29- Toko buku, hujan, dan wajahnya.

638 51 35
                                    

"Dari tadi itu, sebenarnya gue pengin banget nanya sama lo, Sil!" semangat Naira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari tadi itu, sebenarnya gue pengin banget nanya sama lo, Sil!" semangat Naira.

Silya mengernyit bingung, dan langsung menoleh. "Nanya apa?".

Langkah ketiga manusia itu terhenti.

"Tadi pagi, kenapa tiba-tiba tangan lo ditarik-tarik gitu sama Ezra?" tanya Naira bingung.

Silya terdiam, ia sendiri bahkan tak mengerti mengapa Ezra melakukan nya. "Ntahlah, gue sendiri juga bingung," jelas Silya.

"Tapi, emang lo berdua lihat?" tanya Silya.

"Lihat, kita di belakang lo," jawab Raya.

"Dia suka sama lo sepertinya," saut Raya. Sembari mengunyah snack yang ia pegang ditangannya.

Silya menoleh dengan cepat ke arah Raya, begitu juga dengan Naira. "Nggak mungkin!" ujar Silya dengan cepat. Dan melanjutkan langkahnya kembali.

Raya mengelak, "Ets! Di dunia ini, hal yang menurut kita nggak mungkin, bisa saja menjadi mungkin," ujar Raya kembali.

"Lo tau kan, Ezra itu gimana? Dingin! Cuek! Sifat nya aja suka berubah-ubah gitu. Dia itu cowok gila yang benar benar aneh!!" tajam Silya. Dan mempercepat sedikit langkahnya. Raya dan Naira hanya mengedikan bahu dan bingung, lalu menyusul langkah Silya, lalu mensejajarkan langkah mereka kembali. "Jangan terlalu terobsesi sama rasa benci lo itu, Silya,"ujar Raya. Dan menahan tawanya

Silya hanya menggeleng tak peduli. Dan menghela berat.

Mereka bertiga akhirnya menjadi hening kembali. Raya menahan rasa tawanya karena melihat raut wajah Silya yang sangat tak meng-enakan itu. Mereka berjalan ke arah parkiran motor, "Gue nggak bawa motor, jadi, gue langsung ke gerbang ya, tunggu angkot," ujar Silya saat mereka sampai di tempat parkiran.

Naira dan Raya menoleh, "Motor lo kemana? "tanya Naira.

"Masih mogok, sepertinya harus ganti,di lem biru,"celoteh Silya.

"Lagian suka banget sama motor klasik lo itu! Buluk banget padahal!" ujar Raya, disambut dengan tawa nya yang renyah.

"Motor itu peninggalan Almarhum ayah gue! Ya wajarlah gue suka banget sama itu motor! Mulai sekarang Ra, lo kalau berargumen dipikir dulu mateng mateng!" ujar Silya tak terima. Dan lantas pergi. Ia merasa tak enak hati mendengar ocehan Raya. Ia seenaknya saja.

Raya terdiam melihat kepergian Silya,ia menundukkan kepalanya. "Yah, gue salah ngomong ya, Nai?" tanya Raya. Menoleh ke arah Naira, yang sudah menaiki motornya.

Naira menghentikan motornya didepan Raya. "Salah banget! Lo kan nggak merasakan apa yang Silya rasakan. Jadi harusnya lo nggak bicara seperti itu. Padahal lo tau motor klasik milik Silya itu, peninggalan almarhum ayah dia," terang Naira.

"Iyah sih ... Ya kan gue nggak bermaksud kesana. Niatnya cuma bercanda," sesal Raya. Dan menundukkan kepalanya lagi.

Naira hanya bergeming,"Sudah, nanti besok atau ditelepon, minta maaf aja. Gue balik ya?" ujar Naira. Dan melajukan motornya. Raya hanya mengangguk. Dan mengambil motor milik nya. Dan bergegas pulang ke rumah.

Z A A  &  L Y A (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang