chap 8

1.5K 86 0
                                    

CHAPTER DELAPAN

Asiten Mr. Priceton bernama Elliot Brandon, dia mendatangi Karle yang tengah duduk bersantai di pelataran depan kediaman Mr. Priceton. Ah, ya, kedua orang tua Mrs. Jetkins kembali sibuk di pekarangan untuk bekerja setelah mereka makan siang bersama tadi. Sementara itu, Mrs. Jetkins pergi ke kota karena sebuah urusan.

Elliot tersenyum hangat pada Karle yang masih terduduk di salah kursi. Buku yang ada di tangannya pun kembali diletakkan di bawah meja kaca. "Nona."

"Ya? Apa ada yang bisa saya bantu?'

Dia memperkenalkan dirinya setelah Karle mengajaknya untuk duduk di hadapannya. Pria itu berbicara dengan luwes dan bersahaja seakan dia begitu berpendidikan dan Karle tidak perlu heran karena dia menyebut Mr. Priceton yang bersumbangsi untuk itu, berkali-kali.

"Jaid, Nona sebenarnya tujaun saya datang kemari adalah untuk menyerahkan semua ini, sehubungan dengan Anda sudah berasa di sini."

Karle tertegun namun dia meraih sebuah map cokelat yang baru diberikan Eliot. Dia membukanya perlahan. "Ahli waris?"

"Tepat sekali, Nona, usia Anda sudah masuk ke kategori yang diperlukan. Anda akan menjadi ahli waris sesuai dengan permintaan Mr. Priceton," jelas Elliot. Jujur, Karle masih tidak mengerti sampai akhirnya Elliot menunjuk beberapa kertas di belakangnya. "Anda adalah calon ahli waris keluarga priceton."

"Bagaimana? Bgaiamana bisa?"

Baru tempo hari dia merasa Mr. Priceton begitu kejam padanya, dan belum memberikan kejelasan statusnya disini. Sekarang, dia ditunjuk menjadi ahli waris? Karle menutup map tadi secara mendadak. Elliot pun terlonjak. "Kurasa ada kesalahan di sini."

"Tidak, Nona, ini sudah jelas."

"Aku bilang ada kesalahan," tandasnya. "Mana mungkin aku menjadi ahli waris? Astaga, apa aku perlu mengatakan bahwa aku baru saja bertemu dengan pria itu? Mr. Priceton? Bagaimana bisa?"

Elliot menimbang-nimbang dalam dia, dan Karle telah meletakkan map itu di atas meja di hadapan mereka berdua. "Tapi, tidak mungkin Tuan salah. Anda Nona Karleigh, kan?"

"Ya itu memang aku."

"Jadi tidak mungkin ada kesalahan lagi," ucap Elliot. "Anda adalah ahli waris satu-satunya dalam keluarga Priceton dan—"

Karle menatap Elliot. "Kau mau aku menjelaskan bagaimana bisa aku tidak mungkin menajdi seorang ahli waris? Aku adalah gadis biasa, aku berasal dari panti, ibuku bernama Mom Meredith."

"Karena Mr. Priceton sebenarnya telah bertunangan dengan Anda sejak Anda masih berusia tujuh tahun, Nona."

Karle sukses terperajat di tempat. Sepasang bola matanya nyaris mencuat, Elliot berkata pelan. "Anda orang yang telah beliau nantikan selama ini."

Tunangan?

Dia dengan Mr. Priceton?

.

"Bagaimana bisa kau membiarkan seorang gadis asing itu di rumahmu? Apa kau gila? Kau mau menyulap rumahmu menjadi tempat penumpangan untuk orang miskin?" Suara seorang wanita mengisi lantai bawah. Karle kebetulan tengah berjalan di tangga sewaktu matanya menangkap sosok berambut cokelat lebat tersebut mengekori langkah Mr. Priceton. "Hazel! Jawab aku!"

Pria itu sontak berbalik. "Apa maumu? Yah, aku membawanya kemari, lalu apa masalahmu? Apa yang bisa kau lakukan? Pergilah sekarang, Janet." Karle tidak pernah tahu bahwa nama depan Mr. Priceton adalah Hazel dan dia jadi membeku di tempatnya apalagi si wanita bernama Janet yang berpakaian ketat tersebut terus mendekati Mr. Priceton yang tengah meneguk minum atau melonggarkan dasinya.

"Tapi bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia kemari? Apa kau ... kau tidak mencintaku lagi? "Wanita itu coba meraih lengan Mr. Priceton namun Mr. Priceton cepat menghempaskannya. Tidak menyerah, dia terus meraih tubuh Mr. Priceon dan semuanya tertangkap jelas bagaimana wanita itu merapatkan tubuh Mr. Priceton ke tembok dan mereka berdiri begitu dekat.

Karle hendak naik namun dia membeku saja, meliaht bagaimana sepasang manusia itu saling bertatapan.

Kata-kata menyelinap dari sela gigi Mr. Priceton. Wajahnya dingin seperti biasa. "Menyingkir dariku."

"Jawab aku atau aku takkan pergi. Bagaimana dia bisa di sini? Siapa dia, Hazel? Apa kau mencoba berselingkuh di belakangku?'

Mr. Priceon coba mendorong tubuh Janet tapi Janet sudah bertahan di posisinya. "Pergi. Sekarang."

Janet menggeleng keras. "Aku tidak bisa membiarkanmu bersama gadis itu di sini, aku akan tinggal kalau kau tidak kunjung mengusirnya, ini peringatan jelas," katanya keras.

Karle bergerak pelan untuk mundur namun karena tidak hati-hati dia nyaris terjungkal dan menyebabkan bunyi keras. Bokongnya mendarat pertama kali. Ia meringis, apalagi Mr. Priceton telah berada di hadapannya.

Mata pria itu melebar, "Apa kau baik-baik saja?" Ia bertanya seraya mengulurkan tangan. Sakit ini tidak seberapa, melihat wajah Mr. Priceton yang membuat Karle menelan ludahnya lantas meraih uluran tangan Mr. Priceton. Mereka berdua berdiri tegak dan semua itu tertangkap pandangan Janet di bawah sana.

"Apa yang gadis itu lakukan di sana? Apakah kita tidak punya sedikit privasi di sini?" cibirnya jengah. Karle hendab berlaik namun Mr. Priceton mencekal tangananya. Pandangan mereka terkunci. "Hazel!"

"Apa kau baik-baik saja? Kau belum menjabawaku," katanya dengansaura berat.

Karle mengangguk. "Maafkan aku ... tadi .."

"Hazel, ayolah. Apakah kalian akan terus berdrama seolah kalian adalah pemilik panggung saat ini?" Janet meracau, dia lantas mendekami mereka yang masih berpandangan di anak tangga tersebut. "Hazel, dengarkan aku."

Pandangan Mr. Priceton teralihkan sebentar. "Apa yang kau inginkan, Janet?"

Janet mendengus. "Kau pikir?" Ia melihat Karle dengan pandangan menelisik dari atas hingga bawah. "Sebenarnya apa yang terjadi di sini?" pandangannya mendunduk pada genggam tangan mereka, hingga Karle cepat menarik tangannya, membuat Mr. Priceton cukup terkejut. "Apa yang dia lakukan di sini? Siapa dia, Hazel! Jawab aku! Apa yang dia lakukan di rumahmu, bahkan aku? Yang sebagai kekasihmu tidak pernah kau ajak kemari." Sebuah senyuman sinis mengembang di bibirnya yang merah. "Apakah ini semacam gadis yang dibuang lalu—"

"Cukup!" Mr. Priceton memandang Janet tegas. "Aku bilang cukup! Ini bukan urusanmu, Janet! Kau tidak berhak."

"Lalu apa artinya aku di matamu? Bukankah aku kekasihmu?"

Mr. Priceton memalingkan wajhnya. Demi Tuhan, Karle ingin segera beranjak, merasa di tengah-tengah seperti ini tidak mengeankan sama sekali. Tapi pandangan Mr. Priceton menahannya hingga Karle bergeming. "Ini hakku untuk membawa siapapun dan mengizinkan siapapun yang tinggal denganku."

Ucapan Elliot terngiang lagi di telinga Karle. Apakah mereka benar bertunangan sejak kecil? Karle merasa tubuhnya bergidik, lalu bagaimana dengan Janet?

Janet mengerang kesal. "Aku tidak percaya hal ini! Dia bahkan ... astaga, apa kau uta ?Gadis menyedihkan seperti ini? Hazel, kau kehilangan akal, setidaknya jika kau ingin membuatku cemburu, kau harus berusaha lebih keras." Ia melotot tajam pada Karle dan Hazel sebelum melangkahkan kakinay turun.

Mr. Priceton bergeming dan Karle sudah memacu langkahnya. Dilihatnya sebentar abagimana Mr. Priceton turun, entah mungkin mengejar Janet atau semacamnya, namun Karle mengunci bibirnya dalam. Dia gagal bertanya lagi, apalagi suasana hati Mr. Priceton sepertinya memang tidak baik.

[]

hidden desire (2017) ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat