019

141 35 49
                                    

"Aku ngaku aku salah." Ucap Jeka setelah menutup pintu di belakangnya, "Salah karna gak ngakuin pacar tersayang aku."

Mengenyampingkan rasa geli Somi karna Jeka ngomong aku kamu, gadis itu memilih mempoutkan bibirnya, lalu berkata, "hilih, emang salah lo."

"Iya Som, iya ini semua salah aku, maap, oke?"

"Lo tau masalahnya apa?" Somi masih cemberut, "Masalahnya, hati mungil menggemaskan punya gue itu rapuh, misalkan nih kalau hati gue kerupuk, udah remuk tak bersisa tau gak."

"Aku serius Som."

Somi menggeleng, "Gue juga serius, gue takut, gue takut kalau lo bakal ninggalin gue dan lebih milih cewek jelek bangkotan itu."

"Som..."

"Gue percaya sama lo, tapi gue gak percara sama si Tania---"

"Kalia."

"Diem!" Bentak Somi sambil melotot, membuat Jeka seketika ciut.

"I-iya sok di lanjut."

Jeka yang sebelumnya berdiri, kini lebih memilih mengambil tempat duduk di samping Somi, iya meletakan boneka beruangnya di sisi lain sofa. Jemari pria itu perlahan bergerak meraih jemari Somi lalu, iya genggam dengan erat.

"Kamu cemburu Som?"

"IYA!" Somi menoleh dengan kesal ke arah Jeka, "Gue cemburu, Ih, papihkan bisa ngomong sama dia kalau gue pacar papih, papih malu punya pacar kayak gue?"

"Maafin aku, oke?" Jeka tersenyum lalu meletakan jemari Somi di atas pahanya, "Aku ngerti kamu cemburu sama aku karna kamu sayang banget sama aku, tapi kamu tau gak?"

"Tau apa?"

"Aku juga sayang banget sama kamu Somi, cuman sama kamu."

Somi bersusah payah menyembunyikan senyumannya. Hanya saja semburat di pipinya tidak dapat berbohong, Jeka mencubit pipi kemerahan itu dengan gemas, membuat Somi akhirnya memunculkan senyuman kecilnnya juga.

Mata Somi melirik ke arah boneka besar di sebelah Jeka, "boneka Gajah itu buat apa?"

"Gajah?"

"Iya Gajah, bonekanya segede Gajah sih jadi boneka Gajah."

Jeka tertawa_sangat lepas.  Demi tuhan, katanya dalam hati, kekasihnya itu benar-benar menggemaskan. Tautan jari mereka terlepas sebab Jeka meraih boneka Beruangnya, ia menyerahkan boneka itu ke arah Somi yang memasang wajah terkejut.

"Buat kamu." Kata Jeka. "Biar gak ngambek lagi."

"Kenapa Beruang?"

"Katanya tadi waktu di telfon kamu Beruang."

Somi ber-oh ria. Iya lalu menerima boneka Beruang besar itu dengan senang hati. Jemarinya menyusuri bulu palsu yang lembut itu, Somi meletakan boneka itu diantara kedua kakinya, lalu mengalungkan lengannya pada leher si boneka. Jeka jadi gak bisa ngebedain mana yang Beruang asli sama yang Beruang jadi-jadian, dua-duanya sama-sama ngegemesin sih.

Tak lama kemudian, Jeka teringat sesuatu. Sebenarnya ini cukup mengganggunya sejak tadi.

"Aku udah di maafinkan?" Somi hanya mengangguk, "aku boleh nanya?"

"Boleh."

"Hmm, kamu pulang sama siapa waktu dari perpusatakaan? kok aku liat kamu boncengan motor sama cowok sih."

"Ah, Papih nyebelinsih." Somi sedikit menghembuskan nafasnya, "waktu papih gak ngakuin gue sebagai pacar papih, mamih sedih, jadi mamih diem di palkiran mall sambil meratapi nasib, eh akhirnya tiba-tiba ada cowok ganteng yang nawarin mamih pulang bareng---"

Jekasomi Where stories live. Discover now