🍒#14. Don't leave me

4.6K 563 21
                                    

"Dia terluka parah, siapkan ruangan operasi sekarang juga!" Perintah Dokter Lee Hana.

Ambulance yang mengangkut Rosé baru saja tiba di rumah sakit. Salah seorang perawat juga sudah mengumpulkan beberapa barang Rosé, seperti ponsel dan dompet.

"Dia korban kecelakaan. Pelakunya tidak sadarkan diri. Ambulans yang satunya akan tiba lima menit lagi. Kalian semua bersiap lah menunggu di luar." Ucap Dr. Hana seraya ikut mendorong brankar Rosé memasuki ruangan operasi.

Operasi itu hampir berjalan empat Jam. Seo-joon, Jiwon, Wendy dan Chanyeol sudah menunggu dengan was-was di luar.

"Selamat malam semuanya. Apa kalian keluarga dari Nona Park?" Tanya Dr. Hana.

"Iya, Dokter. Bagaimana keadaan putri saya?" Tanya Seo-joon.

"Beliau mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Dan itu mengakibatkan otaknya mengalami pendarahan hebat. Sejauh ini kondisinya belum bisa di bilang baik. Selain itu dia juga akan koma dalam waktu yang tidak bisa kami tentukan."

Seketika Jiwon pingsan mendengar keterangan dari Dokter tersebut.

"SUSTER! SUSTER! tolong bawa ibu ini ke ruangan saya!"

Mendengar perintah dari Dokter itu, beberapa orang suster termasuk Wendy, pergi membawa Jiwon ke dalam ruangan Dokter Hana.

"Tapi adik saya bisa selamat kan, Dok?" Tanya Chanyeol.

"Biasanya di kasus seperti ini banyak yang tidak selamat, Tuan."

Rasanya lutut Seo-joon melemas. Air matanya jatuh berderai mendengar Dokter Hana berkata seperti itu.

"Tuan Park," lirih Hana sembari menepuk pelan bahu Seo-joon. "Putri anda bisa saja selamat. Masih ada kemungkinan walaupun kecil. Kami sudah melakukan yang terbaik demi kesembuhan nya."

"Tapi keadaannya sangat parah, Dok." lirih Seo-joon sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Chanyeol lalu datang dan memeluk erat ayahnya.

"Dia adek aku, Pa. Dia pasti kuat." Ucap Chanyeol sembari mengelus pelan punggung Seo-joon.

°°°

Jaehyun POV

Malem ini gue lagi makan diluar sama kedua orang tua gue. Tumben banget kan? Iya, soalnya Mama gue baru aja buka restoran baru di Busan. Jadi makan malam kali ini bisa dibilang sebagai pesta kecil-kecilan.

"Jae, gimana hubungan kamu sama Rosé?" Tanya Mama.

"Ya gitu,"

"Gitu apa nya? Udah pacaran belum?" Tanya Papa ikut rempong.

"Hm, belum sih."Jawab gue yang langsung dapet tabokan dari Mama.

"Ih sakit tau, Ma!" Lirih gue sambil megang bahu.

Mama langsung melipat tangan di dada seraya menghadap ke arah gue."Kenapa belum pacaran? Kamu itu sebenernya suka gak sih sama Rosé?!" Tanya nya emosi.

"Suka."

"Terus kenapa sampe sekarang belum jadian juga?" Tanya nya lagi.

"Ah, gak tau lah, Ma. Lagian kenapa jadi bahas ini sih?!" Ucap gue kesel.

"Jaehyun sayang, Papa sama Mama udah kasih kalian kemudahan biar kalian bisa ngebangun yang namanya cinta lewat kebersamaan. Karna itu Papa sama Mama gak langsung nikahin kalian. Mama mau kalian saling mengenal dulu, pacaran dulu, dan setelah itu baru nikah kalo emang kalian sama-sama mau. Biar nanti pernikahan kalian gak ber-unsur keterpaksaan." Jelas Mama gue panjang lebar.

"Tuh dengerin mama cantik kamu ngomong. Yang namanya kepaksa itu gak baik, Jae. Kamu kalo ada perasaan, nyatain langsung ke dia. Masa dia duluan yang nyatain ke kamu." Sambung Papa.

Soal perjodohan ini, udah gue tau sejak gue pulang dari Namsan Tower malam itu. Gue pulang agak larut malam. Waktu itu Mama nanyain gue dari mana, sama siapa, abis ngapain. Ya gue jelasin lah gue pergi sama Rosé jalan-jalan.

