5| Niat Jeno

4.2K 587 101
                                    

Hehe Ara sedih lo cuma secuil reader's baik hati yang mau ngevote.

Hai siders, susah ya tekan bintang di pojok kiri?

Tapi ga papa sih, jangan salahin Ara kalau book ini tiba tiba ngilang. Hehe.

Awas typo.

Enjoy your day

Enjoy your day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















- H U S B A N D -

Kamu menguap lebar lebar kala rasa kantukmu belum hilang. Kemudian kamu melangkah mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi. Menyelesaikan ritual mandi, setelahnya kamu keluar kamar mandi dengan bathrobe.

Niatnya kamu mau santai santai dulu tapi urung saat kamu menoleh ke arah jendela. "kok udah cerah gini sih." gumam kamu. Sejurus kemudian kamu menoleh ke jam yang ada di atas nakas kamar. "tolol! Udah jam sepuluhan anjir." pekik kamu.

Buru buru kamu keluar kamar dan mencari keberadaan mamah kamu. Namun kamu tak kunjung menemukan wanita cantik itu. Kamu menghela napas dan berjalan keluar rumah. Sepertinya percuma juga kamu kalau mau memaksakan berangkat sekolah. Sudah kepalang telat.

Begitu kamu membuka pintu rumah, kamu melihat papah sedang membaca korannya sembari menyruput teh hangatnya. Dirinya sedang duduk di teras depan rumah, melirik kamu kemudian kembali fokus ke korannya. "Udah bangun kamu?" tanyanya.

Kamu mengangguk walau beliau tak melihat, lalu mengambil tempat di samping papah. "papa sama mama pulang jam berapa semalam?" tanya kamu.

Papah berdehem sejenak. "jam sepuluh." ujarnya. Lantas kamu mengangguk. "mama mana?"

"ke warung mbak Mina." jawabnya tanpa menatap kamu.

Tapi hawa hawa yang papah bawa terlihat beda. Entah kamu saja yang merasakannya atau memang seperti itu- papah terlihat judes kekamu. Tidak seperti biasanya.

"Ohh, kok aku nggak dibangunin? Hari ini jadwal sekolahkan?" tanya kamu sekali lagi. Papah menyesap tehnya sejenak. "mama sengaja nggak bangunin kamu." jawabnya.

"Mama tau semalam kamu begadangkan?" sekarang giliran papah bertanya, kamu mengangguk mengiyakan. Membuat papah berdecak sebal. "ck. Begadang segala. Nggak baik buat kesehatan." ketusnya kekamu.

Kamu mencebikan bibir kesal. "ih papa kenapa sih. Nggak biasanya ketus gini ke Jiera. Salah Jiera tuh apa? Heran."

Papah melipat korannya kemudian menyimpannya di meja. Seluruh atensi papah berikan kekamu. "semalam Jeno kesini?" bukannya menjawab pertanyaan kamu sebelumnya, papah malah berbalik menanyai kamu.

Kamu diam sejenak, manatap papah bingung kemudian mengangguk. Sepersekian detik setelahnya papah memukul tangannya sampai membuat kamu berjenggit kaget.

H U S B A N D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang