hidden desire 2 - chap 2

1.4K 60 13
                                    

CHAP 2

***

Mi Amor.

Karle menatap muram. Akhirnya, dia pun merebut trolley tersebut sedangkan Hazel masih dikerumuni oleh para ibu-ibu yang langsung menyergapnya setibanya mereka di pusat perbelanjaan. Karle tidak jengkel, sama sekali tidak, tapi list belanjanya menumpuk padahal dia sudah tidak tahan ingin berlama-lama di rumah. Mulai dari barang-barang dasar khas pindah ke rumah baru; kasur, selimut, bantal, lampu duduk, meja kecil, sofa, bahkan kompor! Mereka membutuhkan banyak barang untuk saat ini. Karle pun ingin coba memasak.

Akhirnya, dia memilih untuk berjalan sendiri di lorong tersebut. Matanya melirik sekitar dengan sangat jeli, sesekali dia memilih beberapa lampu duduk, piring-piring, gelas, kemudian mangkuk dan juga garpu-sendok. Memilih keset, handuk, pakaian dalam tambahan, peralatan mandi semacam sabun, pasta gigi, shampo, hingga pencukur bulu kaki. Dia tidak lupa membeli wajan, beberapa spatula, lilin aromaterapi, kemudian berakhir di section yang memperlihatkan peralatan makan bayi. Warna bervariasi dan menarik perhatian. Dia meraih satu piring warna kuning cerah kemudian mainan yang berbentuk bola-bola.

Setelahnya, dia berakhir untuk memilih mesin cuci, setrika uap, kemudian mikrowave. Rumah mereka benar-benar butuh banyak barang! Itulah yang Karle terus katakan. Namun, dia akhirnya menyerah untuk itu semua dan sibuk memilih beberapa bahan makanan terlebih dahulu. Mungkin Hazel masih sibuk meladeni permintaan foto--aneh juga sih, dia kan bukan artis! Tetap saja, Karle agak maklum. Mungkin jarang-jarang mereka melihat sosok semacam Hazel. Meskipun, untuk apa merasa terkejut dan kagum?

Ia berjalan santai. Sudah lama sekali rasanya tidak tenggelam di area beberapa bungkus cemilan dan soda. Karle memilih beberapa kotak sereal, susu kotak besar, termasuk juga beberapa bungkus roti gandum. Tidak lupa, selai cokelat dan kacang kesukannya. Ia berbelok untuk membeli yogurt, sosis dan daging segar pula.

"Astaga! Aku mencarimu! Mengapa meninggalkanku?"

"Uh? Kau sudah selesai?" Karle melihat tidak ada siapapun yang mengekori Hazel. "Aku pikir kau tadi sibuk."

"Kau sebal ya? Maaf." Akhirnya, Hazel yang meraih dorongan trolley besi tersebut. Mereka berhenti di etalase buah-buah dan sayuran. "Kita belanja barang-barang sekarang?"

"Uh ya. Aku sudah melihat, dan kurasa kita bisa beli hari ini lalu biarkan mereka mengirim sisanya. Entah besok, tapi kita butuh kasur. Meskipun untuk sementara kasur lantai, itu tidak masalah."

"Oke."

Akhirnya, Karle agak berjinjit untuk mengambil keju teratas, namun Hazeldengan tangannya yang panjang cepat membantunya. Karle mengangguk canggung dan berjalan lebih dulu. Hazel menyusulnya dengan langkah lebar-lebar. "Kau mau makan apa hari ini? Kita bisa mampir ke restauran setelahnya."

"Tidak boleh masak ya?"

Hazel sontak melebarkan matanya. "Kau mau memasak? Bisa kah?"

"Memang kelihatannya aku tidak bisa?" Karle pun mencebikkan bibir. "Dibanding dengan kau, aku lebih pandai. Ah, ya, apakah ibu-ibu itu ..." Dari sudut matanya, Karle sudah melihat bagaimana beberapa wanita mulai memperhatikan mereka. "Menyukaimu."

Hazel pun mengikuti arah pandang Karle dan tersenyum kaku kepada mereka. Karle menyenggol lengan pria itu perlahan.

"Apa?"

"Aku bisa belanja sendiri kok. Kau bicara saja dengan mereka," gerutunya dan merebut kembali kereta besi tersebut. Hazel tergagap beberapa saat karena aksi Karle yang meninggalkannya cepat.

hidden desire (2017) ✔Where stories live. Discover now