10. somehow

4.9K 558 37
                                    

Malam ini, Jisung hanya berdiam diri di kamar sambil menggalau.

Baru dua menit yg lalu kakaknya memasuki kamarnya dengan pakaian rapi yg membuatnya tambah tampan meminta pendapat Jisung tentang penampilan Minho.

Ingin Jisung terpesona, tapi ternyata Minho berdandan rapi begitu untuk pergi kencan dengan Felix.

Pada akhirnya, Jisung hanya memeluk boneka beruangnya sambil berguling guling di atas kasur.

Malam minggu yg menyedihkan.

"Lo tau gak sih perasaan gue?" Jisung bicara sambil menatap wajah bonekanya.

"Ih bego banget sih gue, ya gak tau lah!" Setelah itu melempar boneka itu ke lantai. Tapi tak lama, Jisung kembali memungut boneka itu.

"Apa gue telpon Hyunjin ya? Oh iya, gue kan habis minjem earpod nya kak Changbin, daripada gabut gue balikin sekarang aja."

Akhirnya Jisung mengambil ponselnya untuk menghubungi Changbin.

Tak butuh waktu lama, pesan Jisung di balas. Tapi tubuhnya kembali melemas setelah membaca balasan dari Changbin. Lelaki itu sedang tidak di rumah katanya.

Jisung kembali merebahkan tubuhnya sambil menghela nafas.

"Hampa bener hidup gue. Punya pacar kaya ga punya pacar."

Mungkin kalau Jisung bisa pacaran dengan Minho nasibnya tidak akan semenyedihkan ini. Minho kan baik, perhatian, ganteng.

Lamunan Jisung buyar saat tiba tiba pintu kamar di buka.

Alis Jisung mengerut mendapati Minho yg berjalan gontai ke arahnya dengan wajah memelas.

"Kenapa kak?"

Minho membaringkan tubuhnya di samping Jisung. Boneka beruang di pelukan Jisung di rebut, lalu di peluk Minho erat.

"Felixnya ada acara katanya."

Aduh, Jisung mau ketawa aja rasanya.

Jisung tersenyum lebar sambil mengelus kepala kakaknya, "sabar ya"

Minho memejamkan matanya. Tapi ekspresinya masih menunjukkan kalau dia kesal.

"Akhir akhir ini dia aneh,"

Jisung menyiapkan hari dan telinganya. Karna dia sudah tau, setelah ini Minho pasti akan membahas Felix.

"Suka ngebatalin janji tiba tiba, nolak pulang bareng, kakak takut Sung. Tapi kakak gak mau berprasangka buruk,"

Ingin rasanya Jisung itu ngegoblokin Minho, ini sudah kehitung yg ke empat kali Minho mengeluhkan hal seperti ini. Tapi besoknya, mereka tetap lengket aja tuh.

"Kakak percaya sama Felix"

Pilihannya gak tepat, bodoh.

"Sung, jalan yok. Kakak kan dah terlanjur siap gini."

Dah begini baru di jadiin pilihan kedua. Yeuu bangsat.

"Yaudah sana keluar dulu, Jisung mau siap siap."

Minho bangkit, lalu dengan senyum bodoh keluar dari kamar Jisung.

"Dandan yg cantik ya, manis"

Lalu Minho menutup pintu kamar Jisung, meninggalkan si penghuni kamar yg membeku setelah mendengar kata kata gombal tadi.

•••














Jisung senang sekali. Akhirnya dia satu sekolah lagi dengan Felix. Sempat Jisung mengira dia tidak akan bertemu dengan sahabat kecilnya itu sejak mereka berpisah.

Hanya saja, pertemuan mereka kini banyak hal yg berubah. Mereka sudah memasuki usia pubertas, bukan lagi anak kecil polos yg terlalu takut dengan dunia.

Felix sejak masa orientasi siswa sudah mencolok, otomatis Jisung yg di sekitar Felix juga kena.

Sejak dulu, wajah Felix itu menarik. Sikapnya manis dan polos, menebar sentum kemana mana, tipikal anak populer. Bahkan Felix sangat terkenal di kalangan kakak kelas.

Kenalan Felix yg merupakan kakak kelas cukup banyak, Jisung yg selalu bersama Felix pun mau tak mau berteman dengan mereka.

Tapi kesalahan Jisung di sini.

Jisung diam diam menyukai salah satu kakak kelas yg di kenalkan Felix. Mungkin bisa di bilang itu cinta pertama Jisung.

"Sung, kamu suka sama kak Mark?" Pertanyaan itu di lontarkan Sunwoo, salah satu teman Jisung selain Felix.

"Enggak lah!"

Jawaban tak santai dari Jisung itu malah membuatnya di perhatikan Felix.

"Keliatan kok Sung, gausah bohong"

"Apasih Sunwoo, di bilangin enggak kok"

Mungkin itu adalah salah satu kesalahan terbesar Jisung. Mengelak saat di tanya tentang perasaannya.

Waktu berlalu, Jisung masih menyembunyikan perasaannya. Sunwoo yg melihat ini geram sebenarnya. Dari tingkah dan tatapan, terlihat sekali Jisung itu menaruh perasaan. Tak ada gunanya mengelak.

"Sung, kalo kamu memang suka mending ngomong secepatnya, tingkah mu itu keliatan banget tau gak?"

Kata kata Sunwoo itu membuat Jisung merasakan galau untuk pertama kalinya.

Jisung ingin bercerita pada Minho, tapi kakaknya itu masih belum bangun. Padahal ini sudah hampir 10 bulan. Apa Minho tidak ingin melanjutkan sekolah?

Pada akhirnya, dengan modal tekad Jisung memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya.

Tapi sepertinya sudah terlambat. Apa yg di katakan Sunwoo benar.

"Maaf Jisung. Aku gak bisa nerima kamu. Aku sama Felix sudah pacaran sejak seminggu yg lalu."

Jisung hancur. Benar kata orang, cinta pertama itu tidak pernah berhasil.

Besoknya, dengan wajah penuh rasa bersalah Felix meminta maaf pada Jisung.

"Aku gak tau kamu suka sama dia. Waktu itu Sunwoo pernah nanya tapi kamu bilang kamu gak suka sama dia, Jadi aku terima aja waktu dia nembak aku. Apa aku harus mutusin dia? Kamu kan suka sama dia"

Felix memandang Jisung dengan wajah memerah dan mata berkaca. Dengan cepat, Jisung menggeleng lalu tersenyum.

"Enggak Felix, ini bukan salahmu kok. Jangan putus ya, masa cuma gara gara aku kamu putus sih?"

Felix ikut tersenyum melihat Jisung tersenyum. Jisung memang teman yg baik, pemikirannya dewasa di usianya yg masih muda.

Tidak salah Felix menjadikan Jisung sebagai sahabatnya.

Besoknya, hubungan Felix dan Mark semakin mesra. Entah kenapa sejak Jisung mengungkapkan perasaannya, mereka jadi lebih berani menunjukkan kedekatan mereka di depan umum. Bahkan di depan Jisung.

Menyakitkan memang, tapi mau bagaimana lagi? Bukankah Jisung yg menolak saat Felix dengan berbaik hati ingin memutuskan Mark demi Jisung?

Mungkin seharusnya Jisung tidak menolak tawaran itu. Karna jika Jisung menyadarinya, itu adalah kemenangan kedua Felix.

Role Player | HyunsungTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon