LIMERENCE_NINETEEN

182 39 11
                                    

LIMERENCE |nineteen|

--19. Rooftop--

"Kadang gue mikir. Kenapa gue terobsesi buat sekolah disini ya?"

***

Jihan terkagum-kagum melihat rooftop gedung kelas XII yang ternyata sangat fantastis.

Semilir angin menyapa pori-pori kulit Jihan yang lembab karena air kotor tadi, membuat dirinya sedikit menggigil. Namun yang lebih keren adalah pemandangan yang disajikan oleh rooftop tersebut. Jihan bahkan nyaris lupa kalau SMAnya berada di dataran cukup tinggi, membuatnya dapat melihat pemandangan yang begitu luas, begitu padat oleh rumah warga Jakarta. She like it.

"Wear it." Jihan dapat merasakan kepalanya berat karena tertimpa sesuatu. Dan ternyata itu adalah handuk dan selimut.

"Sori?" Tanya Jihan. Ia ingin melanjutkan kata-katanya namun tertahan.

"Punya Gue." ucap Samuel lalu berjalan menuju pinggir rooftop.

"Eh-eh jangan kepinggiran Kak. Ntar disangka mau bunuh diri!" Heboh Jihan yang berlari menyusul Samuel,  tam
Tanpa tahu bahwa Cowok itu akan berhenti.

Alhasil Jihan menabrak punggung Samuel cukup kencang. Anehnya Samuel tak terhuyung ke depan, sangat kuat.

"Ma-maaf." Kata Jihan sembari menundukkan pandangannya, pemikirannya berusaha mengingat harum badan Samuel. Tak dapat ia pungkiri bahwa Samuel sangat wangi, bahkan Jihan rasa ia kalah wangi dengan Samuel.

"Keringin yang bener." Ucap Samuel ketus sembari duduk di hammock yang tergantung diantara dua tiang bendera Osis dan SMA Erlangga. Samuel menaiki hammock paling atas sehingga tersisa satu hammock dibawahnya.

"Gue masih marah sama lo, Kak!" Cetus Jihan sewot.

Samuel berdeham, "tentang?"

"Gue kembali di Bully!"

"Itu salah lo yang pindah ke SMA Erlangga kan?"

"Kalau gue ga berurusan sama Lo, ga akan jadi separah ini." Bela Jihan.

Samuel menggeleng, "Tanpa gue, lo bakal diejek karena bau comberan."

"Tapi semuanya gara-gara lo!"

"Lo yang memulai Jihan. Lo yang maksain diri buat masuk di kehidupan gue, and welcome dear." Ucap Samuel dengan senyuman manisnya.

Lalu Samuel turun dari hammocknya dan duduk di hammock yang di duduki oleh Jihan, merampas handuk yang sedari tadi hanya Cewek itu kalungkan di lehernya,

"Let me try." Lalu Cowok itu mengambil alih untuk mengeringkan rambut Jihan yang bau selokan itu tanpa rasa jijik samasekali. Membuat Jihan tak enak hati.

"Udah, gue bi-"

"Aku." ucap Samuel yang membuat Jihan melotot tak percaya.

Samuel menatap Jihan, "Coba pakai kata Aku mulai sekarang. Kata Gue terlalu kasar buat gaya berpacaran Samuel."

Seketika Jihan menepis tangan Samuel, "Ngelantur Lo, Kak."

"Bay the way, apa planning lo buat kedepannya. Maksud gue, kita udah official pacaran walaupun cuma mutualisme doang, apa tujuan utama lo?"

"Ada dua."

"Kalau begitu gue perlu satu planning."

"KOK GITU?!"

LimerenceWhere stories live. Discover now