LIMERENCE_EIGHT

270 157 18
                                    

LIMERENCE |eight|

--eight. Terjadi lagi--

"Susah ya ngalihin eksitensi dari cogan? Kakak misalnya."

NOW PLAYING | Who I Am - Kim Jaehwan

***

"Ih Kakak mah kalo ga niat gausah!" Protes Jihan dengan mata berair. Entah berapa kali sudah ia mengaduh kesakitan akibat Dokter abal-abal dihadapannya.

Samuel meliriknya tajam lalu melanjutkan aktifitasnya kembali saat ia merasa Jihan kembali diam.

"Ah! Sakit.." ringis Jihan, kali ini pelan. Mungkin lebih terdengar seperti bisikan.

Salahkan Samuel yang galak.

"Udah." Jawab Samuel sembari menepuk pelan punggung tangan Jihan yang ada diatas pahanya. Membuat otak Jihan lagi lagi blank.

Samuel menyingkirkan tangan Jihan pelan lalu berdiri dari duduknya.

Jihan yang melihat itu lantas memasang wajah cemberut. Samuel benar-benar irit bicara, padahal orang itu bukan tipikal cowok Cold namun lebih tepatnya cowok galak. Yang dimana saat ia berkata akan membuat hatimu sakit.

"Thanks. Gue gatau kakak bisa ngobatin luka." Ucap Jihan tulus sembari memperhatikan telapak tangan dan lututnya yang sudah diberi penanganan dengan rapi.

Samuel terkekeh sarkas, "Orang mana yang gabisa ngobatin luka ringan gitu emangnya?"

Apa Jihan bilang? Mana ada cowok Cold ala ala most wanted mulutnya seperti netizen. Samuel itu pedas omongannya, bukan dingin.

Apa kabar hati Jihan? Baik. Benar-benar tertohok atas ucapan Samuel yang secara tak langsung menyindir dirinya.

Jihan pun memutuskan untuk diam-diam mengambil langkah panjang untuk keluar dari UKS yang tiba-tiba berhawa negative tersebut saat ia tahu Samuel tengah fokus menata Obat-obatan.

"Heh!" Panggil Samuel tanpa menoleh. Sepertinya Jihan ketahuan.

Cewek bersurai coklat muda itupun mematung ditempat sembari memukul dahinya pelan, ia ketahuan.

"Anu... gue mau ke Kelas. Ada pelajaran Bahasa Inggris, takut ketinggalan mata pelajaran." Alibi Jihan.

Samuel duduk diatas Ranjang sambil terus memperhatikan Jihan.

"Pertama, sekarang kamu pelajaran lintas minat Sejarah. Kedua, kamu harusnya sudah tau kalau sekolah ini mengalami keterlambatan mata pelajaran karena banyaknya event. Justru sekolah lamamu lebih dulu selesai materi. Sudah dijelaskan bukan?" Jelas Samuel panjang lebar yang membuat Jihan ingin membuang mukanya saja.

Bisa-bisanya otak minimalisnya ini tak meneliti jadwal pelajaran terlebih dahulu.

Ya maap, batin Jihan. Tak mampu mengucap akibat kharisma Samuel begitu mendominasi.

"Sesuai peraturan, kamu istirahat disini sampai jam pulang tiba. Jika tidak kuat bisa manggil dokter, Ini nomornya. Saya tinggal." Hanya itu yang Samuel katakan sebelum sosok rupawan itu menghilang diantara dua daun pintu UKS.

Jihan tak punya kuasa. Ia mencoba menerima perlakuan ajaib sekolah barunya ini. Dan semakin difikir semakin Jihan frustasi sampai akhirnya Jihan terlelap.

***

Tok tok tok.

"Permisi Bu." Ucap Samuel sopan sembari membungkukkan badannya dihadapan guru yang mengajar.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang