4| Hal Tak Terduga

4.3K 488 27
                                    

Hayuk divote,

Dimaapin juga aingnya ya, karna lupa apdet. Abisnya ga ada yang vote. Dikit bat.

Yudahlah ya, cus aja gausah ngebcd mulu.





Enjoy your day

Enjoy your day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








- H U S B A N D -










Kesan gelap yang ada di dalam kubikel berwarna kuning yang selalu menemanimu sekarang.

Rasa lelah dan letihpun kamu rasakan. Mata kamu sembab, seharian ini terus menangis tanpa henti dan berakhir tertidur karna lelah.

Kamu menoleh kekanan guna melihat jam yang ada diatas nakas, jam menunjukan pukul sepuluh malam. Lalu kamu menghela napas lelah. Kepala kamu pusing, mata perih dan badan kamu capek.

Rasa rasanya kamu ingin menangis dan pergi dari rumah. Penyebab kamu seperti ini adalah keputusan Jeno. Dia benar benar mau menikahi kamu.

Kemarin kamu marah, nangis di samping mamah dengan harap Jeno menarik kata katanya. Tapi kata nenek, "Jeno benar Ra, mau tanggung jawab kekamu. Udah iya aja."katanya.

Hell.

Tanggung jawab apa astaga. Kemarin soal sleep walkingnya Jeno, itu hanya sekedar tidur disamping kamu. Tanpa melakukan hal lain. Yeah mungkin Jeno memeluk kamu saja. Tapi hanya sebatas itu, tidak lebih.

Mau meledak rasanya kamu memikirkan segala kemungkinan yang bercabang di otak kamu. Iya, kamu berfikir tentang paksaan nenek, tentang ucapan Jeno, tentang respon orang tua Jeno, dan tentang pernikahan kalian.

"Hua mau nangis, tapi mata gue perih. Huhu."kata kamu sembari mengucek mata.

Seharian ini kamu mengurung diri di kamar, yang artinya kamu bolos sekolah. Padahal kamu ada janji dengan bu Jesicca siang tadi.

Kamu menghela napas kasar, sepersekian detiknya kamu mendengar pintu kamar diketuk dan disusul suara mamah. "Jiera? Mama mau masuk. Bolehkan nak?" beliau meminta ijin ke kamu dulu.

Sementara itu kamu masih diam tidak menjawab. Pikirmu, buat apa dibukain, pasti mama bakal maksa kamu kayak nenek tadi pagi. Maka dari itu kamu memutuskan membiarkan mamah sampai beliau menyerah.

Tapi ketukan pintu kamar yang lembut dan suara mamah itu masih terdengar. "Ra, mama mohon. Bukain sebentar. "

Duh pakai memohon segala.

H U S B A N D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang