LIMERENCE_ELEVEN

186 90 9
                                    

LIMERENCE |eleven|

--11. Terlalu sakit--

"Jangan mau sama Tante Amora. Jelek, Tua, kayak Tante tante di club."

NOW PLAYING | Goodbye - Kim Jaehwan

***

"Jadi pacar gue."

Oke doa kita semua tidak terkabul. Jihan sangat bodoh dalam mengutarakan isi hatinya.

Seketika Samuel pun menyeritkan dahinya, takut jika Jihan sedang mabuk atau lebih parahnya kesurupan. Ia tak mau menjadi saksi, terlalu merepotkan.

"Kak!" Tegur Jihan kesal.

Samuel menggeleng pelan, "Lo gila." Lalu hendak membuka pintu mobil.

Melihat hal itu, Jihan pun bergegas menarik baju Sang Cowok dengan sisa sisa harga dirinya.

Ya, Harga dirinya hancur akibat Sang Ayah.

"Aduh please! Dengan begitukan kita jadi impas? Deal?"

Samuel berdecih, "Gue bisa cari temen duet yang lebih waras dibanding Lo."

Jihan terdiam.

Tentu hatinya sakit akibat kata kata sarkas yang Samuel lontarkan. Namun ia terlalu malu untuk membela dirinya.

Karena tak menerima protesan apapun, Samuel pun keluar dari mobil Jihan tanpa berkata apapun. Walaupun rungunya dengan jelas mendengar sebuah kalimat terakhir,

"Gue ga akan nyerah." Begitu kata Jihan.

***

"Ayah gapernah lajarin kamu buat melarikan diri ya." Sambut Sang Ayahnya yang sedang duduk di ruang tamu dengan bersedekap dada. Membuat Jihan tunduk seketika.

"Duduk." Ayahnya tak berteriak, namun Jihan tahu kalau Sang Ayah tengah memerintahnya.

Setelah Jihan duduk, Sang Ayah pun memanggil nama seseorang.

Benar saja, Seorang Wanita anggun dengan blazer navy menghampirinya dengan senyuman anggun. Membuat Jihan terhipnotis.

"Dia Tante Amora, Kenalan Ayah." Ucap Ayah dengan wajah datarnya.

Jihan menyerit tidak suka, terakhir kali Sang Ayah mengenalkan Jihan pada perempuan yang katanya 'Kenalan Sang Ayah' dan sekarang kenalannya pula?

Apakah semua kenalan Sang Ayah berjenis kelamin Perempuan?

Ayahnya berdeham yang membuat Jihan menunduk. Menyembunyikan tatapan tak sukanya kepada Amora.

"Saya Dokter. Kata Daud Kamu luka jadi saya datang kesini." Tutur Amora disertai senyuman. Namun senyuman itulah yang membuat Jihan tak suka.

"Udah diobatin."

"Tapi kan perlu penanga--"

"Udah.diobatin." Ulang Jihan. Menegaskan ketidaksukaannya yang semakin kentara.

Hening pun lagi lagi menyapa mereka yang ada di ruang tamu. Termasuk Amora yang kini dalam keadaan Canggung luarbiasa dan tak tahu harus berbuat apa.

"Jihan!"

Oke, Jihan tak salah tapi malah dibentak oleh Sang Ayah.

Mau tak mau pun Jihan memberikan kedua tangannya kepada Amora dan meringis nyeri saat merasakan perbannya dilepas secara perlahan.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang