji akan pulang dengan Hyunjin.

"Kak, aku pulang sama Hyunjin aja. Dia sudah nungguin"

Minho menulikan pendengaran.

"Kak, jangan gini aku sudah di tunggu Hyunjin"

Minho masih melangkah lurus. Jisung jadi tambah kesal.

"Emangnya kakak gak pulang sama Felix?"

Minho menghentikan langkahnya, jeda sebentar sebelum kemudian menjawab,

"Kakak anter kamu dulu."

"Kakak kenapa sih?"

Minho memutar badan. Bisa Jisung lihat dari ekspresi, Minho sedang kesal.

"Kamu beneran pacaran sama Hyunjin?"

Jisung diam. Minho menatapnya tajam.

"Kakak gak mau percaya sama gosip gosip yg beredar dan mau denger dari kamu sendiri. Kamu gak pernah cerita soal ini. Kakak jadi ngerasa kamu gak percaya sama kakak. Kakak cerita apapun ke kamu, tapi kamu nyembunyiin banyak hal dari kakak."

Gimana bisa Jisung cerita kalau permasalahannya itu ada di kakak sendiri.

"Sekarang kakak sudah tau kan?"

Minho menunduk sebentar, lalu kembali menatap Jisung tapi kini dengan tatapan yg berbeda.

"Kamu tau, Jisung? Kayanya kakak gak suka kamu pacaran sama Hyunjin."

Dasar sialan. Padahal Jisung tidak melarang Minho pacaran dengan Felix. Dan kenapa pula di telinga Jisung itu semua terdengar seperti nada cemburu?

"Terus? Aku gak protes tuh kakak pacaran sama Felix."

Kini Minho yg diam. Sedetik kemudian, Minho tersenyum.

"Oke, mungkin kakak belum bisa nerima Hyunjin aja. Sekarang, pulang yuk?"

Minho meraih tangan Jisung. Kali ini dengan lembut, tidak seperti tadi.

"Ayo pulang"

Belum bisa menerima Hyunjin? Tapi bagaimana dengan Jisung? Sampai kapanpun Jisung tidak akan bisa menerima Felix.

Role Player | HyunsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang