Part : -15-

263K 20.8K 1.2K
                                    

"Iya. Mamah tanya kenapa sayang?? Alasannya apa??"
Entah sudah berapa kali Dira melontarkan pertanyaan yang sama pada anak gadisnya. Sedangkan yang ditanya hanya menunduk dan menangis.

Bagaimana Dira tidak bingung, anaknya pulang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Tiba-tiba memintanya untuk mengambil semua barang yang ada di rumah yang biasa anaknya tempati dan meminta untuk tidak lagi tinggal bersama tunangan dan kakaknya.

"Kia mohon Maahh.. hiks... Kia udah ngga mau disana....hikss...Kia mau disini aja sama Mamah" Pinta Kia dengan nada memohon dengan masih sesenggukan.

"Iya sayang. Tapi Mamah perlu tau alasannya apa? Kamu ada masalah sama Gavin?" Tanya Dira lembut.
Tidak tega melihat keadaan anaknya begini, apalagi kakinya sudah bengkak dan berwarna biru keunguan dan pasti itu sakit sekali bagi yang namanya Kiara.

"Kakinya sakit bangettt maahh...hikss... ngga bisa digerakin" Rengeknya dan tangisnya semakin pecah.

Dira memilih tidak menanyakan hal itu lagi.

"Mau gimana? Kamu ngga mau dipanggilin tukang urut"

"Sakiittt...mamahh..hiksss"

Putriku tetaplah putriku yang manja dan akan berubah seperti anak kecil ketika merasakan sakit dibagian tubuhnya.

"Sekarang tidur aja udah. Kamu nangis terus, nunggu papah nanti bagaimana"

Dengan masih sesenggukan Kiara menuruti ucapan Mamahnya.

.
.
.

Dira menuruni tangga dan mendapati anak laki-lakinya yang baru pulang.

"Assalamualaikum Mah" Marvin mencium punggung tangan dan pipi kanan Mamahnya.

"Waalaikumsalam. Kamu pulang sendiri?" Tanya Dira

"Iya Mah. Tadinya mau sama Gavin tapi Gavin disuruh pulang ke rumah Bundanya" Jelas Marvin yang hanya diangguki oleh Dira.

Dira tau, Lisa pasti akan memarahi Gavin mengetahui Kiara pulang sendiri dalam keadaan kacau. Apalagi dengan permintaan Kia yang tidak mau tinggal bersama Gavin lagi.

"Adik kamu kenapa?" Tanya Dira tiba-tiba.

Marvin tau, mamahnya pasti akan menanyakan ini. Marvin menjelaskan semuanya tanpa ada yang ditutupi. Biarkan dirinya dapat siraman rohani dari Mamahnya karena tidak mau mengantar adiknya yang sakit.

"Yasudah kamu masuk kamar. Jangan temui Kiara dulu. Biarkan dia istirahat"

"Iya Mah"

Dira tidak akan memarahi anaknya setelah mendengar alasan Marvin. Tentunya dia tau kalau anaknya yang satu ini sangat suka dengan basket, apalagi lusa akan mengikuti turnamen antar sekolah.

><

"Bunda ngga tau sama pemikiran kamu Gaviiiiiinnn" Ucap Lisa gregetan setelah mendengar penjelasan Gavin.

"Gavin minta maaf Bun, tapi bener tadi Gavin ngga bisa ninggalin gladi bersih"

"Kamu kan tau Kiara seperti apa kalo sudah sakit. Harusnya kamu ngertiin, anter pulang dulu. Punya kaki, punya mulut. Izin sama guru pembimbing kamu!!"

Gavin hanya menghela nafasnya pasrah ketika Bundaya terus saja berpidato sambil mondar-mandir dihadapannya.
Sejak sampai dirumahnya hingga sekarang mulut Bundanya tidak ada lelahnya melontarkan pidato sambutan kepulangan anak semata goleknya ini.
Gavin memaklumi, karena Bundanya sangat menyayangi calon menantunya itu. Apalagi tau kalau Gavin sudah membuatnya menangis.

ANNOYING BOY | TERBIT✓Where stories live. Discover now