Part : 68

216K 15.4K 1.4K
                                    

- Happy Reading -
               

~ kita pernah sedekat Minggu ke Senin, sebelum akhirnya sejauh Senin ke Minggu~
-authorBuceen-

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari. Sementara hari terus-menerus berganti dari yang namanya Senin sampai ke Minggu dan kembali lagi ke hari Senin.
Melewati empat Senin saja sudah satu bulan, berapa Senin yang kita lewati selama ini?

SILAHKAN DIHITUNG

Calon Mamah muda yang saat ini sedang duduk manis didepan televisi sambil memangku setoples keripik, terlihat anteng dan sesekali tersenyum ketika ada adegan yang membuatnya terhibur.

Di kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke-5, keseharian Kiara lebih banyak ia habiskan bersama televisi dan Bi Iin.
Bahkan terkadang Bi Iin ia paksa menemaninya menonton tv dan meninggalkan pekerjaannya.
Lalu ketika Gavin bertanya 'Kenapa Bibi nggak dibolehin cuci piring?'.

Dengan deretan gigi rata yang ia tunjukkan, Kiara menjawab dengan entengnya, 'Bibi nemenin aku nonton tv, jadi kamu yang cuci piring'.

Gavin sering kali mengusap dada dan menghela nafas pasrah, meskipun pada akhirnya pekerjaan cuci piring dan lain sebagainya akan tetap Bi Iin yang mengerjakan setelah Kiara ia bawa ke kamar.

"Mbak Kiara  belum minum susu loh Mbak" Ucap Bi Iin yang sudah berdiri didepannya.

Kiara melirik sekilas ke arah Bibi, "Nanti aja Bibii, Kia belum pengin"  balasnya dan kembali fokus ke televisi.

Jarum jam sudah menunjukan pukul 13.55, biasanya Gavin sudah dirumah. Karena Kiara memperbolehkan Gavin bekerja tanpa lembur, pukul 14.00 ia harus sudah dirumah.
Keterlambatannya ia toleransi sampai pukul 14.15, lima belas menit setelah janji yang sudah mereka buat.

BERASA TATA TERTIB SEKOLAH PAS SMP

Perjanjian inipun sudah Gavin bicarakan bersama Fakhri, selaku ayahnya. Bagaimanapun juga ia masih bekerja dalam bimbingan Ayahnya.

"Assalamualaikum" Sapa Gavin dari ambang pintu.

"Waalaikumsalam" Balas Kiara dan Bi Iin.

Gavin duduk di sebelah sang istri yang tak sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari siput yang sedang berlomba lari dengan Kancil, meskipun ia sudah tau pemenangnya adalah siput.
Karena siput yang jumlahnya banyak, sudah dijejerkan terlebih dahulu sampai garis finish.

"Mas Gavin mau Bibi buatkan minum?" Tanya Bi Iin.

"Nanti saja Bi" balas Gavin sopan.

"Yasudah Bibi pamit ke belakang dulu" Ucap Bibi yang diangguki oleh Gavin.

"Suamimu pulang loh Ra" sindir Gavin.

Kiara menoleh sebentar lalu mengambil tangan Gavin dan mengecup punggung tangannya, setelahnya kembali fokus lagi ke Siput yang sepertinya lebih menarik daripada Gavin.

Matanya fokus ke sang siput, tangannya telaten mengambil keripik di toples lalu menyuapkan ke mulutnya.
Bahkan pipinya kini sudah benar-benar bulat berisi, bukan hanya cubby.

Kalo lagi makan mah nggak inget ntar pipinya bakal tambah bulat, giliran lagi dandan sambil ngaca teriak-teriak kaya liat orang lain dikaca, padahal mah dirinya sendiri yang emang tambah bulat.

Gavin mengusap noda makanan di sudut bibir Kiara lalu mencium pipinya gemas.
Tepat saat acara kesayangannya iklan, Kiara menoleh dan langsung memeluk Gavin.

Tubuhnya ia sandarkan di dada bidang sang suami, tetapi matanya masih fokus menatap tv yang padahal sedang menayangkan iklan.

"Gaviiinnn" panggilnya.

ANNOYING BOY | TERBIT✓Where stories live. Discover now