8| Mama Muda

5K 372 91
                                    

Luv ya buat yang vote❤

Apasih, wkw.

Awas, ada sule.

Eh bukan, maksudnya, awas typo.

Ehe.

Enjoy your day

Enjoy your day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









- H U S B A N D -


"Saya terima nikah dan kawinya Jiera Aiza Hanumkusumo binti Raden Suho Hanumkusumo dengan maskawin seprangkat alat solat, cincin emas dan uang bernilai 50.000.000, dibayar tunai."

Kamu hampir kehabisan napas saat Jeno dengan mantapnya mengucap ijab kabul. Sedari tadi kamu menahan napas sangking gugupnya bersanding dengan Jeno di depan papah dan penghulu.

Sesuai apa yang papah Jeno mau, hari ini kamu resmi dinikahi Jeno. Kamu kira satu minggu itu lama, tapi nyatanya waktu berjalan begitu cepat. Saat ini cukup ijab kabul di masjid saja. Sedangkan untuk resepsi diadakan nanti dirumah Jeno. Kamu mau menolak untuk acara resepsi sepertinya tidak bisa. Acara resepsi yang disiapkan dadakan itu harus terjadi. Papah Jeno yang minta.

Di masjid ini, hanya dihadiri beberapa orang saja. Keluarga besar kamu dan keluarga Jeno. Beberapa rekan kerja papah Jeno dan teman terdekat mama dan papa kamu. Mereka yang menjadi saksi dimana kamu jadi pengantinnya Jeno.

Jeno hari ini terlihat tampan mengenakan toxedo putih. Sedangkan kamu terlihat cantik, kamu mengenakan kebaya putih pilihan mamah. Tak lupa dengan hijab putih yang menyertai.

Kamu cantik.

"Sah!"

Kamu dibuat gugup bukan main untuk kedua kalinya saat semua orang yang ada di dalam masjid ini berseru serentak. Mulai detik ini, kamu sah menjadi istri Jeno dimata agama.

Kemudian Jeno menyodorkan tanganya ke kamu setelah berucap hamdalah dan berdoa, bermaksud agar kamu mencium tangannya. Kamu menerimanya dan mencium punggung tangan Jeno. Setelah itu Jeno membawa kamu mendekat ke arahnya, diciumnya kening kamu lamat lamat sampai kamu merasakan Jeno tersenyum disana.

Namun lain halnya dengan kamu, kamu hanya memamerkan senyum saat orang memandangmu. Sekarang kamu menunduk, membuat kamu menampakkan ekspresi datar. Untung selendang putih yang menutup kepala kamu dan Jeno menjuntai ke bawah, jadi kamu manfaatkan untuk menutupi ekspresimu.

Kalau boleh jujur, masih ada rasa mengganjal di dada kamu. Bisa dibilang perasaan takut yang kamu tutupi dengan ekspresi datar.

Memang semingu terakhir kamu hanya diam membatin. Tentang semua yang kamu alami akhir akhir ini. Perubahan sifat Jeno, persetujuan papah, penyebab Jeno yang menangis malam itu, dan Siyeon. Ah ada lagi, kamu juga takut dan bingung bagaimana kehidupan kamu menjadi istri Jeno nanti.

H U S B A N D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang