LIMERENCE_EIGHTEEN

138 50 8
                                    

LIMERENCE |eighteen|

--18. Akibat--

"Lo yang sok asik gue yang dibully."

NOW PLAYING | I Promise You - Wanna One

***

Pagi ini Jihan berangkat sendirian dengan menggunakan Ojek Online. Erick sedang tak dirumah karena mengikuti Kemah Karya Tulis Ilmiah di bogor, sementara Ayahnya... Jihan tak tau, semenjak pertengkarannya tempo hari Ayahnya semakin jarang pulang dan jikalau pulang pun langsung masuk kedalam kamarnya tanpa menyapa Jihan.

Perang dingin.

Jihan tak terlalu peduli, toh Ayahnya dari dulu memang seperti itu. Sejak Bundanya tiada Sang Ayah seakan mencari pelarian dari rasa keterpurukannya. Sangat tidak gentle, meninggalkan anak-anaknya demi membohongi diri sendiri.

Pagi ini juga masih sama,

Saat ia memasuki pagar SMA Erlangga ia kembali menjadi bahan bullyan anak-anak SMA itu, terbukti dengan geng Lastri yang menyenggolnya hingga terjatuh ditanah tanpa berniat menolong, hanya tertawa puas melihat seragam putih Jihan menjadi berdebu.

Jihan tak meringis, ia hanya berdiri dari jatuhnya dan menuju kelasnya. Tanpa memperhatikan tatapan menghujat yang diberikan hampir seluruh Siswi SMA Erlangga.

Jelas mereka sudah menonton Cover lagunya dan Samuel sejak tadi malam. Lagunya booming hingga mencapai seratus ribu tayangan dan mendapat ratusan komentar.

Sudah Jihan tebak memilih lagu "Lathi" akan menjadi buah bibir netizen, karena jujur lagu itu sangat keren dan berbeda dari lagu lainnya. Terlebih ketika bagian bahasa jawa, Jihan pun merinding saat menyanyikannya.

"Cover lo bagus, gila bisa sampai 100k viewers!"

Seorang Cewek menyapanya dengan senyuman. Jihan tertegun saat menyadari bahwa seseorang menyapanya, bukan menindasnya.

"O-oh, thanks." Jawab Jihan tergagap. Ini percakapan pertamanya dengan Siswi Erlangga selain geng Lastri dan Kakak Kelas yang di Kantin tempo hari. Dan Cewek ini samasekali tak berniat menindasnya.

"Kalo lo mikir gue bakal nindas lo, lo salah besar. Kenalin, Diva." Ujar Cewek itu sembari mengulurkan tangannya.

Jihan memperhatikan sekelilingnya, "Lo bakal dijauhin." Ucap Jihan.

Lalu Diva tertawa, "Disekolah ini gue rasa ga ada yang namanya pertemanan. Mereka hanya mencari relasi bisnis dan bersaing. Berteman pun karena ada maunya."

"Jadi lo ada maunya berteman sama gue?"

"Iya."

Frontal banget dong, batin jihan was-was.

"Mau Lo ga ditindas lagi. Bisa?"

Senbenarnya Jihan tahu bahwa Diva tulus mengatakan itu. Namun entah mengapa Jihan menjadi takut dengan keadaannya, takut akan ditusuk dari belakang.

Diva menarik kembali tangannya, "its okay. Pasti lo masih takut."

"Gue mau ke WC dulu, permisi."

***

"Siram lagi!"

Byur!

Lalu suara tawa bersahut sahutan mengisi toilet perempuan gedung XI MIPA, bersamaan dengan terguyurnya perempuan berambut coklat gelap itu dengan air kotor bekas pel-pelan.

"Makanya jangan ganjen." Ujar Lastri dengan angkuhnya sambil bersedekap dada.

Teman temannya mengangguk, "Sok ngedeketin Kak Revan. Iyuh banget, sudah ngerasa cantik lo?"

Sementara Cewek yang menjadi korban pembullyan itu hanya menatap mereka dengan penuh dendam.

"Sok tau." Ujar Cewek itu dengan penekanan ditiap katanya.

"Lo cuma anak baru. Miskin. Gapunya kuasa di sekolah ini. Mending minggat aja sampah kayak lo!" Maki Yola, teman Lastri yang dandanannya lebih menor dibandingkan Lastri. Mengingatkannya kepada Tante Amora, kekasih Sang Ayah.

"Lo anaknya Amora?"

Seketika Yola diam saat nama Mamanya disebut tanpa embel-embel Tante oleh Jihan. Lancang sekali.

"Darimana lo tau?!"

Ternyata tebakan Jihan benar, pantas saja sifat mereka sama.

"Cuma nebak."

"Lo jangan belagu ya, pake Cover lagu segala sama Samuel! Suara lo itu kayak burung beo!" Maki Lastri.

Jihan diam memandangi Lastri. Sangat belagu menurutnya, padahal segala kekayaan yang ia  nikmati adalah harta Orang Tuanya.

"Kenapa baru sadar?!"

"Gue bisa aja ngehate lo lewat Social Media gue, karena gue lebih famous daripada lo."

"Tapi gue sadar, gue akan kalah kalo sampe Orangtua lo yang alay itu bawa gue ke  pengadilan atas pencemaran nama baik." Lanjut Jihan.

"Akhirnya lo sadar."

"Jadi jangan salahin gue kalo ngelakuin ini."

Lantas kaki Jihan mengudara sedetik setelah ia bangun dari duduknya, menendang Lastri hingga termundur ke belakang dan menjambak rambut Yola. Sementara untuk satu temannya yang lain hanya Jihan dorong hingga membentur Kaca.

"Bullyan mulut masih gue terima. Tapi untuk bullyan fisik gue ga akan terima."

"Ayah gue sekalipun gapernah nyentuh kepala gue. Dan lo pada yang ga punya ikatan keluarga sama gue  berani nyentuh?"

"Goblok!" Teriak Jihan dengan wajah tegasnya.

Lalu Perempuan itu membuka pintu toilet. Bersamaan dengan munculnya Samuel. Biang dari semua masalah yang ia alami.

Jihan menatap Samuel dengan tatapan nyalang, "Lo yang sok asik gue yang dibully." Jihan berucap sinis lalu melewati Samuel yang masih fokus melihat situasi. Dimana Lastri dan teman-temannya sedang menahan rasa sakit.

Jujur saja mereka lebay, terutama Lastri. Bahkan Jihan tak mengenai uluh hatinya namun Cewek itu berlagak seperti Jihan telah memotong usus halusnya.

Benar benar dramaqueen.

"Jihan!"

Itu suara Samuel.

Jihan berbalik dengan tatapan tajam. Percuma ia memiliki pacar bohongan kalau disaat saat seperti ini ia harus membela dirinya sendiri. Pengecut.

Bagaimana bisa ia akan bertahan di sekolah ini kalau tamengnya sangat lembek seperti Samuel? Sepertinya Jihan memang ditakdirkan untuk pindah ke SMA Nusantara.

Cih, kalau bukan karena Revan. Ia akan senang hati pindah dari sekolah bobrok attitude ini.

Tanpa disangka-sangka Samuel menarik tangannya dengan kasar dan membawanya pergi.

Jihan tak memberontak, ia hanya mengikuti Samuel dengan keadaan menggigil akibat sekujur tubuhnya yang basah kuyup dan beraroma tak sedap.

***

800kata dulu.

VOTE DAN COMMENT YAA-♡

Note : gapapa. Ocha pacar Kyungsoo.

LimerenceWhere stories live. Discover now