Extra Part + Trailler

847 24 6
                                    

Halooooo..
Apa kabar pembaca "Zaa & Lya"?
Semoga sehat selalu ya. Ingat pesan ibu ya, jangan sampai lupa!!
Cerita ini sempat kosong bgt ya? Hehe maafkan author ini ya. Sekarang aku kembali, membawa EXTRA PART untuk kalian, dan juga TRAILLER nya, hehe. Maaf banyak kekurangannya ya...

Silahkan di tonton Traillernya.. Insha Allah extra partnya aku tambah lagi. See you next time for the last extra part!!!

Happy Reading❤❤❤

*
*
*
Sapa bintang kecil itu ya, xixi:v

"Ada yang liat Lya?"

Ezra sudah mencari Silya ke sudut ruangan dan teras di rumah Kincir Angin milik Papa Ezra. Tengah ada acara kecil-kecilan di sana. Hanya syukuran biasa karena rumah Kincir Angin sudah berdiri lebih dari lima tahun dan menampung banyak anak penyandang disabilitas.

Ada Aldo, Naira, dan juga Raya di sana. Mereka ikut membantu. Apalagi Ezra ingin sekali acara itu biasa membuat anak penyandang disabilitas bisa tersenyum dan tertawa dan menikmati acara. Yang datang pun hanya warga sekitar yang tinggalnya tidak jauh dari rumah kincir angin.

Naira membantu Aldo menggelarkan karpet dan merapikannya. Ezra menghampiri keduanya karena ia tak menemukan Silya dimana pun. Ketahuilah, Ezra sangat khawatir. Mungkin trauma karena sudah berpisah dengan Silya selama satu tahun.

Naira menoleh, "Gue nggak lihat Silya dari tadi, Zaa," balas Naira.

"Lo liat nggak, Do?"

"Nggak, Zaa. Kalau lihat juga pasti gue kasih tahu lo. Lo khawatir banget ya?"

Plak!

Naira tak segan untuk menoyor kepala Ezra sakaligus memukulnya. Ezra tidak akan menanyakan. Silya jika ia tidak khawatir. Naira masih sama. Sadis dan tidak mengenal siapa yang berhadapan dengannya.

"Begok banget lo, Do!" kesal Naira.

Aldo sedikit meringis, "Sakit anjim!"

"Lebay lo!"

"Salah gue apaan?" sewot Aldo.

Naira tersenyum sinis, "Banyak! Segunung! Selautan! Sesamudra! Jadi nggak usah nanya salah lo apa! Saking banyaknya, gue nggak bisa sebut!"

"Resek lo, Nai!" tukas Aldo.

"Nggak kelar gue nanya sama kalian. Dari dulu kalau nggak perang mulut ya ribut!" cibir Ezra lalu pergi.

"Lu sih!" tukas Naira mengarah ke Aldo. Padahal dirinya juga salah. Seharusnya tidak perlu bertengkar. Tidak enak juga banyak anak kecil yang melihat.

Aldo melotot, "Gue iya gue!" pasrahnya.

Ezra terus mencari Silya. Tapi tidak ketemu. Seorang Ezra tak mungkin menyerah bukan? Sampai akhirnya ia tiba di sebuah pohon rindang di ujung teras rumah kincir angin.

Ezra tersenyum semringah ketika melihat ada Silya yang sedang duduk di bangku putih panjang itu. Sebuah tempat dimana ia berfoto dengan Silya dan terlihat canggung di foto itu. Ezra tersenyum mengingat kejadian itu.

Perlahan Ezra berjalan menghampiri Silya. Silya sedang menatap ke arah bunga yang mekar hanya di sore hari. Bunga itu tadinya tidak ada, Ezra sendiri bingung saat melihatnya.

Silya menoleh, Ezra duduk di sampingnya. Silya memberikan ruang agar Ezra bisa senyaman mungkin.

Ezra menatap Silya, "Dari tadi aku cariin kamu, Lya," ucap Ezra.

Z A A  &  L Y A (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang