7| Masih Sayang

4K 368 72
                                    


Silahkan kritik aing gais, emang kebiasaan lupa updete. Ehe.

Vote sesuai target aing double update. Tapi ingetin juga ya, suka lupa aing teh.

Aing hanya manusia punya rasa punya hati, begitu juga dengan kesalahan dan lupa, typo juga deh.

Skuy aja, keburu imsak.



Enjoy your day

Enjoy your day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






- H U S B A N D -


Jeno memarkirkan motornya disebelah mobil sang mamah. Kemudian berjalan masuk kedalam rumah yang mewah tersebut. Dirinya tanpa pikir panjang langsung masuk kedalam kamarnya yang ada dilantai dua. Mengganti seragam sekolahnya dengan baju biasa. Kemudian Jeno mengambil air minum di dispenser yang ada di sudut kamarnya dan meminumnya.

Hari ini rasanya lelah, lelah hati dan lelah body. Jeno mau absen seharian tapi tidak mungkin, dirinya harus menemui pak Siwon untuk membahas kelanjutan lombanya dan perlu materi untuk ujian kelulusannya. Apa lagi pasangan untuk lomba itu bukan kamu lagi, entah siapa yang mengisinya nanti. Jeno tidak tau.

Baginya siapa saja yang menjadi pengganti nanti itu tidak masalah, lagi pula pak Siwon maupun bu Jesicca pasti mencarikan yang terbaik. Jeno hanya bertugas memengharumkan nama baik sekolahnya untuk kali terakhir, sebelum dirinya lulus.

Akhir akhir ini Jeno juga merasa berat akan berbagai tekanan yang Jeno terima. Entah dari sekolah ataupun keluarga. Eh bukan, kalau dari keluarga Jeno memang sudah tertekan. Omong omong soal pencalonan osis waktu itu, Jeno memang berambisi untuk menduduki jabatannya karna satu hal, yaitu sang papah.

Dirinya dituntut untuk menjadi yang papahnya mau. Termasuk menjadi ketua osis dan memenangkan lomba itu. Maka dari itu kamu yang diundurkan diri, bukan Jeno.

Kalau tidak dapat paksaan dari papahnya, mungkin Jeno akan memilih menjadi siswa biasa. Tapi apa boleh buat, dia digembleng untuk menjadi demikian, maka dari itu Jeno sangat berambisi mendapatkan jabatannya. Namun disisi lain Jeno bersyukur, dia bisa bersaing dengan kamu dan berakhir seperti ini, kamu dan dirinya akan terikat dalam sebuah pernikahan.

Jeno senang, bahkan sangat. Penantian untuk keluar dari zona merah keluarganya akan terlaksana. Dia tidak akan di atur papah, dia bisa bebas, dia bisa meraih impiannya tanpa campur tangan orang tua, dia ingin menjadi Jeno yang sebenarnya.

Haykal Jeno bukan Jeno Azier.

Jeno melirik ponselnya yang berdering, sebuah panggilan telfon masuk. Sebenarnya Jeno enggan mengangkatnya, namun saat dirinya mengintip siapa yang menelfon, cepat cepat Jeno menerima panggilan itu.

Sambungan telfon terhubung, "Assalamuallaikum," sambut Jeno.

"Waalaikumsalam, Jen."

"Om ada perlu apa telfon Jeno?"

H U S B A N D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang