LIMERENCE_TWO

478 263 118
                                    

LIMERENCE |two|

—Two. Taman dan Dia—

"I believe youre an my angel who God giving for me."

NOW PLAYING | Imagination – Shawn Mendes

NOW PLAYING | Imagination – Shawn Mendes

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Bosan.

Satu kata yang mampu mendeskripsikan apa yang Jihan rasakan saat ini. Maksudnya, hei! Ini masih sore dan ia tak diperbolehkan memegang ponselnya sedikitpun. Mengusap saja membuat Ayahnya melotot tak karuan. Dan apa kata Ayahnya? Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar?

Funny, mereka tinggal di daerah perumahan yang sebagaimana kita selayaknya umat manusia paling sempurna ketahui bahwa Orang-orang yang tinggal di perumahan sangat menjunjung tinggi nilai individualisme. Sangat jarang bagi Orang-orang perumahan punya waktu buat sekedar bersosialisasi, menurut mereka 'money can change the world' bukan? . Ada sih beberapa, tapi kebanyakan ikut arisan hanya karena gengsi dan ujung-ujungnya malah berkompetisi atas siapa yang paling kaya. Kalau kalian tak terima, anggap Jihan terlalu banyak menonton Ftv. Its okay.

"Dad, Jihan bosan!" keluh Jihan sembari menjatuhkan dirinya keatas sofa ruang tengah yang terlampau empuk. Menatap televisi yang belum memiliki saluran, seakan akan televisi hanya sekedar pajangan semata.

"Really?" respon Sang Ayah yang sibuk dengan barang barang elektroniknya, sebut saja macbook misalnya.

"Reaaaaaaallyyyyy!" ujar Jihan meyakinkan Sang Ayah, sementara Lelaki paruh baya tersebut hanya terkekeh singkat. Pasti sulit bagi Anak zaman sekarang untuk lepas dari internet, notebook, dan ponsel. Kira kira begitu pemikiran nya.

"Jangan paksa Ayah buat ngembaliin iphone kesayangan kamu, karena Ayah ga akan kasih. Harus pakai orang dalam dulu."

Lol, the power of orang dalam.

Jihan memberengut kesal, alisnya yang tebal bahkan hampir menyatu sangkin kesalnya, "Its not a jooking, Sir."

"Daripada kamu teriak-teriak begitu, lebih baik kamu kayak Erick. Jogging di Taman perumahan. Ga jauh kok, kan bisa naik sepeda." Usul Sang Ayah. Kelihatan benar kalau ia sedikit terganggu karena rengekan manja Sang Puteri.

 Paling cari Cewek, batin Jihan terlampau kesal. Mana mungkin kembarannya itu tak mempergunakan wajah fuckboynya untuk memikat hati para ladies di Taman. Jihan tak yakin iman Erick sekokoh itu.

"Jihan mager." Keluh Jihan, lebih menjurus kepada rengekan bila melihat cara Jihan menjatuhkan diri keatas karpet bulu dengan gaya ala fitur slowmotion pada ponselnya.

Sang Ayah menatapnya dengan tatapan jijik yang dibuat-buat, "L-E-B-A-Y!" Eja Sang Ayah, tak lupa tangannya melukiskan huruf yang ia sebut di udara. Wow, Ayahnya memang sesuatu.

LimerenceDonde viven las historias. Descúbrelo ahora