Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
⚠little mature : dipart kedua. Jadi pembaca yang bijak ya adik adik, diskip aja.
"A, buka mulut kamu."
Kamu menggeleng lemas. Untuk kesekian kalinya Jeno menghela napasnya lelah. "Jiera kenapa? Jeno ada salah? Ngomong dong jangan diam aja."
Lagi dan lagi kamu menggeleng. "gpp."
Jawaban kamu tentunya mengundang kekhawatiran dari Jeno. Si bucin mendadak khawatir akan sikap kamu ini. Apa dia ada salah ke kamu sampai kamu begini, tapi apa, Jeno tidak merasa berbuat salah.
Hanya berteriak hah ke kamu saat dirinya kurang jelas mendengar ucapan kamu— Jeno berpikir demikian. Dia hanya mendengar sekelebat saja. Maka dari itu bertanya, namun kamu hanya diam. Biasa problematic saat berkendara. Sampai bubur ini dingin pun kamu masih diam.
Padahal tadi pagi yang paling antusias untuk sarapan bubur adalah kamu.
"Yaudah buburnya aku makan loh, nih aku makan nih." katanya dengan sengaja, tujuannya membuat kamu terlena dan segera menyantap buburmu. "ah tambah sate telur puyuh ah."
Saat tangannya hendak mengambilnya, ia melirik kamu sejenak. "Eh buwung apa tu man? Buwung puyuh, haha." monolognya tiada malu. Sontak menjadi tatapan beberapa pengunjung warung ini.
Kamu menghembuskan napas pelan, mengalihkan pandangan dari Jeno dan meneguk air yang tadi Jeno beli. Rasanya, kamu masih pusing, memikirkan banyaknya fakta yang cukup mengejutkan tentang keluarga Jeno.
Bukannya lebay atau alay karena bersikap berlebihan, namun nyatanya begitu, kamu pusing memikirkan fakta fakta yang mungkin saja tidak diketahui Jeno. Tentu soal kedua orang tuanya.
Yang paling mengejutkan ya mamah Fany yang juga bersikap demikian dibelakang Jeno. Tapi semoga saja pikiran buruk itu tidak benar.
Gengs, kamu masih bertanya tanya mengapa kamu yang harus tau semua ini, kamu ini hanya orang asing yang kebetulan dipilih Jeno sebagai pendamping hidup. Tapi hanya kamu yang tau sikap dan perilaku yang papah mamah Jeno lakukan dibelakang anaknya.
Papah Jackson dengan Heejin, dan mamah Tiffany dengan om Haedar. Terdengar lucu, lucu yang menyesakkan maksudnya.
Kini kamu menatap Jeno dengan sendu, di dalam hatimu, rasa akan kasihan mendadak mengisinya saat menatapi Jeno. Beban beban yang ia tanggung terlalu berat. Laki laki ini, sungguh hebat dimata kamu.
