Part : -09-

279K 22.3K 2K
                                    

Cklek

Pintu ruangan Kiara terbuka oleh Mamahnya, Dira. Dira melongo melihat kedua remaja yang masih meringkuk dibawah satu selimut.

"Gavin, nak bangun sayang"
Dira membangunkan Gavin, karena untuk membangunkan Kiara di belum tau kalau anaknya sudah sadar.

Perlahan Gavin membuka matanya.
"Eh mamah"
Ucap Gavin dengan suara seraknya.

Pergerakan Gavin membuat Kia terusik dari tidurnya, karena memang dasarnya Kiara tidur di lengan kiri Gavin.

"Gaavviinn..." Rintihnya setengah sadar.

"Iya aku disini,, ini ada Mamah"
Gavin mengangkat tangannya perlahan kemudian mengusap-usap rambut Kia penuh sayang.

Entah ini drama atau nyata, intinya Gavin reflek melakukan itu.

"Kia udah sempet sadar Gav??" Tanya Dira kaget melihat cara bicara Gavin kepada putrinya.

"Semalem sadar jam setengah 2 kayakanya Mah. nangis terus, ngga mau tidur sendiri. Jadi Gavin tidur disini" Jelasnya diangguki oleh sang mamah.

"Gaviiinnn...hikss..Gav-Gavviiin..hiks"
Kiara bergerak gelisah masih dalam kondisi tertidur.

"Sttt, kenapa sayang??"
Gavin mengusap keringat yang membanjiri dahi Kiara kemudian merengkuh kedalam pelukannya.

"GAVIINNN!!"
Teriaknya kemudian bangun dan langsung menyerbu Gavin dengan pelukan tiba-tiba sampai membuat Gavin tersentak.

"G-gav...gaviinnnn gelapp"
Ucapnya sesenggukan di ceruk leher Gavin.

"Sayang" Panggil Mamahnya membuat Kia tersadar.

Kia melepas pelukannya pada Gavin kemudian balik memeluk Mamahnya.
"Mamah kia takuuttt Maahh,, hikss...hikss... mamah, Kia ngga mau. Mamah jangan pergi hikss...maah"
Tangisnya semakin menjadi saat di pelukan Mamahnya membuat hati Gavin sempat sedikit sakit melihatnya.

"Kenapa sayang? Takut apa?? Mamah disini, ada Gavin juga. Takut apa sayang?? Mamah pasti jagain kamu"
Dira benar-benar sedih kembali melihat kondisi putrinya yang seperti ini.

Dira menarik wajah Kia, kemudian menangkupnya.
"Anak Mamah ngga boleh nangis. Sama Gavin dulu yah, mamah mau beliin Gavin sarapan sebentar"
Ucapnya lalu mengecup dahi putrinya.

"Ngga usah Mah, Gavin sarapan sendiri aja--"

"Sttt,, sudah. Kamu jagain Kiara aja disini, Mamah yang beliin kamu sarapan"

"Oh iya, itu tadi Marvin nitip baju ganti buat kamu. Nanti dia kesini pulang sekolah katanya sama temen-temen"

"Iya Mah. Makasih Mah"
Ucap Gavin diangguki Mamahnya.

Kemudian Dira keluar dari ruangan Kiara.
Gavin bangkit hendak menuju kamar mandi untuk cuci muka dan berganti baju.

"Gaviinnnnn...." Rengeknya

"Kenapa??" Gavin menoleh saat sedang mengambil pakaiannya.

"Mau kemana?" Tanyanya.
Kia saat seperti ini, benar-benar terlihat begitu polos.

"Mau ganti baju sebentar sama cuci muka"
Balasnya membuat Kia menggeleng kuat dan hendak turun dari ranjang sebelum Gavin menahannya.

"Mau ngapain?? Jangan dilepas sembarangan infusnya"
Gavin gelagapan berdiri dihadapan Kia.

"Gaviiinnnn"

"Hm??"

"Jangan pergi"
Cicitnya sambil memainkan jari tangan Gavin sambil menunduk.

ANNOYING BOY | TERBIT✓Where stories live. Discover now