04

234 90 62
                                    

Enam juli itu tanggal kelahiran Somi, dan pada bulan itu Somi berharap Jekalah yang pertama kali mengucapkan, 'selamat ulang tahun Somi',  bukannya Tetet, bocah teman sekelasnya, yang berlari dari ujung koridor sekolah dengan sebatang coklat di lengannya.

Bocah bernama Tenagya atau yang lebih sering di sebut Tetet itu tersenyum lebar, keringan kecil bercucur dari jidatnya, sepertinya bocah itu berlari dari depan gerbang sekolah tadi.

Lengannya yang tertempel beberapa tatto itu terulur, menyerahkan coklat batang pada Somi yang kini tengah bergandengan tangan dengan teman gadisnya yang lain_mereka akan masuk kelas_omong-omong, (dan yang tatto yang berada di lengan tetet bukan tatto sungguhan melainkan tatto hadiah dari permen karet).

"Selamat berkurang usia, Somsom,"  Ucap bocah dengan mata kucing itu, membuat Somi memekik senang karna mendapat coklat tampa memerhatikan kalimat, 'berkurangnya usia', yang dilontarkan bocah yang baru sembuh dari patah tulang bulan lalu itu.

"Ih makasih Tetet," Ucap Somi girang, tak apa Jeka tak menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat, kapanpun Jeka akan mengucapkan selamat ulang tahun, Somi akan menunggu, karna Somi yakin Jeka tidak akan lupa pada tanggal ulang tahunnya.

Ya semoga.

****

Memangnya salah kalau Somi ingin Jeka mengucapkan selamat ulang tahun padanya? tidak papa kalau Jeka tak memberi Somi hadiah, sungguh, Somi hanya ingin Jeka mengingat hari penting dalam hidupnya.

Bahkan dulu Somi rela di hukum Ibunya karna bolos bimbel demi datang kerumah Jeka, hanya sekedar untuk mengucapkan selamat ulang tahun, dengan coklat batang di lengannya.

Tapi kini? Somi kembali datang kerumah Jeka dengan paperbag pink, di lengannya yang berisi potongan kue yang sengaja Somi pisahkan saat acara ulang tahunnya untuk Jeka.

Somi tau dia egois, akan tetapi, apakah itu artinya Jeka juga boleh memeluk gadis lain yang teramat Somi kenal di depan rumahnya? sedangkan Somi sendiri sedang membutuhkan Jeka di sini.

Jadi yang egois disini siapa?

Somi percayakok pada Jeka, yang tidak ia percaya adah gadis berambut panjang yang kini berada dalam pelukan Jeka, Janinda, kakak Somi yang kebetulan juga adalah mantan Jeka. Entah ia masih menyimpan prasaan pada Jeka atau tidak, intinya Somi tidak suka.

"Kalau tau ini yang bakal gue lihat," Ucap Somi yang kembali masuk ke dalam mobilnya, "gue lebih milih diem di rumah, nikmatin acara ulang tahun gue,bukannya malah kabur buat nganterin bolu ini, Kak Jeka."

Gadis dengan rambut sebahu itupun memerintah supirnya untuk kembali kerumahnya. Tampa menoleh ke belekang untuk melihat Jeka yang sedikit mendorong tubuh Janinda dari pelukannya, dengan tatapan tak suka pada gadis yang berstatus sebagai kakak Somi itu.

"Jadi sebenernya kak Jeka, lo udah move on atau belum?"

****

"Ma-maaf Jek, gue kebawa suasana tadi," Ucap Janinda sambil mengusap air matanya, sebelum tertawa canggung karna refleks memeluk Jeka tadi.

Sedangkan Jeka, pria itu hanya mengangguk kecil, walau ia masih bingung kenapa mantannya itu tiba-tiba datang kerumahnya sambil menangis.

"Memangnya June kemana?" Tanya Jeka, sedikit meringis saat menyebut nama mantan sahabatnya itu.

Intinya dulu Jeka sahabatan dengan June, tapi hubungan persahabatan mereka berakhir karna june yang selingkuh dengan pacarnya, Janinda.

Sekarang hubungan Jeka dan June baik-baik saja, lagian Jeka sudah punya Somi. Walau Jeka dan June tak bisa sedekat dulu, bahkan mereka masih canggung kalau tak sengaja berpapasan di lorong kelas ipa yang bersebrangan dengan ruang osis.

"Kalian berantem?"

"Jek," Panggil Janinda, "lo bisa jaga rahasia kan?"

"Iya,kenapa emang?"

Janinda tidak dapat menatap tepat kemata Jeka saat mengatakan, "June selingkuh."

Jeka terdiam sejenak, sedikit memproses apa yang terjadi di sini.

Dulu Janinda selingkuh dari Jeka,  dan sekarang Janinda di selingkuhin June?

Boleh Jeka tertawa sekarang?

Tenang Jeka hannya bercanda, Jeka tidak sejahat itu, untuk tertawa di atas penderitaan orang lain.

"Janin---."

"Gue tau mungkin ini karma, gue dateng kesini cuman mau minta maaf sama lo gara-gara kelakuan gue dulu sama lo." Potong gadis itu sambil menundukan kepalanya.

"gue udah lupain kejadian itu, lagian gue udah sama Somi juga sekarang," Balas Jeka dengan senyum mengembang tampa tau tatapan sendu yang di layangkan oleh gadis di depannya.

"Ngomongin Somi, lo udah ngucapin selamat ulang tahun sama dia? Somi udah nunggu ucapan selamat sama lo bah---."

"Eh anjir! gue lupa!" Pekik Jeka, sumpah dia benar-benar lupa ultah Somi, salahkan saja tugas yang menumpuk dan jabatan osis yang di pegannya membuat ia semakin sibuk.

Jeka terlalu sibuk merutuki kebodohannya tampa tau gadis di sampingnya yang tersenyum kecil, kecil sekali, yang bahkan tak akan terlihat kalau tak di lihat secara detail.

"Yaudah, lo cepetan ucapin selamat sama dia, gue pulang dulu."

"Eh iya, sory gue gak nyuguhin apa-apa, lo tiba-tibasih kesininya," Ucap Jeka sedikit menyesal yang hanya di balas senyuman oleh gadis di sampingnya yang kini tengah menyampirkan tas kecil di bahunya sambil berjalan kedepan pagar rumah Jeka, diikuti Jeka yang masih merutuki kebodohanhya.

"Duluan Jek," Ucap gadis itu sambil menstarter motornya, meninggalkan Jeka yang kini tengah menukik heran menatap paperbag pink yang tersampir di depan pagar rumahnya.

Lengannya terulur menggapai paperbag pink di pagar rumahnya sebelum tukikan di halisnya semakin jelas kentara saat melihat isi dari paperbag itu.

Bolu? []

Jekasomi Where stories live. Discover now