013

114 57 29
                                    

Fuhh ditiup dulu banyak debunyasih /uhukk/

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fuhh ditiup dulu banyak debunyasih /uhukk/.

......

Akhir-akhir ini kepala Jeka pusing, sebagai ketua osis tentu banyak tanggung jawab yang harus ia selesaikan, apalagi penerimaan murid baru juga Jeka yang ambil banyak bagian .

Ditambah lagi beban beras tentang Ayahnya yang sekarang sedang dalam pesawat menuju Indonesia.

Sebenarnya untuk itu entah berita baik atau buruk, Jeka belum siap bertemu dengan Ayahnya tapi merasa sedih juga mengingat kalau Ayah yang selalu ia jadikan patokan hidup harus di tahan.

Intinya sebelum ayahnya pergi ke Jepang untuk bisnis, ada masalah kecil (sebenarnya besar tapi jeka tak mau mengakui) membuat hubungan antara Ayah dan Anak itu menjadi renggang.

"Papih sebenernya dengerin mamih gak sih?"

Jeka sedikit tersentak kaget memasang raut bersalah membuat buntalan daging yang sekarang sedang bertumpu di meja ruang tamu dengan beberapa buku yang berceceran itu memasang pose seakan ingin menggigit Jeka kalau saja pria itu tak menghindar.

Jadi ceritanya Somi lagi belajar, kali ini Somi mau dapat pringkat di sekolahnya, gak mau kaya di waktu di SD, mentok-mentok dia dapat juara tiga di kelasnya.

Dari belakang.

Katanya saat sedang makan baso di pingir perumahannya 'jangan hidung Tetet doang yang bisa ngembang pringkat Somi di kelas juga harus ngembang'. Ucap Somi saat itu dengan semangat menggebu-gebu.

Makannya Jeka nurut aja ngajarin Somi, ini calon Ibu di masa depannya loh, masa pringkat 37 dari 40 siswa.

Apa kata anaknya nanti?

Ya walaupun Jeka masih agak janggal sama kata 'masa hidung Tetet doang yang bisa ngembang'.

"Lo mikirin apasih? gak bisa apa mikirin Somi yang imut, gemesin, lucu ini kalau lagi berdua," Ucap somi sok sedih.

"Emang lo suka mikirin gue?"

"Kalau gue jawab selalu mikirin papih tiap hari di kasih apa?"

Jeka memasang wajah sok berpikir, mengetuk jarinya di jidat membuat Somi menukik jijik.vIya jijik wajahnya ituloh kaya yang minta di tampol.

"Kalau gue kasih cium gimana?"

Somi tertawa kecil. Manis, akh senyum Somi memang selalu manis.

KATA JEKA.

Kalau tanya ke temen-temen Somi tentu jawabannya beda, orang senyum kaya kunti lanak gitu di sebut manis.

"Kalau gitu cium gue."

Maka dengan wajah polosnya Somi menyodorkan pipinya,vtapi Jeka ingin tempat lain, membuat Jeka tersentum kecil sambil menangkup lembut wajah Somi, mengecup lembut bibir Somi_sekaan bibir Somi akan pecah kalau Jeka menciumnya terlalu kasar.

Dan karna Somi tak melawan saat Jeka mengecupnya Jeka jadi besar kepala, ia berniat menggerakan bibirnya. Mungkin istilah lainnya melumat, tapi si barbar Somi kembali berulah.

"HEI PAPIH NGAPAINNNN, MAU NYIPOK SOMI YAAA?! AAAA SOMI INI MASIH POLOZZZ COBA LIAT BINAR MATA SOMI INI YANG MEMANCARKAN KEPOLOZANNN," Pkik Somi membahana ke penjuru rumah Jeka,cuntung saja Ibu Jeka sedang ke pasar kalau tidak bisa-bisa dia serangan jantung mendengar pekikan Somi yang kurang ajar.

"Somi gu---"

"Sttt papih jangan banyak bacot, papih sudah menodai makhluk polos dengan binar mata polos satu ini, sebagai hukumannya ambilin hoody papih, dingin nih," Perintah Somi dengan kurang ajarnya,vjangan lupa lengannya yang membekap mulut Jeka dengan lebaynya.

Kebanyakan nonton drama memang Somi ini.

"Gak izin dulu ke gue mau minjem hoody?" Tanya Jeka saat Somi sudah melepaskan lengannya dari mulut Jeka.

"Emang harus izin?"

"Gak sih, tinggal ambil aja."

"Yaudah nunggu apalagi! cepet ambil!" Perintah Somi kembali kurang ajar, namun sebagai pacar yang baik walaupun dikurang ajarin Jeka nurut.

Oleh karna itu Jeka memeluk Somi erat-erat, mendorong Somi kepojok sofa, melingkupi tubuh mungil Somi dengan tubuh bongsornya.

"Pih, hoody kata gue."

"Sekarang gue tanya Pakai hoody biar apa?"

"Beku, ya anget lah."

"Nah ini udah angetkan?"

Somi terbahak keras saat menyadari maksud dari pacarnya, dan suaranya ketawanya makin keras saat Jeka berbisik di telinganya_dengan kaku,vciri has Jeka sekali, biarin gue jadi human hoody lo hari ini.

Akh manisnya.

"Kalau gitu jadi human hoody gue tiap hari aja."

"Kenapa? angetnya pas ya?"

"Iya pas, abisnya angetnya nular sampe ke hati."

"Karna rasanya kaya lagi di sayang ya?"

"Iya, rasanya kaya lagi di sayang."

Jeka terkekeh kecil, bergumam bahwa rasa sayangnya kalau bisa di ibaratkan lewat hangatnya pelukan mungkin akan membakar saking besarnya rasa sayang Somi pada Jeka sebelum akhirnya membubuhnya satu kecupan kecil di jidat Somi.[]

Jekasomi Where stories live. Discover now