Karna Mama tau nya gue pacaran sama Evelyn, dia jadi heran. Terus maksa gue buat nunjukin foto Rosé. Dan di saat itulah dia bilang ke gue kalo Papa pengen ngejodohin gue dengan anak keluarga Park yang tak lain dan tak bukan adalah si cerewet dan nyebelin, Roséanne Park.

Awalnya gue misuh-misuh gak jelas. Gak terima banget gue di jodohin apalagi sama Rosé. Tapi makin hari gue makin nempel ke dia. Hampir tiap hari gue dan dia keluar bareng.

Dan gak lama setelah itu gue ngerasa kalo gue udah jatuh hati sama dia. Gue mulai menyukai hal sekecil apapun yang berkaitan sama dia.

Tapi gue gak pernah sekalipun menunjukkan atau mengutarakan perasaan gue. Ada tiga faktor yang bikin gue ragu. Pertama, dia bakalan ngeledek gue abis-abisan. Kedua, dia pasti ngira gue becanda sambil lemparin gue pake sendal. Dan ketiga, dia bakalan nolak gue, di hari gue menyatakan cinta sama dia.

Jadi lebih baik, gue diem aja dengan segala perasaan ini. Kalo nanti gue punya kesempatan untuk confess, ya gue akan bilang apa yang gue rasain selama ini sama dia.

"Iya nanti Jaehyun bilang." Jawab gue.

"Nah, gitu dong. Jangan nge baperin aja bisa nya." Sahut Papa.

"Oh ya, kalo bisa nikah, langsung nikah aja. Jangan di tunda lama-lama. Mama udah gak sabar pengen liat keturunan kamu sama dia. Bapaknya ganteng, emaknya cantik, anaknya pasti very very amazing."

Gue cuman bisa menghela nafas dengerin Mama ngomong gitu. Beberapa detik kemudian ponsel gue bunyi. Ternyata ada telpon masuk dari Bang Chanyeol.

"Hallo bang?"

"Lo sekarang dimana?" Tanya nya. Suara dia serak banget kek orang abis nangis.

"Diluar bang. Ada apa ya?"

"Rose kecelakaan."

Gue reflek berdiri sambil berteriak, "APA?!"

"Dia baru aja selesai di operasi. Sekarang dia dalam keadaan koma. Cepetan ke sini, Jaehyun. Gue bakalan kirim alamat rumah sakitnya sama lo." Jelasnya sambil mematikan sambungan ponselnya.

"Ma? Pa? Jaehyun pergi dulu ke rumah sakit ya? Rosé kecelakaan." Ucap gue panik.

"Papa Mama mau ikut." Jawab Mama gue sembari berdiri mengenakan sling bag nya.

Akhirnya gue dan kedua orang tua gue pergi ke rumah sakit. Dalam perjalanan gue gak bisa nahan tangis lagi. Rasanya gue bener-bener takut dan khawatir. Berbagai pikiran buruk mulai menggerayangi kepala gue. Padahal baru tadi siang gue jalan bareng sama dia, dan sekarang dia udah terbaring di rumah sakit aja. Walaupun tiap ketemu gue sama dia selalu berantem memperdebatkan hal gak penting, tapi gue bener-bener sedih pas tau keadaan dia kayak gini.

Gue mulai menyesali kebodohan gue yang gak pernah mau mencoba untuk mengungkapkan perasaan ya udah lama berkecamuk. Sekarang dipikiran gue cuman satu. Gimana kalo seandainya dia pergi sebelum dia tau kalau gue sayang sama dia? Andai itu bener-bener terjadi, mungkin gue akan jauh lebih hancur daripada saat gue kehilangan Evelyn.

Sekarang Mama berusaha buat nenangin gue. Dari tadi dia gak berhenti-henti nya meluk dan ngusap punggung gue.

"Gimana keadaan Rosé sekarang, Bang?" Tanya gue ke Bang Chanyeol.

"Kayak yang gue bilang sama lo di telpon tadi. Dia koma. Dan kondisinya semakin memburuk." Ucapnya yang berhasil membuat gue mematung di tempat.

Lo tau kan gimana orang koma? Nyawa dia itu antara hidup dan mati. Kebayang gak kalau seandainya orang yang lo sayang dalam keadaan kayak gitu?

Gimana perasaan lo?

Hancur kan?

Seperti itu lah perasaan gue sekarang.

TRUE LOVE || JAEROSÉ ✓ Where stories live. Discover now