✨ Destiny [31]

20.3K 1.5K 7
                                    

.
.
.

Tiga hari berlalu, Jungkook masih belum sadarkan diri pasca penculikan dirinya waktu itu. Taehyung sang suami masih setia disampingnya, menunggu Jungkook terbangun. Taehyung merawat bayi mereka sendirian, tetapi sesekali Baekhyun juga ikut andil dalam merawat si kecil.

"Rindu Papa, ya?" Taehyung berbicara pada anaknya yang kini berada digendongan. Mereka sedang berada di ruang rawat Jungkook.

"Sayang, bangunlah. Anak kita merindukanmu." lirih Taehyung sambil sebelah tangannya menggenggam jemari Jungkook.

Keadaan Jungkook bisa dibilang tidak baik-baik saja. Peluru yang bersarang diperutnya waktu itu hampir saja mengenai organ vitalnya, tetapi untungnya tidak sampai merobek organ tersebut, apalagi kemarin jahitan diperutnya pasca melahirkan belum mengering.

Tiba-tiba saja Taejung menangis, membuat ruangan inap itu terasa bising karena suara tangisnya yang menggema.

"Sstt, baby ... jangan menangis." Taehyung berdiri menjauhi ranjang Jungkook, berjalan menuju jendela besar di ruang inap tersebut. Menimang-nimang bayi digendongannya supaya berhenti menangis.

"Hyung ...."

Suara lirih terdengar, Taehyung menoleh dan mendapati Jungkook yang telah terbangun dan menatapnya. Taehyung segera menghampirinya.

"Sayang, kau sudah sadar?" Taehyung segera menekan tombol yang tersedia disana agar dokter segera datang dan mengecek keadaan Jungkook.

"Kemarikan Taejung." Jungkook yang masih terlihat lemas pun memberi isyarat agar Taehyung memberikan sang bayi yang masih menangis itu padanya, dan Taehyung menurutinya.

Siapa sangka bayi itu berhenti menangis saat dipelukan Jungkook. Jungkook mencium lembut bayi yang dirindukannya, ia terbangun karena mendengar suara tangisan anaknya.

Tak lama dokter datang, Taehyung mengambil alih sang bayi digendongan Jungkook supaya dokter memeriksa keadaaan Jungkook terlebih dahulu.

"Sejauh ini keadaannya sudah membaik. Tetapi jangan terlalu banyak bergerak, karena luka dalam serta luka diperutnya yang belum mengering sepenuhnya."

Dokter pun keluar setelah memeriksa keadaan Jungkook.

Taehyung melihat bayinya yang sudah melengkungkan bibir mungilnya bersiap untuk menangis. Taehyung dengan segera menaruh kembali bayinya dipelukan Jungkook dan seketika bayinya itu kembali tenang.

"Aku rasa dia merindukanmu." Taehyung mencium kening serta bibir Jungkook. "Masih ada yang sakit, hm?" Lanjutnya, Jungkook menggeleng pelan dan menatap Taehyung sendu.

"Hyung, maaf. Mengenai kejadian waktu itu aku─"

"Ssstt, tidak apa-apa. Jangan dibahas, oke?" Taehyung memotong ucapan itu. Ia tidak mau Jungkook kembali mengingat kejadian buruk itu dan takut membuatnya trauma.

"Apa kau marah?" lirih Jungkook.

"Kenapa aku harus marah? Tentu tidak, Sayang. Justru aku minta maaf karena tidak bisa melindungimu hingga kejadian itu terjadi." Taehyung menggenggam jemari Jungkook, merematnya pelan sarat akan rindu.

"D-dia menyentuhku, hiks ... Aku bukan pasangan yang baik. Aku terpaksa tidak bisa menolaknya waktu itu. Aku minta maaf." Jungkook menangis hebat mengingat kejadian waktu itu, hatinya begitu sakit karena tidak bisa menjaga kehormatannya untuk sang suami.

Taehyung mendekap tubuh Jungkook yang masih terbaring sambil memeluk anaknya yang terlelap.

"Tidak, Sayang. Aku tahu waktu itu keadaannya sangat sulit untukmu. Aku bisa mengerti. Kau tidak sehina itu, kau berharga untukku hingga rasanya aku akan mati melihatmu terluka karena aku sangat mencintaimu." ucap Taehyung sambil menangkup wajah Jungkook yang berderai airmata.

Destiny「✓」Where stories live. Discover now