LIMERENCE_SIXTEEN

111 46 4
                                    

LIMERENCE |sixteen|

--16. Kunjungan hangat?--

"Sans, lo ngajak duet kayak ngajak gue kawin lari tau ga?"

PLAY NOW | sepasang sepatu - tulus

***

"Kebo."

Tak ada sahutan dari Sang lawan bicara. Hanya ada hening yang menyapa rungu Laki-laki delapan belas tahun tersebut.

Emang kebo ternyata, batin Samuel sambil mendengus kesal. Memperhatikan Jihan yang terlelap tanpa dosa didalam mobilnya.

Kadang Samuel berfikir, tak takut kah Jihan dengan tingkah sembrononya? Maksudnya, hei Samuel ini laki-laki dan semua laki-laki itu punya sisi brengsek. Bagaimana kalau yang bertemu Jihan adalah laki-laki yang brengseknya lebih mendominasi? Bisa menyesal seumur hidup gadis itu.

Jihan terlalu polos dan tak paham tentang cara kerja dunia yang suram ini. Namun Cewek itu terlalu memaksa untuk menjadi dewasa dan pada akhirnya terlihat bodoh dimatanya--sekaligus menggemaskan.

Perlahan tangan Samuel memasuki dashboard yang ada di depan Jihan, lalu mengeluarkan buku paket dan buku catatan Fisika miliknya dari dalam sana.

Ia boleh saja terlihat santai oleh orang orang diluar sana. Namun mereka tidak tahu betapa lamanya jam belajar yang Samuel ambil diluar dari kegiatan kegiatan yang ia ambil.

"Kak Revan ehehe... Iqbal ehehe." Gumam Jihan dalam tidurnya, yang sempat membuat Samuel terpenjat kaget.

Barusan ia mendengar nama Revan dari mulut Jihan.

Itulah yang membuat Samuel akhirnya lebih memilih menutup buku penuh rumus asing itu dan kembali memusatkan fokus kepada Jihan.

Jam belajarnya sore ini kandas akibat Jihan.

"Han." Panggil Samuel pelan. Namun sia-sia, Jihan tetap asyik dengan mimpinya yang 99% kemungkinan sedang memimpikan Revan dan Iqbal. Yeah, walaupun Samuel sendiri tak kenal siapa itu Iqbal. Apakah lebih tampan dari dirinya?

"Kangen..." gumam Jihan selanjutnya. Kali ini disertai tetesan air mata diujung matanya.

Dan yang lebih gilanya lagi, Samuel tergerak untuk mengusap air mata itu dan merapikan poni Jihan yang menutupi matanya.

Samuel tersadar dan menjitak kepalanya sendiri dengan keras, "Lo gila. Lo gila. Lo gila." Ucap Samuel berulang-ualng layaknya merampalkan sebuah mantra kepada dirinya.

"Kak? Ngapain?"

Dan Jihan akhirnya bangun dari tidurnya. Membuat Samuel terkejut bukan main, apakah Jihan melihat kelakuan tak senonohnya? Apakah Jihan melihat ia dengan lancangnya menyentuh pipi Gadis itu dan mengusap kepalanya? Wah Samuel bisa gila sekarang.

Samuel menatap Jihan tajam, "bisa bisanya lo tidur di mobil cowok."

"Ha?"

"Ga."

"Seriusan apaan?"

"Lo gila."

"Idih?! Baru juga bangun tidur udah ngajak kelai."

"Lain kali gaboleh gitu. Apalagi dimobil cowok lain."

"Pelit amat. Numpang tidur bentar aja kok!"

Lihat kan betapa polosnya Jihan yang berfikir bahwa dunia ini selalu diselimuti aura positif dari manusia manusia bejat bertopeng? Sangat bodoh.

"Cuma saran gue."

LimerenceWhere stories live. Discover now