3| Salepnya Jeno

4.9K 493 25
                                    

Yuk divote gaiseu.

Segelas teh hangat dengan sepiring buskuit yang tersaji di atas meja ruang tamu yang kini menyita atensimu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Segelas teh hangat dengan sepiring buskuit yang tersaji di atas meja ruang tamu yang kini menyita atensimu.

Lebih memilih memandangi kedua benda tersebut ketimbang manusia yang amat sangat membuat kamu ingin memuntahkan sumpah serapah sebanyak banyaknya.

Huh, sial sekali hari ini.

Mari perjelas, hari ini lebih tepatnya pukul delapan malam, kamu sedang duduk berharapan dengan manusia kampret bernama Jeno. Dirinya ada disini-di ruang tamu rumah kamu bertujuan untuk melaksanakan kerja kelompok. Ah bukan, maksdunya belajar bersama atas permintaan bu Jesicca.

Mau menolak? Mana mungkin, bu Jesicca sendiri yang menyarankan.

Mengusir Jeno? No! Tadi saja dia mengancam akan melaporkan kamu ke bu Jesicaa jika kamu mengusir dia.

Licik bukan?

Jadilah kamu terjebak dalam satu kubikel bercat hijau bersama Jeno. Yang sialnya orang tua kamu pergi seminar.

Oh iya, bukannya kamu membiarkan Jeno dengan gampangnya masuk kedalam rumah kamu saat papa dan mama pergi, tapi di sudut ruangan sana terdapat satu manusia lagi yang senantiasa mengamati kegiatan kalian.

"nenek, kalau udah ngantuk tidur aja nggak papa. Jiera bisa sama Jeno kok." kata kamu. Lama lama jengah juga diawasi dengan mata mengantuk itu.

Jeno mengangguk mengiyakan omongan kamu. "iya nek. Nenek lebih baik istirahat aja. Jeno nggak bakal macam macam." imbuhnya.

Kamu memutar bolamata malas. Dasar tukang cari muka. Batin kamu sudah menghujat sk tampan Jeno.

Nenek menggeleng. "nggak papa nak Jeno. Nenek juga senang kok disini. Bisa melihat kamu."

Eh eh? Apa kata nenek barusan?

"nek-"

"stt, nenek senang kalau kamu ada dirumah ini. Dihadapan nenek. Rasanya nenek kayak punya cucu laki laki. Nenek kepengen soalnya."katanya.

Duh nek.

"oh begitu, hehe. Anggap aja Jeno cucu nenek."kata Jeno dengan senyum amat lebarnya. Sampai matanya melengkung ke bawah.

"beneran nih?" nenek bertanya demikian membuat kamu siaga satu. Kamu buru buru menggeleng cepat. "loh nenek kok gitu. Jenokan bukan cucu nenek."

"Jeno cucu nenek kok. Kamu boleh tinggal disini, Jen."

Astagfirullah, tolong ini kenapa nenek bisa begituuuu.

Kamu melebarkan mata mendengarnya. "nek... Kalau Jeno tinggal disinikan nggak mungkin. Jeno sama Jiera bukan mukhrim."

Ada ada aja sumpah nih nenek. Kamu membatin demikian.

"ealah kamu ini, ya terserah neneklah. Nenek minta cucu laki laki ke mamah kamu nggak di kabulin tuh."

H U S B A N D Where stories live. Discover now