LIMERENCE_SEVENTEEN

118 43 17
                                    

LIMERENCE |seventeen|

--17. She's so cute--

"Lu beneran homo?"

NOW PLAYING | Always - WannaOne

***

Samuel tengah sibuk berkutat dengan berbagai macam peralatan masak di dapur. Mulai dari mengiris, memotong, menumis, memanggang, merebus, dan menggrill.

Haha, berlebihan. Samuel hanya sedang memasak samyang instan tak lebih.

Dengan teliti Cowok itu membaca urutan memasak makanan Korea itu sambil berkacak pinggang, kelihatannya sangat mudah, namun kenapa saat ia mengaplikasikannya tangannya harus sampai ketumpahan air panas? Ia rasa dirinya memang tak berbakat menjadi chef.

Mengapa Samuel tiba-tiba memasak? Kerasukan?

Jawabannya adalah sebagai sogokan agar Jihan mau datang kemari. Setelah chat mereka usai di via WhatsApp, Gadis itu tiba-tiba menelponnya dan mengadu bahwa ia belum makan dan tak ada orang dirumah, ingin delivery pun ia malas.

Karena Samuel adalah rakyat indonesia yang selalu menerapkan sila pancasila yaitu berperikemanusiaan, maka Samuel memasakkan Jihan Samyang kesukaan gadis itu, juga kesukaannya.

Samuel kembali menyalakan kompor untuk merebus panci berisi air, lalu telepon genggamnya berbunyi,

Pasti Jihan.

Samuel mengangkat Telepon itu, namun hanya diam, menunggu orang diseberang sana memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Papa kangen lo."

Kala suara itu menyapa rungunya, ia pun lantas kembali meneliti nomor tersebut. Nomor tak dikenal.

"Siapa?"

"Papa kangen lo. Apa ga cukup? Beliau sakit Nan."

Lalu Samuel mematikan kompor dan bersedekap dada, "lucu."

"Gue ga ngelawak!"

"Ayah gue udah meninggal, 2 tahun yang lalu. Jadi lo nyebut Papanya siapa, heh?"

"Keterlaluan lo."

"Ini nomor kelima yang gue block."

Setelah itu Samuel mematikan sambungan dan lantas memblokir nomor tersebut.

Matanya memanas seketika. Lalu kristal bening itu turun perlahan, menyentuh pipinya dengan kurang ajar.

Ia membenci dunia.

Prang!

Itu tangan Samuel. Yang melempar panci berisi air mendidih hingga terjatuh ke lantai, mengenai Kaki telanjangnya hingga ia merasa perih.

Ia tak menghindar. Hanya diam ditempat merasakan panas itu menjalar di Kakinya.

Hatinyalah yang terbakar. Bukan Kakinya.

"Kak Samuel?!"

***

Jihan dengan hati-hati mengoleskan salep ke jari tangan dan kaki Samuel yang memerah. Bahkan ada yang menjadi luka melepuh.

Sesekali Jihan meringis karena melihat Samuel yang sama sekali tak bersuara walaupun Jihan tak sengaja menekan lukanya. Sangat menakutkan.

Ya, semenjak Samuel dan Revan membalut lukanya saat itu Jihan menjadi sering menonton tutorial menyembuhkan luka di YouTube. Ia jadi tertantang untuk menjadi dokter atau perawat dikemudian hari.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang